Gomawo -Ong Seongwoo-

22 4 14
                                    


"Kau melakukannya dengan sangat bagus, Hwi-ah."
"Gomawo, noona."
"Guanlinnie juga melakukannya dengan sangat bagus."
"Gomawo, noona."

Gadis berambut sebahu itu tersenyum cantik. Membuat dua namja di hadapannya ikut tersenyum.
Mari kita panggil gadis itu Anna. Mengapa dia bisa berada di backstage konser perpisahan Wanna One? Itu satu rahasia yang disembunyikan dengan sangat baik. kkkkk~

"Noona..."
Gadis cantik itu menoleh. Netranya menangkap ekspresi tak terbaca dari namja manis bermarga Lee itu.

"Wae, Hwi?"
".... gomawo..."
"Hei! Mengapa terus mengatakan itu? Apa yang sudah ku lakukan?"
"Aku...aku...aku..."

Anna memeluk tubuh kurus itu. Gadis itu sangat tau bagaimana perasaan namja yang lebih muda dua tahun darinya itu. Mengenal grup itu bukan hanya di atas panggung membuat ia mengerti sedikit bagaimana sifat kesebelas member yang berhasil mencuri perhatian produser nasional. Namja dalam pelukannya sekarang adalah namja yang sangat cengeng. Terbukti, bahunya basah dan suara isakan terdengar jelas di telinganya.

"Hei! Uljima! Kau terlalu banyak menangis, Hwi-ah. Nanti makeup mu luntur."
"..."
"Kau sudah melakukan semuanya dengan sangat baik. Jangan menangis. Tersenyumlah."
Dengan lembut Anna membelai punggung sempit dalam pelukannya itu. Memberikan kenyamanan dan keyakinan bahwa tak ada yang perlu di tangisi.

"Yakk!!! Aku juga ingin dipeluk oleh noona!!!"

Anna menoleh. Menatap namja tinggi di belakang tubuh Daehwi. Terkekeh gemas melihat bagaimana ekspresi namja yang biasanya memasang wajah datar itu. Melepaskan pelukannya dari namja kecil yang juga ikut tertawa, kemudian membuka lebar kedua lengannya untuk menyambut tubuh bayi besarnya.

"Cup...cup...cup...Guannie juga ingin dipeluk? Sini."
"Noona! Jangan mengatakan itu! Aku malu..."
Meski mengatakan hal itu, namja tiang itu tetap membawa tubuh besarnya ke dalam pelukan hangat gadis di depannya. Anna dan Daehwi tertawa melihat bagaimana namja tiang itu berusaha tetap terlihat cool.

"Menangislah..."
"Kau mengatakan hal berbeda untuk Daehwi, noona."
"Itu karena dia sering menangis. Kau? Mengapa menahannya? Kau bisa menangis juga, sayang. Jangan memaksakan dirimu untuk terlihat kuat. Kau bisa menunjukkan sisi lemahmu juga. Kau yang termuda, bukan? Sudah seharusnya hyung-hyungmu yang menjagamu."
"Hn...gomawo, noona."

***

Anna terlihat begitu akrab dengan orang-orang di dalam ruangan itu. Seperti sudah mengenal mereka lama. Ia bahkan ikut menggoda Jihoon bersama Woojin, Ji-Sung, dan SungWoon. Tertawa lepas melihat bagaimana wajah memerah namja yang ingin sekali melepas image imutnya itu.

"Anna..." seseorang memanggilnya
"Ne?"
"Bisa kita berbicara sebentar?"
Anna menatap lawan bicaranya itu dengan bingung. Namun, tetap mengangguk dan mengikuti langkah kaki panjang namja tampan itu setelah sebelumnya meminta izin kepada 'rekan'nya yang lain.

"Ada apa, oppa?" tanya gadis itu setelah mereka tiba di tempat yang lebih sepi.
"..."
"..."
"Gomawo."
"Ha? Apa yang kau katakan? Kenapa aku banyak menerima ucapan terimakasih hari ini? Dari member Wanna One lagi. Apa aku sudah menjadi pahlawan nasional?" balasnya dengan sedikit candaan.
Namja tampan itu tersenyum. Mengerti bahwa gadis di hadapannya sedang berusaha menghiburnya juga.

"Kau berhak mendapatkannya, Anna. Gomawo. Untuk semuanya."
"...aku tidak melakukan apa pun, oppa."
"Memang tidak langsung kepada semua member. Tapi, apa yang kau lakukan kepada SeongWoo itu berpengaruh bagi kami semua."
"..."
"Dia bukan orang yang akan menyembunyikan perasaannya di depan kami. Hanya saja, hari ini dia dengan pintar menyembunyikannya."
"..."
"Dia tidak menangis hari ini. Padahal, beberapa hari yang lalu dia yang paling terlihat sedih saat persiapan konser ini. Namun, yang terjadi hari ini...dia tetap tertawa dan menghibur member lainnya."
"...dia tau ini bukan akhir segalanya..."

FanFiction [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang