Dua Belas (Sekolah)

451 11 0
                                    

Matahari mengintip pelan dari balik cakrawala saat aku bangun, aku sangat girang sebab sekolah pertama selalu jadi hal yabg ditunggu pas siswa, pagi itu aku sudah siap dengan segala perlengkapan, kali ini tak ada lagi perlengkapan aneh-aneh, semua jadi biasa saja, kadang aku juga ingin tau rasanya dijadikan orang gila.

"Li sarapan dulu" Panggil tante dari bawah
"Iya te" Aku meraih ranselku dan turun ke dapur
"Pagi Lia" Sapa Om Panji
"Pagi om" Sapaku balik
"Eh adek kecil" Aku mencubit pipi Adik Sandi tersebut
"Tante sekolah ya"
Aku baru sadar bahwa dia adalah keponakanku dan aku adalah tantenya, rasanya aku seperti sudah sangat tua, hmmm
"Iya, kamu sekolah juga?"
"Iya sih, tapi malas"
"Ngga boleh malas, biar pinter"
"Abis sarapan langsung mandi ya Fajar" Ucap Tante Lina sembari menyiapkan makanan
"Sandi" Panggil Tante Lina
"Iya maa" Sandi turun dari tangga, aku baru tau juga bahwa kamarnya terletak di lantai dua seperti kamarku. Setelah Sandi, di susul oleh Om Panji yang naik, dan kurasa semua kamar letaknya di atas kecuali kamar untuk tamu.
"Ayo makan dulu" Ajak tante setelah om kembali

Kami sarapan dengan tenang, namun seketika genting, setelah aku menengok jam dinding sudah jam 6:40AM, sedang sekolahku untuk siswa baru masuk jam 6:45AM. Tante segera minta tolong Sandi untuk menghantarku, untungnya Sandi sedang libur setelah UN.
Kami sampai di sekolah jam 6:45AM, pas dan kuharap tidak telat.
"Makasih kak"
"Panggil San aja Li, jangan buat aku keliatan tua"
Aku tertawa kecil
"Aku masuk dulu ya"
"Oke" Mengajungkan jempol

Aku berjalan cepat, menuju gerbang masuk lapangan utama.
"Hey kamu" Ada seseorang memanggilku
"Iya?" Aku menoleh
Ada wajah seorang lelaki dengan senyum tipisnya di sana. Dia adalah pria yang pernah kupinjami pulpen, dan sekarang aku sadar bahwa dia adalah orang yang pernah aku dapati potretnya di Instagram.
"Jangan lewat situ" Katanya
"Terus?"
"Sini aku tau" Dia menarik lenganku
"Tunggu" Tapi dia tetap tak memedulikanku.

Kami sampai di belakang sekolah, di sana ada sebuah pintu dan kurasa pintu itu adalah jalan lain menuju sekolah.
"Yuk lewat sini" Dia melepas pegangannya
Aku mengikuti
"Anggep aja balas budi atas pinjaman pulpenmu" Sambil terus berjalan
"Oh iyadeh, makasih ya"
"Aku yang makasih"
Aku diam
"Oh iya namaku Edo"
"Alia"
Dia berhenti
"Yang Instagramnya @aliia_ itu?"
"Eh kok kamu tau?"
"Kamu pernah like foto temenku yang ada akunya"
Dan dugaanku benar.
"Temenku stalk Instagrammu, kamu cantik katanya" Dia tertawa
"Memang"
"Pantes, pas kamu pinjemin pulpen, aku ngerasa ngga asing"
"Eh ayok nantik telat" Aku menyuruh untuk lanjut
Dia mengangguk.

Sampai di ujung pintu, lapangan utama berada di depan kami dengan kelas-kelas lain di kanan dan kiri kami.
"Ayo, nanti ketauan"
Kami berjalan pelan, menyusuri beberapa kelas dan sampai dengan aman. Kami asal masuk barisan waktu itu, padahal kata teman Edo sudah dibagi.
"Eh kelompok gua di mana?" Tanya Edo
"Kebetulan lo di sini"
"Terus temen gue? Namanya Alia"
"Ngga tau gua do"
Aku mulai cemas.
"Tunggu aja Li, mungkin bentar lagi bakal di panggil"
Aku mengangguk. Beberapa menit berlalu dan namaku tak kunjung di panggil, sampai akhirnya semua kelompok masuk kelas.
"Gimana do?"
"Mungkin kamu tanya panitia OSIS aja"
"Hey kamu cepat!" Teriak salah satu panitia
Edo buru-buru pergi menyusul rombongannya dan meninggalkan aku, aku hanya berdiri diam di lapangan tal berani menghampiri panitia. Sial! hari pertama masuk sekolah sudah kena masalah.
"Kenapa diam di sini?" Salah satu panitia dengan postur tubuh yang lebih tinggi dariku menghampiri
"Mmm saya tidak tau kelompok saya kak"
"Memangnya tadi kamu tidak mendengarkan? Bukannya sudah panitia bagi"
"Maafkan saya kak, saya lalai"
"Ikut saya"
Aku mengikuti kakak panitia tersebut, dia menggiringku pada sekelompok panitia lainnya.
"Nama kamu?"
"Alia kak"
"Cuma itu?"
"Iya kak"
Kaka tadi terlihat sedang mencarikan namaku di daftar pembagian kelompok.
"Broo!" Kegiatan kakak tadi terhenti oleh sebuah panggilan
"Eh lan" Dia menoleh
Ya, orang itu adalah Alan, orang yang paling menyebalkan
"Ada apa?" Alan menoleh ke arahku
"Ini dia telat, gua lagi cariin namanya di daftar"
Alan menghampiriku
"Kenapa telat?"
"Karena ngga tepat waktu"
"Ketemu!" Seru kakak panitia
"Kamu satu ruangan dengan Alan" Tambahnya
"Wah kebetulan, yuk Li"

Jika kamu jadi aku, kamu adalah orang paling tidak beruntung sebab satu kelompok dengan Alan, siapa sangka?? Ini hari pertamaku masuk sekolah dan harus satu kelompok dengan..., sial.

"Dia temen SMPku Li" Alan membuka pembicaraan
Aku hanya mengangguk
"Tapi meskipun dia gede gitu, dia takut sama cicak loh"
"HAH?!" Tak sengaja aku terkejut
"Iyaa, sama buntutnya doang dia udah kabur" Alan menambahi dengan tertawa
Aku ingin juga tertawa tapi tidak kuteruskan, aku ingin bersikap sedingin mungkin di depan Alan

"Assalamualaikum"
"Waalaikum salam"
Kelas sudah penuh dengan kawan yang lain lengkap bersama seorang guru di depan
"Maaf bu, saya dari toilet barusan" Tutur Alan
"Sama dia?" Ibu tersebut menunjuk ke arahku
"Eh, nggak bu, saya.." Aku gelagapan
"Iya buu, tapi dia nggak ke toilet bareng saya" Potong Alan
"Terus ke mana?"
"Nemui panitia bu"
"Oh ya sudah sana duduk"
Pada dasarnya Alan tidak berbohong perihal aku, untung saja ibu tadi tidak menanyakan kepentinganku menemui panitia.
"Kamu mau ngaku kalo telat?" Diperjalanan kami mencari tempat duduk
"Tadinya sih"
"Jangan, dia bisa ngehukum kamu lari lapangan 300x"
"Masa?"
"Iya kalo kamu kuat, kalo kamu pingsan ya dibawa ke UKS"
"Ya iyalah Lan" Aku memukul bahu Alan
"Eh kalian, cepet duduk, malah ngobrol"
"Baik buu"
Kami menemukan tempat duduk di belakang, dengan satu kursi dan meja terpisah, jadinya aku tak harus satu bangku dengan Alan, dia ada di seberangku, itu cukup melegakan.
"Tapi kamu tadi beneran ke toilet?" Entah kenapa aku menanyakan itu
"Iya, kenapa? Lain kali aku ajak deh kalo aku mau ke toilet lagi"
"Ih apaan"
Aku semakin membenci Alan.

___________________________________________

Maaf author jarang post, ada kemacetan ide dan keterbatasan waktu mengingat saya masi pelajar dan turut berkecimpung di organisasi sekolah.

Temukan kami di Instagram
@mjjai_

Alan & AliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang