Kontrak

2 0 0
                                    

Max menarik lengan Donna ke keluar Ballroom, lebih tepatnya ke bagian samping gedung itu, disana ada taman dan kolam renang yang cukup luas dan relatif sepi dibandingkan didalam yang penuh sesak.

Saat dirasa areanya pas, Max melepaskan tangan Donna lalu menatapnya. Tangan pria itu dilipat didepan dada bidangnya dan memperlihatkan otot dibalik pakaiannya.

Tak seperti binaragawan yang mempunyai otot sangat besar, Max tidak seperti itu, tapi cukup membuat orang seperti Donna penasaran, apakah ada 'roti sobek' diperut Max? Pikir otak cantik Donna yang malah tidak fokus

Max mempunyai badan yang bagus, tinggi badan bak model dengan kaki yang jenjang, wajah tampan (of course!), pinggang yang ramping, dan seperti pria yang kurus kalau kalian lihat sekilas, tapi jangan salah saat kamu melihat ototnya, kau akan lupa daratan! Ya, cukup dasyat efeknya bukan. Penasaran kan?

" Sudah melamunnya Nona manis? " sindir Max

"Eh.. Iya Pak Max, maaf... " Donna yang sadar buru-buru minta maaf dan menunduk

" Tuh udah lupa kan? Sejak kapan gue dipanggil Bapak saat situasi begini? Loe lupa peraturannya? "

" Disaat berdua, dilarang panggil bapak, hanya nama aja" jawab Donna lesu

" Terus? Loe pikir gue udah tua gitu? "

" Iya... " ucap keki Donna dalam hati, tapi toh dia malah menggelengkan kepalanya dan masih saja menunduk

" kalo jawab itu pake suara bukan cuma geleng-geleng aja "

" Engga.. Belum tua... " ucap Donna singkat

Max yang cukup kesal dengan sikap Donna, memegang pundaknya lalu mendekat dan menarik dagu Donna keatas.

" Dan kalo bicara sama gue itu harus liat muka gue, paham? " ucap Max lalu melepaskan Donna

Donna yang otaknya masih belum sinkron hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Donna yang tadi melihat keatas kearah Max yang notabene jauh lebih tinggi dibadingkan dirinya.  Lalu tersadar dan mundur selangkah dari hadapan Max. Dia agak kikuk dengan suasana seperti ini, ditambah otak dan hatinya yang tidak connect. Pasti gara-gara pesta tadi, pikir Donna.

Tidak, Donna tidak mabuk, bahkan dia belum makan atau minum apapun disana. Kalaupun ada minuman, Donna anti minum minuman beralkohol. Pasti karena tadi dia bernyanyi dan menari tuh, pikir Donna lagi

" Jadi sekarang udah inget tugas loe.. Hmm? Atau masih lupa? Mau gue ingetin? " Max buka suara kembali

Donna menarik nafas sebentar " Iya pak, eh Max udah inget. Jadi asisten pribadi dan sekarang tugasnya menemani untuk pesta, jadi kalo ada apa-apa bisa cepet, betulkan? " akhirnya Donna bicara dan sekarang menatap Max

Max menganggukan kepala dan saat ingin bicara kembali, keburu dipotong oleh Donna

" Dan saya juga inget kok perjanjian kita " lalu Donna menatap kedua mata biru Max

Saat melihat kedua mata Max, ada hal yang tidak bisa Donna baca dari panca indra warna turquoise itu. Entahlah, seperti familiar tapi ia tak tau apa arti tatapan itu.

" Alright " Akhirnya dijawab Max singkat

Lalu keduanya terdiam.


Dan saat hening seperti ini Donna seakan ditarik kembali mengingat kejadian seminggu yang lalu, saat ia menggantikan Lisa. Lalu berbicara dengan Bono dan berniat pulang.

Saat ingin membantu kekacauan yang dia perbuat dengan kari sebelumnya tapi ternyata sudah dibereskan oleh rekan-rekan yang lain. Akhirnya iya jadi berpamitan dan minta maaf karena telah merepotkan yang lainnya dan rekan-rekannya mengerti dan malah ada juga yang memberi jempol plus berceloteh bahwa tadi pertunjukan yang bagus karena bisa mengusir sebentar si Bambang yang cukup merepotkan semua orang karena sikapnya, teriak salah seorang rekannya.

You Are MineWhere stories live. Discover now