CHAPTER 10

1K 67 16
                                    

" Luhan dengar, maaf atas sikapku tapi... Maukah kau memulainya dari awal..? Aku akan belajar menerimamu begitupun kau.. Kau mau kan ? " Sehun menangkup wajah Luhan memberikan seribu keyakinan didalamnya dan Luhan terpaku atas mata Indah Sehun. Luhan menjawab ya dengan sangat pelan kemudian memasukan dirinya kedalam dekapan sehun dan ciuman yang manis diantara keduanya.

Sehun membuat rencana baru, membuat sekenario baru dan Luhan tak tau apa itu dan segala kebohonganya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tak apa berbohong asal jangan sampai aku mengetahuinya. tak apa jikanyatanya kebohonganmu membuatku bertahan dan bahagia.

" Aku pusing Sehun.." Luhan memijit pelipisnya untuk sedikit menghilangkan rasa peningnya terlenih jalanan yang tak mau bersahabat membuat rasa pusing dan mual semangkin bersahabat dengan dirinya malam ini. Sehun mendekap Luhan sedikit memijit tengkuknya agar Luhan sedikit tenang.

" Kita belum makan seharian ini Luhan, Wajar jika kau demam. Ingin makan sesuatu setelah pulang?" Sehun mengingatkan tapi Luhan hanya menggelengkan kepalanya sambil mengerucutkan bibirnya.

" Tidak.. aku ingin tidur Sehunie! "

"Tapi kau belum makan Luhan! " Luhan semangkin mengerucutkan bibirnya membuat siapapun tampa terkecuali Sehun menatap gemas pada Luhan.

Luhan hanyut dalam pikiranya sendiri memikirkan apa yang dikatakan Sehun tadi, jika benar Sehun memang ingin memulainya dari awal maka ia pikir ia akan menurutinya, tak ada salahnya mencintai suami setampan Sehun.

Jadi dia lebih memilih menyandarkan kepalanya pada pundak Sehun kemudian bergumam mengatakan bahwa ia ingin semangkuk remen kepada Sehun dengan suaranya yang paraw melawan kantuknya yang tak mau kunjung pergi dan melawan bisingnya jalanan yang belum mau juga lenggang.

Satu kedai ramen mereka singgahi, bukan kedai ramen mewah hanya kedai ramen biasa yang terletak diantara dereta kedai kedai makanan lainya.

Mata Luhan amat berbinar ketika melihat deretan sate gurita didalam kedai berserta odeng yang masih hangat. Dia menarik narik ujung jas Sehun memberi sedikit kode bahwa dia menginginkan makan makanan tersebut.

" Ambilah yang kau mau Luhan... " Sehun mengusap rambut Luhan dengan gemas karena tingkah istrinya. Ia melihat Luhan berlari-lari kecil mengambil penjapit dan memasukan beberapa tusuk odeng kedalam wadah. Dia juga mengambil beberapa tusuk gurita bakar.

" Sehun sebanyak ini tak apakan?! " Tanyanya luhan sambil memberikan senampan penuh odeng dan gurita bakar.

" Lu apa itu tak terlalu banyak..? Tak takut perut mu meledak? " Sehun mengangkat sebelah alisnya kemudian mengambil alih nampan ditangan Luhan

" Akuuu beli untuk kyungsoo. Tak apakan?? "

" Eumm tentu! Dan sekarang pilih ramen mu ! " sehun memberikan menu berisi macam macam ramen. Luhan membalik balik menu tersbut sambil mengerucutkan bibirnya.

" Menurutmu bagaimana lebih enak seefood atau ayam? "

Luhan bertanya tanpa memandang Sehun membuat sehun sedikit geram dan gemas yang bercampur menjadi satu. Sehun menunjuk salah satu ramen dengan toping katsu sebagai pelengkap dan Luhan mengiyakan dengan antusias, mereka juga memilih beberapa minuman sebagai pelangkap.

" Sehuniiee apa kau ingin minum.. Maksudku alkohol? "

Sehun menatap Luhan mengalihkan pandangannya dari ramen dengan uap panas yang baru saja disajaikan..?

"Kau ingin..? " Sehun melihat anggukan di wajah Luhan dan berfikir apakah laki laki ini dapat minum atau tidak tapi ketika Luhan mengangguk Sehun memesakan dua botol soju untuk mereka.

Ignore YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang