Chapter Two: The Rejected

14.8K 1.1K 56
                                    

"Lihatlah dia. Di usia nya yang sekarang, dia masih belum bisa berganti shift."

"Ya, sangat lemah. Aku bahkan merasa aneh jika dia bisa berada di pack ini."

"Ku dengar, dia seorang penjilat, mungkin itu alasan kenapa dia bisa tinggal di pack ini."

"Bukan hanya itu, katanya Tuan Abraham dan Nyonya Jane meninggal karena ulahnya"

"Ohh ya?? Mengapa orang seperti dia masih dibiarkan tinggal disini sih?? Bukannya lebih baik dia diusir."

Alice hanya menunduk diam saat mendengar orang orang yang membicarakannya secara terang terangan.

Seharusnya ini hari yang menyenangkan untuknya, karena hanya untuk hari ini dia diliburkan dari semua tugasnya.

Ayolah, biarpun ini hanya hari ini setidaknya dia bisa keluar dari rumah kan??

Alice tertawa getir, mengingat jika kata 'rumah' tampaknya tidak pas dengan kondisinya.

Ralat, sangat sangat tidak pas.

Brukk

"Hei bodoh, perhatikan langkahmu. Tidak punya mata ya?" suara seseorang yang membuat Alice seketika ingin menghujat dirinya sendiri yang sempat sempatnya melamun saat berjalan.

"Maafkan saya." ucap Alice sambil menunduk dalam dalam dan segera pergi menuju tempat yang ingin di kunjungi nya.

Abraham dan Jane, nama itu masuk kedalam pikirannya.

Nama orang yang dia sayangi.

Nama yang akan selalu Alice ingat sampai kapanpun.

Nama orangtua nya.

Alice menunduk dan  menggosok matanya saat dirasa air mata yang sedaritadi dia tahan akan segera jatuh.

"Tidak. Kau harus kuat Alice, ada saatnya kebahagiaan akan datang kepadamu. Sampai saat itu tiba, kita akan baik baik saja" gumam Alice sambil tersenyum dan memperbaiki tudung merah yang dipakainya.

Alice pun segera mempercepat langkahnya yang mengarah menuju ke jantung hutan tempat dia menghabiskan waktu dulu.

Alice tersenyum saat melihat rumah pohon yang masih kokoh tidak termakan usia. Dan dengan segera, Alice memasuki rumah pohon tersebut.

Dalam ingatannya, dia melihat dirinya sendiri beserta Mom dan Dad nya sedang bermain di dalam rumah pohon tersebut.

Flashback

"Dad, lihat! Aku berhasil membuat flower crown!" ujar Alice kecil sambil menunjukan flower crown yang dibuatnya

"Wahh, coba Dad lihat. Kau membuatnya sendiri??" kata sang ayah sambil tersenyum menatap putrinya

The Rejected (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang