/////

Di pemakaman...

"Kuburan siapa, nih, Bu?" tanya gadis kecil. "Banyak rumput. Aku cabutin, ya?"

"Ya, Mel," Ibunya mengelus rambut gadis. "Ini makam kakek kamu. Dia jago banget main gitar, loh,"

"Jago berantem juga, gak, Bu?" kakaknya tidak mau kalah.

"Pasti, dong," kini, Ayahnya yang menjawab. "Namanya Kakek Indra,"

/////

"Ayah, arti namaku apa?" tanya gadis itu.

"Nama lengkapmu siapa, hm?"

"Masa Ayah lupa namaku?"
"Hahaha. Ayah cuma ngetes doang, kok,"
"Imelda Roslin Indrianasari Malendes, dong!"
"Hm... Apa, ya, artinya?"
"Imelda artinya sempurna. Kalau Roslin artinya rela berkorban, menarik, unik,"
"Ugh, aku gak hafal! Terus Indrianasari Malendes apa?"
"Indrianasari itu setia. Dan yang terakhir, Malendes adalah marga kita,"
"Apa itu?"
"Keluarga yang kuat,"

"Oh, gitu...," gadis bernama Imelda itu ber-oh panjang. "Siapa yang kasih nama itu ke aku?"

"Ayah, dong,"

"Kenapa?"

"Karena dulu nama Imelda lagi terkenal banget! Roslin itu nama Ibumu, Indrianasari nama Nenekmu, dan Malendes nama marga kita." jelas Ayah.

Tiba-tiba, bocah laki-laki itu muncul yang sedaritadi menguping. "Yah! Nama aku gimana?"

"Kakak ikut-ikutan aja. Gak boleh!"

"Dih, gitu? Nyebelin!"

"Hahaha. Udah, udah. Namamu siapa?"

"Arjuna Ekata Dewananda Malendes, Yah,"

"Kalau gak salah, sih, ... Arjuna itu artinya pemanah yang lihai. Ekata itu anak sulung. Dewananda adalah karunia Sang Pencipta. Keren, 'kan, nama yang Ibu kamu kasih?"

"Keren banget! Lebih keren dari dia, 'kan, Yah?"

"Ih, enggak! Lebih keren aku!"

//////

"Selamat ulang tahun yang ke 6, Imelda! Ini hadiah dari Ayah," Ayah memberikan sebuah ukulele berwarna toska. "Mengingat kamu udah jago piano, sekarang harus belajar alat musik petik, ya!"

/////

Letusan Gunung Kelud, 2014.

"Ayah, Ibu!" teriak gadis kecil itu menangis sambil memegang ukulelenya. Dia kehilangan keluarganya. Ayah, Ibu, Kakak. Hilang begitu saja ditelan larian orang-orang!

Di hadapannya terdapat gunung aktif yang tengah melemparkan laharnya. Namun, satu wanita bertubuh agak gempal menolongnya. Menarik tangannya dan memasuki mobil pribadi. "Kamu jangan takut, Bunda yang rawat kamu. Namaku Lilith."

"Apa ini? Buang aja!" wanita gempal bernama Lilith itu membuang ukulele milik gadis keluar jendela. "Main dengan anak itu, sana," gadis itu dipaksa untuk duduk di kursi bagian tengah. Ada dua orang perempuan yang lebih muda daripada dia.

"T-tapi, itu pemberian Ayah, Bunda...,"

Lilith menoleh ke belakang. "Ayah, Ibu, keluargamu sudah mati!!!"

/////

Flashback Off.

Surat Kecil dari Pulau Rintis (BoBoiBoy) ✔️Where stories live. Discover now