Sasuke lalu melirik Naruto yang tidur terlelap tidak jauh darinya. Mau tak mau pikirannya melayang kepada Hinata. Sasuke tidak bodoh, ia tahu jika Hinata menaruh hati pada si dobe ini. Sebelum hari pernikahannya dilaksanakan, telinganya telah menangkap berbagai gosip mengenai Hinata yang tergila-gila setengah mati pada Naruto.
Pada awalnya ia hanya membiarkannya. Bagi Sasuke, ia tidak mempermasalahkan jika istrinya itu mencintai pria lain. Asalkan wanita itu mau berkomitmen dan mampu menjalankan perannya sebagai seorang istri dengan baik maka ia tidak mempermasalahkan hal-hal remeh seperti itu. Toh ia sendiri juga tidak memahami apa itu cinta, ia tidak memiliki hak untuk melarang orang lain jatuh cinta.
Namun sekarang berbeda.
Ia justru membenci kenyataan bahwa istrinya itu mencintai orang lain.
Sangat, sangat, sangat membencinya.
Akan tetapi ia tidak bisa menemukan alasan mengapa ia membenci hal itu.
Sasuke lalu berjalan menghampiri Naruto dan menendang tubuhnya agar si kuning itu terbangun. Tendangannya tidak kasar namun juga tidak pelan, yang jelas Naruto langsung tersentak dari tidurnya sambil memasang pose siap siaga menghadapi ancaman.
Naruto menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, memeriksa situasi. Setelah ia sadar bahwa tidak ada bahaya yang datang, ia lalu bangkit berdiri. "Teme! Mengapa kau menendangku?!" Katanya perlahan sambil menahan kekesalan. Jika bukan karena tidak ingin membangunkan kliennya, Sasuke yakin Naruto pasti akan berteriak sekencang-kencangnya.
"Giliranmu berjaga."
"Oh, oke." Kata Naruto sambil menggaruk-garuk kepalanya. Sesaat kemudian ia seperti teringat kembali dengan sesuatu. "Awas saja, akan kubalas perbuatanmu ini." Ancamnya sambil mengacung-acungkan tinjunya.
Sasuke hanya mendengus dan enggan berkomentar. Ia lalu berbaring di kantung tidur Naruto. Telinganya masih mendengar pergerakan Naruto yang mengecek kondisi keamanan sekitar mereka.
Beberapa menit berlalu namun Sasuke masih belum tertidur. Ia tidak mengantuk. Dalam kesunyian seperti ini ia teringat kembali dengan Hinata. Sasuke kembali membuka matanya sambil menggumamkan nama itu dalam hatinya.
Hinata.
Kira-kira apa yang dilakukan wanita itu saat ini? Apakah wanita itu sudah tertidur?
Sasuke bersumpah jika ia mampu merasakan irama detak jantung Hinata yang mengalun lembut setiap kali ia meletakkan telapak tangannya di dadanya sendiri. Aneh bukan? Ini adalah tubuhnya, ini adalah jantungnya, namun mengapa ia justru merasakan irama lain?
Benar-benar gila.
Wanita itu telah mengubahnya menjadi pria gila.
Akan tetapi ia tidak bisa memungkiri kenyataan bahwa ia benar-benar menyukai alunan detak jantung Hinata. Setiap kali ia menempelkan telinganya dan mendengarkan alunan itu ia merasa tenang dan damai.
Dan itu membuatnya takut.
Ia takut dengan arti semua itu.
Ia takut mengetahui alasan dari semua itu.
Ia takut tenggelam semakin dalam pada perasaan itu.
Ia takut dengan perasaan kesepian dan kesendiriannya yang perlahan-lahan terkikis sejalan dengan irama detak jantung Hinata yang mengalun lembut.
Ia takut dengan perasaan yang perlahan-lahan mengisi kekosongan di jiwanya.
Ia takut dengan kebahagiaan... karena kebahagiaan bisa meninggalkannya hanya dalam sekejap.
ESTÁS LEYENDO
Red String of Fate
Fanfiction(Canon) Dua orang yang terhubung oleh benang merah takdir memiliki sebuah ikatan yang tidak mungkin bisa diputus kecuali oleh maut. Benang merah itu mungkin bisa merenggang atau kusut, namun benang itu tidak akan pernah putus. . Dua tahun setelah pe...
Tadaima
Comenzar desde el principio
