Satu (Aku)

1.6K 41 2
                                    

Sebelumnya,
Halo,aku Alia,sering dipanggil Lia,perempuan sederhana yang tinggal di desa dan baru saja mau beranjak ke SMA.
Aku anak tunggal dari sepasang suami istri yang baik,aku lahir pada tahun 2002,tinggiku 154 cm,berat badanku 47 kg dan aku sangat suka makan,namun tidak gendut.
Baiklah,ini tentang kebingunganku.
Sebagaimana orang-orang yang baru saja lulus sekolah,pasti akan merasa bingung melanjutkan sekolahnya kemana?,dan itu terjadi padaku,meskipun saat itu aku masih baru lulus SMP.

Kebingungan melanjutkan sekolah terus menerus menghantui otakku,aku sungguh pusing,entah karena kita sulit untuk berpindah dari sekolah lama ke sekolah baru atau memang kita tidak menemukan tempat yang pas untuk pindah?.

Sampai akhirnya,pada suatu pagi dihari minggu,aku menerima telepon dari guruku.
"Halo nak Lia"
"Eh,iya halo bu"
Itu telepon dari guru pengajar di SMPku
"Bisa kesekolah sekarang nak?"
"Memangnya ada apa ya bu?"
"Ada hal yang mau ibu bicarakan"
"Kalau begitu,saya akan siap siap terlebih dahulu dan berangkat bu"
"Hati-hati nak"

Bersamaan dengan ditutupnya telepon dari guruku,aku segera menelepon temanku,namanya Dina
"Halo Dina"
"Iya Li,ada apa?"
"Bisa temenin aku nggak?"
"Kemana?"
"Kesekolah bentar"
"Waduh jauh kali Li"
"Ibu Lely minta"
"Yasudah,aku siap-siap dulu"
"Aku juga"

Selesai menelepon Dina,aku langsung menyiapkan diri.
Dina adalah teman satu desaku,kami berdua bersekolah cukup jauh, dari tempat kami tinggal,sekitar 7 menit jika ditempuh dengan naik motor,jika dengan jalan kaki ku rasa tak sampai,sebab akan pingsan.
Diantara kami berdua,hanya Dina yang bisa menyetir motor,itu sebabnya aku mengajaknya.
Aku? Oh tentu tidak.

Setelah aku siap,Dina masih belum sampai,jadi aku duduk di teras rumah menunggu kedatangan Dina sambil buka-buka Instagram.Siapa sangka,aku menemukan gambar seorang orang pria yang bajunya penuh coretan dengan 'caption' "masa muda adalah masa bla bla bla bla.." panjang pokoknya,mungkin sebab baru lulus SMP mereka merayakannya,tapi kenapa mereka senakal itu padahal masih bocah,masih SMP,aku merasa geli sudah satu angkatan dengannya,lama-kelamaan kegelianku membawaku untuk 'stalking' Instagram dia,disana kudapati gambar lain,gambar yang berisi dia dan seorang pria lain yang aku rasa dia adalah temannya,dari penampilannya dia terlihat sangat rapi,keren,ganteng,pokoknya yang baik-baik deh.
Sangat bertolak belakang dengan si pria nakal tadi.
Aku 'like' gambarnya,bukan karena aku suka dengan si pria nakal tapi karena aku suka dengan temannya itu,suka dalam artian kagum saja.
Aku cari-cari Instagram dia,tapi tidak kutemukan,dia tak di tandai oleh si pengupload tadi.Sampai akhirnya hal yang di tunggu-tunggu datang,klakson dari motor Dina temenku berbunyi,
menandakan bahwa dia sudah sampai.
"Bu,aku berangkat"pamitku langsung
"Eh,tunggu Li,ini uang sakunya"
"Sebentar aja,masih dapet uang saku"
"Ya gapapa,buat jajan kamu"
"Tidak usah bu"sembari menyodorkan uangnya kembali
"Aku ada tabungan kok"
"Oh iya-iya,bagus anak ibu sudah mulai menabung"
"Hehe iya bu,yasudah Lia berangkat yah"
"Iya nak,hati-hati"
"Selalu"
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"

Aku berlari keluar pagar meninggalkan rumah dan menghampiri Dina.
"Yuk Din"
"Ayuk naik"
"Hati-hati yah"
"Iya tenang aja"

Menit demi menit perjalanan kami tempuh dengan berbincang-bincang masalah sekolah SMA kami.Dina bilang,dia ingin melanjutkan sekolahnya disini saja.
"Tapi,kamu taukan siswa disini nakal-nakal"
"Alah,yang nakal cuma beberapa kok"
"Hmmm"aku bergumam
"Kamu sendiri?"tanya Dina
"Aku bingung"
"Sudah ada gambaran?"
"Belum"
"Lalu?"
"Ahh,aku tidak tau"

Kami sampai di depan gerbang sekolah,aku langsung menelepon Ibu Lely.
"Halo iya Lia"
"Saya sudah sampai bu"
"Iya,silahkan masuk,saya ada di lobby"
"Siap bu"

Aku masuk bersama Dina,lalu kudapati Ibu Lely di lobby sekolah kami bersama laptopnya.
"Assalamualaikum,bu"
"Waalaikumsalam,duduk nak,bareng Dina juga ya?"
"Hehe iya bu,saya diajak Alia"jawab Dina
"Bagus kalau begitu"puji bu Lely
Kami duduk berhadapan dengan bu Lely,sampai akhirnya posisi kami berubah menjadi duduk diantaranya.
"Disini aja"ajak Ibu
"Kalian sudah tau mau lanjut sekolah kemana?"tanya Ibu Lely
"Kalau saya disini saja bu"jawab Dina
"Kalau Lia sendiri?"
"Saya bingung bu"
"Disini?"tanya bu Lely
"Kayaknya nggak deh bu"jawabku
"Pokoknya bingung bu"tambahku
"Nah,itu tujuan ibu mengajak kalian kesini"
"Ibu menyarankan kalian sekolah ke kota saja,disana ibu punya rekomendasi sekolah bagus untuk kalian"sambung bu Lely
"Nah bener kata ibu,Lia"sambar Dina
Aku diam.
"Lagi pula kau kan punya keluarga di kota"sambung Dina
"Iyasih,tapi.."
"Sudahlah ke sana saja"
"Gimana nak Lia?,kalau sekiranya setuju berangkat kesananya bareng Ibu aja"
"Saya omongin sama orang tua saya saja dulu ya bu"
"Oh iya silahkan,ibu tunggu,kalau Dina?"
"Kenapa bu?"tanya Dina heran
"Tidak berubah pikiran dan menerima tawaran ibu?"
Dina tertawa kecil.
"Hehe,tidak bu,disini saja,saya takut rindu"
"Wah masih manja ya"goda bu Lely
Kami diam.
"Becanda Din"sembari menepuk paha Dina
"Iya bu,yasudah kalau begitu kami pamit pulang ya bu"
"Iya-iya terima kasih ya,sudah datang"
"Seharusnya kami bu yang berterima kasih"jawab Dina
Ibu Lely hanya tertawa kecil,dan kami langsung pulang.

Dalam perjalanan pulang aku berbicara dengan Dina tentang apa yang dikatakan ibu Lely barusan.
"Menurutmu gimana Din?"
"Menurutku bagus sih,dikota mah enak Li"
"Iya sih"
"Tapi kamu omongin aja dulu ke orang tuamu"
"Iyadeh"

Kami sampai,Dina langsung pamit pulang mau bantu ibunya bikin kue katanya,kurasa ini hanya akal-akalannya,dia tidak pernah mau ku ajak makan dirumah.

Aku masuk kamar sembari merebahkan badan,sebelum membicarakan semuanya pada ayah dan ibu.

Alan & AliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang