S E M B I L A N B E L A S

350 103 16
                                    

Satu tahun telah terlewati, banyak sekali kejadian yang mereka alami selama ini. Baik Kiki maupun teman-temannya, merasakan hal yang sama.

Mereka sekarang menginjak semester genap kelas X AP. Perasaan anak remaja pun juga mulai tumbuh, seperti rasa suka yang dimiliki oleh Alif pada Dina.

*****
Kiki menopangkan dagu dimeja dan tampak berfikir sejenak, sementara Putri yang melihatnya langsung menepuk punggung temannya pelan.

"Kenapa, Ki?" Ucap Putri. Kiki terkejut dan tatkala melirik pada teman sebangkunya itu "A-Ah! Bukan apa-apa."

Putri tiba-tiba tersenyum sendiri, dan menyenggol lengan temannya pelan sambil menaik-naikkan alisnya. Kiki yang menyadari hal itu menaikkan alisnya sebelah.

"Apa deh, Put? Jangan mikir yang aneh-aneh coba." Sungut Kiki, ia menggembungkan pipinya kesal. Putri mencubit kedua pipi sahabatnya yang terbilang chubby itu.

"Yeee, santai aja Kiki! Aku juga tau kali tanpa kamu kasih tau." Balas Putri. Kiki menepis kedua tangannya pelan "Apa coba? Sok tau nih," cibirnya.

"Pasti gara-gara Fadlan," jawab Putri asal. Kiki memutar kedua bola matanya malas dan mengatakan, "Please ya, cowok bukan dia doang. Lagian ngapain aku mikirin cowok nggak jelas kaya dia,"

"Siapa tau kamu kangen gara-gara kelamaan liburan semester satu," ledek Putri tertawa geli sambil menutup mulutnya. Kiki menggeleng pelan.

Putri lalu memandangnya sebentar, ia beralih ke novel yang dibawanya. Gadis disebelahnya melihat novel tersebut sambil menghela nafas kasar.

"Ya Allah, Put. Kamu nggak bosen apa baca novel mulu?" Gerutu Kiki. Putri terkekeh pelan dan menjawab "Seru habisnya, mau minjem nggak? Tapi jangan sekarang. Soalnya lagi aku baca,"

Kiki lalu menyahut "Aku juga tau, Put. Aish, kamu rese banget sih sekarang gara-gara lagi pdkt sama Riko," Putri yang mendengar namanya barusan tiba-tiba wajahnya memerah seketika seperti kepiting rebus.

"Kenapa coba tiba-tiba bawa Riko? Diem ah, aku malu." Ujarnya. Kiki tertawa kencang memegang perutnya, ketika melihat wajah temannya barusan "Hahaha, kocak banget ih muka Uput. Astagfirullah ngakak banget!"

"Diem, awas tiba-tiba kesurupan. Pagi-pagi udah ketawa kaya gitu," tegur Putri dengan nada kesal. Kiki berhenti tertawa, ia hanya mengangguk pelan. Keduanya saling berpandangan dan melemparkan senyum satu sama lain.

Dua jam kemudian, teman-teman Kiki sudah berkumpul. Dikelasnya sekarang sedang berlangsung pelajaran matematika yang membuat kepala mereka sudah pusing dan meledak.

Sementara dikelas X AP 2, kelas Fadli. Tampak sebagian siswa-siswi sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, Fadli tertidur pulas. Sementara Alif yang duduk disebelahnya sibuk mengerjakan beberapa LKS yang sebenarnya tidak disuruh guru.

"Lu harusnya nikmatin waktu freeclass gini, Lif. Bukannya malah ngerjain tugas mulu," ucap Aulia. Teman sekelas Alif.

Alif yang mendengar ucapannya barusan hanya menyengir, ia lalu membalas "Ya gimana ya, habisnya gua gabut banget. Masa iya gua selfie kaya lu sama temen-temen lu," ejeknya.

Aulia merengut kesal dan mencubit lengan Alif pelan "Rese ya lo, ish. Tau gitu nggak gue tanyain." Cowok tinggi itu hanya tertawa kecil.

"Oh iya, nanti pelajaran Bu Winda ke perpus ya sama gue ngambil buku." Celetuk Aulia. Alif mengerutkan dahinya "Tumben lu ngajak gua? Bukannya biasa sama Fadli, ya?"

Aulia lalu membalas "Lo liat dia lagi nggak bisa diandelin," Alif melirik Fadli yang tertidur. Temannya membuat pulau dimeja mereka, Alif seketika menatap horor.

TEMENAN DOANG KO BAPER [REVISI]Where stories live. Discover now