14 : Unspoken Word

601 34 2
                                    

Chapter 14

Sudah 2 minggu lamanya sejak operasi Leo, namun pria itu belum juga diizinkan oleh dokter untuk bersuara selain saat sedang terapi.Sebenarnya Leo tidak keberatan,ia sendiri takut untuk kembali bersuara dan mungkin akan menghadapi kenyataan kalau suaranya akan berubah.Setiap kali waktu untuk terapi bicara pria itu selalu melakukannya dengan konsentrasi seratus persen seakan hidupnya bergantung dengan terapi itu.

Ahreum sendiri sudah kembali pada rutinitasnya seperti biasa, dua hari setelah operasi Leo—dan penyaringan debut—Ahreum muncul di gedung SM untuk latihan.Seperti dugaannya,ia dipanggil oleh petinggi SM dan dimarahi tentang ketidak ikutsertaannya pada penyaringan terakhir itu.

Namun bukannya dikeluarkan,petinggi SM itu hanya menghela nafas panjang dan memintanya untuk lebih serius lagi dalam berlatih.Dan Ahreum tau mengapa sekali lagi petinggi SM itu membutakan matanya pada kelakuannya, semua hal yang dikatakan Jin tentang status mereka sebagai anak artis itu benar.Mereka memang selalu diperlakukan spesial.

Selesai latihan di SM ia akan segera pergi ke rumah sakit untuk merawat Leo.Ia sudah membuat jadwal tidak resmi dimana ibu Leo akan menjaga pria itu ketika siang hari dan Ahreum akan mengambil giliran malam hari sampai waktu besuk selesai,kemudian ayah Leo yang akan menginap disana menemani anaknya.

“Aku merasa tidak enak terus-terusan merepotkanmu,Ahreum-ah.”ujar ibu Leo yang sedang bersiap-siap pulang.Leo sendiri sedang tertidur pulas di kasurnya ketika Ahreum datang.

“Leo sunbaenim adalah orang yang sudah banyak membantuku eommonim,tidak ada alasan bagiku untuk tidak ikut membantunya ketika ia perlu bantuan.”kata Ahreum sambil tersenyum manis.

“Andaikan kakak-kakak Leo ada di Seoul mereka pasti bisa membantu…Maafkan kami,Ahreum-ah,sepertinya kita masih akan sering merepotkanmu.”kata ibu Leo dengan wajah bersalah.

Ibu Leo memang sempat bercerita bagaima ketiga kakak perempuan Leo tidak tinggal di Seoul karena mengikuti pekerjaan suami mereka. Bahkan kakak tertuanya kini sedang berada di Amerika untuk melanjutkan studi anaknya.

“Aku akan dengan senang hati membantu,eommonim. Pulanglah,kau pasti lelah sudah menjaga Leo dari pagi.”kata Ahreum.

Setelah memeluk Ahreum singkat dan menitipkan anaknya yang masih tertidur itu,ibu Leo meninggalkan Ahreum dalam kesunyian ruangan itu.Ia akhirnya mengambil tempat duduk di sebelah kasur Leo dan mengamati setiap inci wajah pria yang sedang terbaring itu.

Tanpa sadar tangan Ahreum meraih pipi pria tersebut.Tidak seperti kebanyakan idol lainnya yang memiliki wajah tirus,pipi Leo memiliki tonjolan di kedua sisinya hingga pria itu terlihat chubby. Kesempurnaan Leo memang berada di kelas yang berbeda dibanding idol lain.

Tiba-tiba kedua mata Leo mengerjap-ngerjap seakan sentuhan Ahreum mengagetkannya.Dengan cepat Ahreum menarik tangannya dan berpura-pura tidak tau apa-apa.

“Kau sudah bangun?”tanya Ahreum.

Leo menganggukkan kepalanya kecil.Dengan bantuan Ahreum,pria itu berusaha untuk duduk dan mengumpulkan rohnya yang masih belum seratus persen kembali memasuki tubuhnya.

“Kau sudah makan malam?Kau mau kubelikan sesuatu?”tanya Ahreum.

Pria di depannya itu terdiam sebelum menggelengkan kepalanya pelan. Tangannya malah mengepal dan menirukan gestur orang ketika minum. Dengan cepat Ahreum mengambil botol minum dan menyerahkannya pada Leo yang langsung meneguk isinya sampai habis.

“Sekarang apa yang mau kau lakukan?Mau terapi bicara?”tawar Ahreum.

Leo seperti akan sekali lagi menjelaskan sesuatu dengan bahasa tubuhnya,namun ia menyerah dan meraih ponselnya yang berada diatas meja.Setelah mengetik sesuatu,ia menyodorkannya pada Ahreum

Secretive EtoileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang