7. Mixed

1.1K 161 28
                                    

Thalia melakukan tugasnya dengan baik. Pagi ini ia sudah berpakaian rapi dan menunggu Elois bangun dari mimpi indahnya. Ibunya, Isaura, sudah memberitahukan hal-hal apa saja yang biasa dilakukan di hotel salah satunya adalah hidup bak orang kaya. Serba dilayani. Padahal ia sudah membayangkan akan menyombongkan diri dengan masakkannya. Sayangnya, hal itu tidak diperlukan di sini.

Makanan dari restoran hotel bintang lima jelas bukan tandingannya. Jika ia melakukannya, mungkin Thalia merasa bahwa dirinya sudah gila karena meremehkan kemampuan koki kelas dunia.

"Kehidupan orang kaya memang sangat berbeda," ucapnya pelan sambil tersenyum kagum sebelum akhirnya ia mendengar suara pintu yang terbuka.

Elois keluar dengan celana jeans hitam dan kemeja hitam dengan rambut yang disisir rapi sedikit ke belakang meski beberapa helaian tetap jatuh di dahinya. Seperti biasa, Elois selalu terlihat menawan.

"Kenapa tidak turun duluan?" Tanya Elois sambil menutup pintu di belakangnya.

"Rasanya akan sangat canggung kalau aku makan sendirian," jawab Thalia, meski alasan yang sesungguhnya adalah ia masih ragu apakah ia benar-benar dapat mengingat dimana letak restoran hotel.

Elois tidak memberikan komentar apapun, ia pun beranjak dari kamar itu, disusul oleh Thalia dengan gerakan kaku yang sedikit takut-takut.

Keduanya melangkahkan kaki beriringan. Elois di depan, Thalia di belakang. Bahkan ketika mereka memasuki lift, Thalia yang masuk belakangan. Paras keduanya tentu mengundang perhatian. Thalia yang cantik dan mirip bintang hollywood ternama serta wajah Elois Lynford yang dapat dengan mudah ditemui dalam majalah bisnis.

"Oh? Elois Lynford?" Sapa salah satu pengguna lift, seorang lelaki paruh baya dengan setelan hawaian.

"Ah iya, benar." Jawab Elois ramah meski ia jelas tidak dapat mengenali sosok di hadapannya saat ini.

"Aku adalah Roberto Gill. Kalau kau lupa, aku pernah diundang dalam peresmian hotel baru milik jaringan Lexus yang didirikan oleh Lynford Building."

Sekarang Elois tahu, ia adalah pria paruh baya tambun yang senang sekali berkelakar sampai membuat Paman Tristan Sebastian mengeluh seharian esok harinya.

"Senang bertemu dengan Anda lagi, Mr. Gill."

Kali ini Elois mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan pria paruh baya tersebut yang kemudian menyadari bahwa ada wanita di salah satu sudut terdekat Elois sedang memandang dirinya serta Elois dengan cermat.

Menyadari hal tersebut, Elois pun berinisiatif memperkenalkan Thalia padanya.

"Thalia, sekretaris pribadiku."

"Oh! Kukira kekasih. Untung saja aku belum memberikan ucapan selamat. Namun kuharap kau menemukan satu. Usia Max jelas tidak muda lagi, nak. Yah meski ku akui ayahmu itu tampannya luar biasa," ucap Mr. Gill sambil tertawa renyah.

Sejak menjadi bagian dalam keluarga besar yang terkenal dan terpandang seperti Lynford, membuat Elois selalui menemui banyak orang dengan berbagai karakter. Ia jadi belajar banyak tentang menangani sifat orang yang begini dan begitu.

Mereka sudah sampai di lantai satu, tempat dimana restoran hotel berada. Thalia melompat keluar begitu pintu lift terbuka, sementara Elois mengulurkan tangannya pada udara kosong, memberikan Mr. Gill jalan keluar terlebih dahulu dan membuat pria tambun itu kembali tertawa ringan.

"Sopan santun keluargamu memang tidak perlu diragukan lagi dan kau, si sekretaris, harus belajar lebih banyak dari bos mudamu ini."

Elois menanggapinya dengan senyuman ramah lalu menjadi yang terakhir keluar dan melangkah beriringan dengan Mr. Gill. Membuat Thalia sedikit meruntuki sikap bodoh nan cerobohnya barusan.

Masqeurade (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang