"Boneka kamu udah banyaaakkk bangeetttt tauuu"

Aku memasang wajah sedih.

"Nanti aja aku bawain semesin-mesinnya deh. Pulang dulu ya, tapi"

Aku hanya diam dan mengikuti Arga berjalan meninggalkan tempat itu.

"Aku janji deh buat bonekanya. Ya? Sekarang senyum dong"

Aku hanya menatapnya sebentar saat dia mengemudikan mobilnya.

"Dasaarrrr..."

Arga mengacak-acak rambutku.

Kadang kala aku memang menunjukkan sifat kekanakan ku. Tapi terkadang. Tidak seperti dirinya, yang memang sangat sering bertingkah kekanakan.

Aku memang sangat menyukai boneka. Kamarku mungkin akan meledak karena boneka kalau dulu mama tidak memberikan boneka-boneka itu pada anak-anak di sekitar komplek.

Dan itu memang agak menyebalkan. Karena mama memberikannya tanpa memberitahuku terlebih dahulu.

Tiba-tiba aku menyadari sesuatu.

"Ga, mau ke apart dulu ya?"

"Iya"

"Ohh....."

"Kenapa?"

"Nggak kenapa-kenapa"

...

Saat ini, di apartment Arga, Arga berbaring dengan pahaku sebagai tumpuannya dan sambil menonton tv.

Saat ini, di apartment Arga, Arga berbaring dengan pahaku sebagai tumpuannya dan sambil menonton tv

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku mau pulang, Ga"

"Jangan dulu"

Arga langsung bangun dan memelukku erat.

"Aku nggak sabar deh"

Ucapnya disela-sela pelukan kami.

"Buat apa?"

"Mmm.. buat jadiin kamu istriku"

"Masih jauh Arga sayaaaang"

Arga menatap wajahku. Dan menciumku sekali, dengan singkat.

"Makanya aku bilang nggak sabar"

Arga mendekatkan wajahnya, sengaja agar hidungnya bertemu dengan hidungku.

"Aku serius sama kamu, Sal. Nggak main-main"

Langsung saja bibirnya menyapu bibirku. Dia menuntunku ke atas meja dekat sofa tanpa melepas ciuman kami.

"Mmmmpphh.."

Tingtong

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tingtong

Tingtong

Tingtong

Otomatis kami berdua menghentikan aktivitas kami. Arga langsung mengecek siapa yang mengganggu kami saat ini. Lalu ia menyembunyikanku di kamarnya dan juga sepatuku.

Aku mendengarnya dari dalam kamar Arga.

"Bang, lama lo"

"Ngapain lo kesini?"

"Mama kangen sama lo. Dia pengen lo ke sana"

"Gue sibuk. Lo aja kan udah cukup sama Nadia"

"Tapi mama maunya ada lo juga. Lo sih nggak pernah main kesana. Jangan terlalu fokus sama kesibukan lo, bang. Jangan kayak papa"

 Jangan kayak papa"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ARGA IS MINE [20+]Where stories live. Discover now