D U A P U L U H S E M B I L A N

216 65 22
                                    

Setelah selesai diobati, Nayla berniat untuk kembali ke kelasnya. Sebelum akhirnya lengannya ditahan oleh Fadli.

"Tunggu, nama lu Nayla Zulfa?"

"Iya, kenapa emang?"

"Gapapa, aneh aja napa lu suka nolong gua. Tapi gua nggak tau nama lu, itu namanya gua nggak tau diri."

"Yaampun santai aja kali, haha kalau nama lu siapa? Lu kembar bukan?"

"I-iya, nama gua Fadli. Iya gua kembar."

Nayla mengangguk dan seraya menampilkan senyum manisnya, ia tiba-tiba mengulurkan tangan untuk berjabat tangan "Oh iya Fadli salam kenal ya,"

Fadli lmenerima uluran tangan dari Nayla.

Drrt...Drrt..
Hp Nayla berbunyi. Lalu Nayla mengecek handphonenya.

"Duh ada pelajaran Ibu Riska lagi, gua malah nugas di UKS. Ah mending gua sekarang balik ke kelas" -batin Nayla

"Li gua balik ke kelas ya, ada pelajaran guru killer soalnya. Oh iya lu kalo belum bisa jalan di UKS aja nanti gua balik lagi buat ngecek," pamit Nayla.

"O-oh iya gua udah gak apa-apa, lu anak kelas mana?"

"Gua kelas 10 AP 3, Li."

"Okee, makasih ya. Maaf tadi gua jutek banget sama lu."

"Hehe gapapa Li,"

Nayla langsung membuka gagang pintu UKS dan pergi menuju kelas.

"Cewe aneh, tapi manis juga sih. Kok gua gak pernah liat ya selama di sekolah. Bodoh banget sih, Li." Gumam Fadli pelan.

Sementara dikelas X Ap 1.
Fadlan dan yang lain sedang beristirahat sambil meminum air lemon dingin dikelasnya. Bukan hal biasa lagi, kalau sehabis mereka melakukan aktivitas seperti bermain bola dilapangan membuatnya berkeringat dan tak nyaman karena masih memakai seragam.

"Gila panas banget dah!" Celetuk Figo.

"Bener cuy, seger banget untung si bibi kantin jualan air lemon."

"Btw, Si Fadli kok belom balik-balik ya?" Tanya Alga.

"Au dah, gua masih aus." Keluh Yubi.

"Nanti juga balik lagi ilah, tapi dia kaya nggak pernah maen bola aja anjir. Masa gitu doang jatoh langsung masuk UKS, gua dulu sering jatoh nggak kenapa-kenapa." Jelas Bagas yang diangguki teman-temannya.

"Gua cape pengen tidur," ujar Figo. Yubi mengangguk setuju, mereka lalu menidurkan kepala di meja dengan tas mereka yang berisi jaket sebagai tumpuannya.

Sedangkan Kiki dan teman-teman sibuk menonton MV Kpop yang diputar di youtube, karena adanya suara gangguan dari Fadlan yang tertawa kencang. Sontak saja Kiki menatap sinis ke arahnya.

"Hih biasa ge ketawanya, berisik tau. Ganggu aja deh," cibir Kiki.

Fadlan menaikkan alisnya "Heh liat disini juga pada berisik mba, kalau nggak mau berisik dikuburan aja."

"Seenggaknya ya mereka nggak seberisik geng lo, bilangin suruh pada diem napa sih." Lanjut Kiki.

"Iya deh bawel," jawab Fadlan pasrah.

Dina dan Putri juga berpikir demikian, suara mereka kerap mengganggu pendengaran.

"Iya ih, orang gua lagi liat MV BTS juga, diem dong kalian tuh." Tegur Putri

"Gandeng banget." Gerutu Dina.

Alif tiba-tiba timbul ide jail untuk menggoda gadis lemot tersebut supaya ia diperhatikan, walau dengan cara menyebalkan.

"Hah apa Din?mau gandengan?" Teriak Alif. Semua teman kelas refleks menengok ke arah Alif dan Dina bergantian,

Mawar, yang merupakan teman sekelas mereka ikut penasaran dan menyahut "Lo berdua jadian apa gimana sih? Tiap hari dikelas berisik mulu dah,"

"Maaf ya, belum jadian kok dia ini yang rese." Cicit Dina, sedangkan Mawar hanya menanggapi dengan senyum terpaksa.

"Tau nih yah Alif budeg, orang dia bilangnya gandeng dalam basa sunda bukan basa bucin, pake kupingnya ya pak sekali-kali." Ledek Riko sambil menoyor kepala Alif.

Alif yang mendengar Mawar mengatakan hal demikian dan membuat Dina malu, langsung menghampiri meja gadis itu untuk mengatakan sesuatu.

"War, gue tau gue berisik. Tapi gue disini cuma mau nyenengin Dina aja kok, oh iya asal lu tau gue beneran suka sama dia. Gue mohon lu kalau mau ngomong, pikir dua kali ya. Udah sih itu aja, makasih." Jelas Alif panjang lebar dengan nada santai namun menyelekit.

Mawar yang mendengarnya langsung malu, dan fokus dengan handphonenya. Ia tak tahu kalau Alif akan sangat obsesive dengan Dina teman kelasnya.

Dina menidurkan kepalanya di meja, "Dia udah gelo apa ya, bikin malu aja."

"Lah bukannya emang dari dulu ya, kan dia suka baget sama kamu." Ujar Kiki. Putri melirik Dina dan melanjuti ucapan Kiki, "Tau, udah mah doinya pea. Pacarnya juga 11-12 kan cocok."

"Whahaha jahat banget ya kalian," tawa Kamil. Sedangkan Anisa mengelus pelan pundak Dina untuk menenangkannya"Sabar Din sabar,"

"Huaa gara-gara Alif hari ini aku udah kaya dibully dibombastis side eye lagi!" Rengek Dina.

"Lah kita mah nggak bully kamu anjir," sungut Kiki, Putri hanya terkekeh pelan melihat kebodohan teman-temannya.

Fadlan tiba-tiba menyindir, "Eh berisik amat dah, kpopers."

Riko mengangguk setuju, karena suara MV yang dinyalakan dengan volume tinggi.

"Yaudah nggak usah disini kalau kalian ngeraea terganggu," ujar Putri.

"Baru digituin ngambek," ledek Riko.

"Apa sih, sok kenal anda." Sinis Putri.

Riko lalu diam seribu bahasa, karena dirinya juga tak mau dibenci oleh gadis yang ia sukai saat ini dihadapannya.

Devan melipat tangannya di dada sambil menarik nafas pelan "Laper ih gua, kapan balik sih?!"

Devan melipat tangannya di dada sambil menarik nafas pelan "Laper ih gua, kapan balik sih?!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Makan aja tuh permen karet tar ge kenyang lama-lam," jawab Revan. Alif melanjutkan "Kalau perlu pake nasi Dev hahahaha"

"Pea lu pada," gerutu Devan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 20 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

TEMENAN DOANG KO BAPER [REVISI]Where stories live. Discover now