Back -June x Rose-

9 3 14
                                    

Warning⚠⚠⚠
Cerita ini mengandung sedikit kata-kata yang kasar.
Kata-kata hanya sebatas untuk keperluan cerita.
Jika merasa terganggu, silahkan kembali

.

.

.

"KAU ITU BODOH ATAU TOLOL, KOO JUNE?!!"
"..."
"Sudah ratusan, bahkan ribuan kali ku katakan bahwa jalang sialan itu tidak pantas untukmu!!!"
"Dia bukan jalang, noona..."
"Kalau bukan jalang, mau disebut apa dia? Sudah jelas dia bercinta dengan pria lain di apartemen yang kau belikan untuknya. Mau disebut apa lagi wanita murahan itu? HA?!!"
"Noona, dia bukan-"

PLAKKK

"Jisoo!!!" pria dengan gigi kelinci itu membulatkan mata melihat apa yang dilakukan kekasih cantiknya.
Ah! bukan hanya pria itu, bahkan gadis lain di ruangan itu tak menyangka bahwa gadis bernama Jisoo itu berkata dan melakukan tindakan seperti tadi.

"Aku tidak tau apa yang sudah dilakukan wanita murahan itu kepadamu. Tapi, melihat bagaimana kau membelanya, itu jelas-jelas menyakitiku."

Jisoo melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu. Ia tidak ingin menangis dan membuat adik kesayangannya semakin tertekan.

June hanya bisa menunduk. Pipi kirinya terasa perih. Tamparan yeoja yang sudah seperti kakak kandungnya itu tidak main-main. Namun, ada yang lebih sakit saat ini. Hatinya. Gadis yang ia cintai mengkhianatinya dengan cara yang sangat hebat. Masih terbayang dibenaknya saat gadis itu malah semakin menikmati sentuhan pria lain yang tidak ia kenal, meski gadis itu sudah melihat kedatangan 'kekasih'nya. Desahan menjijikkan terdengar dari kedua belah bibir manusia berbeda jenis itu.
Sungguh, June ingin sekali menghajar namja yang sudah berani menyentuh miliknya. Namun, seperti yang dikatakan oleh noona-nya, ia bodoh. Sangat bodoh. Bukannya menghajar namja itu, ia malah pergi meninggalkan pemadangan menjijikkan itu dan berakhir dengan sebuah tamparan dari noona cantiknya.

June terduduk di sofa yang berada di sampingnya. Menahan emosi yang memaksa untuk keluar. Hingga ia merasakan sebuah tepukan kecil di pundaknya. Namja jangkung itu menoleh dan mendapati seorang gadis manis yang tersenyum kepadanya. Senyum yang menyadarkannya jika hanya tersisa mereka saja di ruangan itu.

"Jangan menahannya, June-ya. Kau bisa melampiaskannya. Aku tau, pasti sangat sakit."

Suara lembut itu tidak terdengar mengasihaninya. Untuk yang kesekian kalinya, Koo June terpana dengan gadis manis itu. Gadis yang selalu ada di sampingnya saat ia butuh. Gadis yang tidak pernah mempertanyakan sikapnya. Gadis yang tidak akan menghakiminya dan selalu tersenyum hangat kepadanya. Gadis yang sekarang ia sadari, terluka lebih parah dibandingkan dirinya.

"June-ya..."

Namja tampan itu memejamkan mata. Menikmati sentuhan lembut dari gadis itu dirahangnya. Matanya kembali terbuka saat tidak merasakan usapan itu lagi. Kedua pasang netra kelam mereka bertemu. Tanpa perlu mengatakan apa pun, mereka sudah tau luka yang dirasakan satu sama lain.

"Rose-ya..."

June kepada pengkhianatan. Rose kepada cinta yang bertepuk sebelah tangan.

Cup~

Sebuah kecupan singkat namun manis mendarat di bibir tipis gadis manis itu.

"Apa tempat itu masih milikku?" suara rendah itu memecah keheningan.
"..."
"..."
"...selalu. Dan tak pernah tergantikan.
"Terimakasih. Untuk masih menginginkan diriku..."
"Aku tak punya alasan untuk melepasmu. Aku mencintaimu."
"Aku akan membalasmu. Jadi, bersabarlah sedikit lagi."

=•=

Hiyaaa HIYAAAAA

Berakhir dengan gaje lagi
Wkwkwkwk

Saya memang suka yang gaje-gaje

ITU DIPOJOK KIRI BAWAH ADA BINTANG, JANGAN LUPA DITEKAN YAAAAA

SEE YOU😘😘😘

FanFiction [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang