3. Towards

1K 159 24
                                    

Elois memutuskan untuk menikmati suasana di Athena dan menanggalkan pekerjaannya yang bertumpuk di dalam kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elois memutuskan untuk menikmati suasana di Athena dan menanggalkan pekerjaannya yang bertumpuk di dalam kamar. Malam ini ia akan melakukan perjalanan panjang menuju Venesia yang sudah direncanakan akan berlangsung sekitar selama dua hingga tiga bulan. Edgard Achilles -teman yang ia temui semasa kuliah dulu menuntut banyak hal. Mulai dari kehadirannya secara langsung bahkan sampai ke sebuah pesta topeng yang akan berlangsung dua hari dari sekarang.

Ia menyukai lingkungan tempat tinggalnya sekarang. Banyak tanamanan menjalar dengan warna alami bata cokelat kelabu. Tidak seperti di London, New York, atau Dubai yang seolah berlomba-lomba untuk memamerkan kemegahan mereka.

Elois terus melangkahkan kaki panjangnya hingga ia berhenti di depan seorang wanita yang tampak sibuk menjemur pakaian. Ia pun berhenti dan berdiri di sana. Merasa ada yang sedang memperhatikan, membuat si wanita menghentikan aktivitasnya lalu merenggut begitu menyadari siapa yang sedang mengawasinya sejak beberapa detik lalu.

"Sang tuan muda dari keluarga Lynford," ucapnya sarkastik.

"Kurasa kau sudah mendengar dari Isaura mengenai perjalanan ke Venesia," ucap Elois yang lebih mirip sebuah pernyataan daripada pertanyaan.

"Ibuku mengatakan semuanya termasuk memesan tiket sendiri? Aku tidak akan mampu membayar tiket perjalanan dari sini ke sana. Seumur hidupku, kuhabiskan di Athena dengan segala kehidupannya di sini."

Elois tersenyum tipis, memutuskan untuk mendengar sepanjang apa wanita itu akan mengeluh di hadapannya. Sampai akhirnya tidak terdengar lagi suara Thalia yang sekarang ia dapati sedang menatapnya sinis.

"Kau memesan, lalu berikan tagihannya padaku. Aku yang akan membayarnya."

"Aku tidak mungkin pergi ke bandara sendirian untuk perjalanan pertamaku, 'kan?"

"Kau hanya perlu memesan tiket. Aku akan memberitahumu nomor penerbangan yang harus kau pesan."

Thalia menatap penuh selidik untuk sesaat sebelum akhirnya mengangguk setuju. Meski nyatanya ia sama sekali tidak memiliki pengalaman dalam memesan tiket pesawat atau semacamnya. Tapi, ia tidak ingin mengakui dan membuka kartunya di hadapan Elois. Ia akan bertanya dengan Isabella, teman barunya asal Meksiko yang sedang liburan di Athena selama dua minggu. Oh iya, Thalia memiliki pekerjaan sebagai seorang pemandu wisata, jika kalian ingin tahu.

Elois menganggap bahwa anggukkan itu sebagai tanda mengerti, sehingga ia memutuskan untuk pergi kembali menelusuri bagian kecil dari kota Athena itu. Ia yakin akan merindukan kota itu bersama Isaura dan si manja Merhan.

Menyadari Elois yang sudah menjauh, Thalia langsung menghela napas lega sambil meletakkan tangan kanan di dada kirinya, persis di tempat jantungnya berada. Ia memandangi punggung bidang yang terus menjauh hingga benar-benar tak terlihat lagi.

Adalah sebuah kebohongan jika ia tidak terpesona dengan sosok tenang yang selalu ditemani senyuman ramah itu. Elois juga gemar sekali membantu yang lebih tua lalu memanjakan yang lebih muda, contohnya adalah Merhan -keponakan Thalia. Jika dibandingkan dengan kota semewah New York, maka Thalia sama dengan wanita desa. Ia memiliki impian untuk bertemu pangerannya sendiri.

Masqeurade (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang