Bersamanya

53 30 13
                                    

*jangan pm cerita di kolom komentar.
*Krisar.
*Typo bertebaran.
*Pencet bintang di pojok kiri bawah.
*Heppy reading🌸🌸✨

...

"Apakah kau perlu sesuatu?"

"Tidak ada nona."

"lalu nona bagaimana motor ku?"

"Aku sudah mengurusnya."

"Kalau begitu tidurlah aku juga akan tidur di sofa."

"Apa nona bisa tidur di sofa?"

"Tenang saja aku pasti bisa Yohan."

...

Kemudian nona pun merebahkan tubuhnya di atas sofa, aku liat nona Sangat tidak nyaman ketika tidur di atas sofa, lalu aku memanggil, "nona? Apakah kau merasa tidak nyaman nona?"

"Ah tidak, aku sangat nyaman," ucapnya dengan senyum yang di buat-buat.

"Lalu kenapa nona bergerak-gerak? Seperti tak nyaman."

"Lalu kenapa? Apakah tidak boleh?"

"Bukan begitu nona, kau ini artist pasti kau tidur di kasur yang nyaman nan lembut, kau tak terbiasa tidur di sofa seperti itu, apa lagi sofanya sempit tak begitu luas untuk di tiduri," jelasku.

"Hm kau bener Yohan, aku tak terbiasa dengan tidur di sofa."

"Kalau boleh nona bisa tidur dengan ku di sini, lagian brankar ini sedikit lebar," tawarku.

Nona bangkit terduduk hanya dalam diam, oh tidak, apakah dia marah karena mendengar kata-kata ku? Aku merasa bersalah, seharusnya aku tak mengatakan itu.

"Yohan apakah kau yakin?"

"Tentu saja nona, aku sangat yakin."

Nona menaiki Brankar dan langsung tertidur nyenyak, aku yang melihat tertidur pulas dari jarak yang begitu dekat, membuat jantungku berdetak kencang. Aku berharap hari ini tak cepat berakhir, aku terlelap menuju alam mimpi ku.

Ketika aku sudah bangun, aku mendapati bahwa nona tidak ada di sebelah ku, aku berpikir nona sudah pergi dan meninggalkan aku sendirian di Rumah Sakit ini, aku sangat sedih karena hari bersama nona sudah berakhir.

Kesedihanku berakhir ketika nona masuk, rasanya sangat lega ketika mengetahui nona belum pergi.

"Selamat pagi Yohan," sapa nona.

Nona berjalan ke arah ku, dengan membawa makanan, ia membantu ku untuk duduk.

"Hati-hati, ini makanlah aku membawakan bubur untuk mu, apa kau mau?" Tawar nona dengan menyodorkan bubur itu kepada ku, dan aku langsung menerima dengan suka rela.

"Ya aku mau," ucap ku dengan menggambil bubur itu.

"Tunggu dulu, biarkan aku yang menyuapi mu," cegah nona.

Apa ini bener? Apa cuma mimpi? Nona menyuapi ku? Rasanya aku ingin berteriak sekeras-kerasnya, tak menyangka bahwa kecelakaan ini membawa keberuntungan buat ku.

"Buka mulut mu," perintah nona.

Aku pun membuka mulutku,  dan nona memasukkan bubur ke dalam mulut ku.

"Apakah enak?" Tanya nona.

"Apakah nona sudah makan?" Tanyaku balik.

"Tentu sudah, oh ya setelah selesai makan aku akan mengajak mu ke taman Rumah Sakit ini."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 11, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Psycho Fuckboy [Hiatus]Where stories live. Discover now