D U A P U L U H L I M A

247 83 15
                                    

Walau pada awalnya Fadlan tidak mau ikut, mau tidak mau ia juga ikut. Karena dipaksa oleh saudaranya dan kedua temannya, sedangkan Kiki tetap berdua saja dengan Revan.

Perjalanan memakan waktu dua jam lebih, karena kemacetan dijalan. Walau begitu mereka sangat menikmatinya, terlebih lagi Kiki berada didalam mobil Revan dengan Devan, Dina, Putri dan Riko. Sedangkan Alif mengendarai motor.

Sebenarnya Alif sudah membujuk Dina untuk berboncengan saja dengannya, tetapi Dina justru menolak ajakannya. Anisa dan Kamil menaiki motornya bersama kedua cowok mereka.

"Bi, masih jauh yaa?" Tanya Kamil. Yubi yang mengenakan helm fullface, menaikkan kaca helmnya dan menjawab "Iyaa, Mil. Kamu pegel nggak?"

"Lumayan, Bi. Ngantuk juga aku,"

"Yaudah tidur aja gapapa, senderan dibahu aku."

"Tapi aku berat, Bi."

"Ya allah, gapapa ini sayang."

"Yaudah deh," pasrah Kamil.

Sementara itu, Anisa dan Bagas menikmati pemandangan yang ada disekitar mereka. Anisa merekamnya dengan layar ponsel, sedangkan Bagas tersenyum kemenangan. Karena ini adalah hal yang sudah lama ia mimpikan.

Villa Puncak
Mereka semua akhirnya tiba di sebuah Villa daerah Cisarua Puncak. Para laki-laki terlebih dahulu ke ruang resepsionis, untuk meminta kunci kamar. Begitu juga dengan para perempuan yang menyusul. Tentu saja kamar mereka terpisah, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Mereka lalu bersih-bersih bergantian di kamar mandi, kemudian memakan makanan ringan yang mereka bawa dari rumah diruang tengah. Semuanya berkumpul dan bercanda ria, tak kalah heboh juga Yubi yang membawa gitar serta membuat semuanya menyanyi bersama-sama.

"Ki, aku tiduran ya di paha kamu." Pinta Revan. Kiki mengangguk malu, lalu cowok itu tidur dipahanya tanpa ba-bi-bu.

"Ck, ada kamar kali. Lo bikin anak orang pegel aja," sindir Fadlan pedas. Membuat suasana yang awalnya ramai menjadi tegang.

Riko menoleh padanya "Wajar kali dia kecapekan, kalau gitu kita masak dulu yuk! Atau yang cewek masak, yang cowok molor ya hahahaha."

"Huuu, enak aja!" Balas Putri.

Riko terkekeh pelan dan berucap lagi "Iya kanjeng ratu, bercanda aku juga."

"Oke deh, gue Alif Fadli bantuin masak. Yubi sama temen-temennya motong bahan, Kiki masak nasi. Dina sama Putri yang masam sama goreng-goreng." Perintah Riko. Entah ada angin apa semuanya hanya mengangguk setuju dan menuruti perintah cowok itu.

Mereka lalu melakukan tugasnya masing-masing sambil merekam aktivitasnya melalui ponsel Putri. Setelah semuanya selesai dan makanan siap disajikan, Revan terbangun dan mengusap kedua matanya. Ia baru menyadari bahwa dirinya di sofa seorang diri.

"Woy kok pada nggak bangunin gua?!" Teriak spontan Revan.

Kemudian, Alif menyahut "Lagian lu ngebo, sih."

Revan menggaruk tengkuknya, ia melihat Devan yang begitu telaten membantu yang lain. Sedangkan dirinya malah tak ikut membantu apa-apa sama sekali.

TEMENAN DOANG KO BAPER [REVISI]Where stories live. Discover now