10 April 2019

7.1K 60 4
                                    

Ke kampus lagi. Rada sorean.

Tapi saya mendadak galau. Ada temen homo juga yang tiba-tiba kirim foto mantan.

Anjing! Babi! Anjing!

Melihat foto itu dikirim dia, saya merasakan sakit banget di dada. Saya tau rasa sakit ini efek rindu yang sangat banyak. Tapi saya tahan.

Temen saya itu tahu sekilas bagaimana saya pernah patah hati parah karena mantan ini. Sayangnya, saya tidak pernah membuka identitas mantan saya karena mantan saya nggak akan suka jika banyak yang tahu dia. Dan teman saya itu menebak siapa orangnya. Sudah dari lama dia mencari orangnya. Dan sore ini dia mengirim foto untuk memastikan benar atau tidaknya tebakan dia.

Saya memutuskan untuk meminta maaf kepada teman saya itu. Saya minta ijin untuk memblok WA-nya. Dan saya hapus nomor dia.

Kenapa begitu?????

Kalau saya masih punya akses ke dia, saya akan terus meminta akun Facebook mantan saya itu apa, akan meminta nomor ponsel dia berapa.

Saya tau saya akan kalah lagi oleh perasaan sayang saya kepada sang mantan, tapi kondisinya saya pernah dicampakkan dengan pedih.

Sebagai pelarian, di tengah menyimak perkuliahan, saya mengirim pesan WA kepada Ikin.  Saya butuh dia untuk melarikan diri dari rasa pedih di hati yang tidak bisa saya ungkapkan dengan lantang.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saya sudah membayangkan akan dibonceng dia keliling Cirebon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saya sudah membayangkan akan dibonceng dia keliling Cirebon. Tapi itu hanya khayalan. Sebab ketika jam istirahat, dia justru mengajak Yusuf (teman saya lainnya) untuk ikut serta.

Keputusan akhirnya, kita akan ngopi saja.

Begitu jam kuliah usai, saya pun mengajak Aris (teman dekat saya lainnya) ikut serta. Di tengah jalan ke lokasi ngopi, hujan turun deras sekali. Kami berempat sempat berteduh.

Saya iseng mencari tempat ngopi yang dekat lokasi berteduh. Akhirnya ada. Tempat baru. Begitu hujan mulai reda, kami beriringan ke kafe.

Di kafe ini saya leluasa memandangi dia dari dekat. Ada rasa bahagia bisa memperhatikannya lebih seksama.

Pelajaran hari ini, ketika galau jangan diratapi sendiri. Keluar. Temui teman-temanmu dan ceritakan banyak topik. Topik mantan sisipkan saja di antara banyak bahan obrolan.

Begitu jam 22.30 an, saya sampai kosan.

Apa masih merasa sakit?

Masih. Sedikit.

IKINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang