Wisnu melemparkan spidol ke arah Farhan. "Jadi sebenernya maksud gue ngumpulin kalian ke sini, gue mau kalian jadi saksi."

"Saksi apaan, Mas?" Susi mengerutkan kening, bingung.

Wisnu memberi kode pada Farhan dan Dito untuk segera mengikutinya. Tak lama kemudian, mereka berdua muncul dengan dua buah lilin yang menyala di tangan masing-masing. Total ada empat lilin.

Di belakang anak buahnya, Wisnu berjalan dengan wajah tegang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di belakang anak buahnya, Wisnu berjalan dengan wajah tegang.

"Cieeeeeeee!" Susi yang mulai paham, langsung menyoraki bosnya itu. "Mas Wisnu bawa mawar putih, Gengs! Kalian tahu buat siapa?"

"Pijaaaarr!!" teriak kompak teman-temannya.

Lalu Susi dan Lina menjadi paduan suara dadakan. Mereka menyenandungkan sebuah lagu yang biasa dijadikan backsound di acara pernikahan. Lagu Janji Suci, milik Yovie and Nuno.

Jangan kau tolak dan buatku hancur

Ku tak akan mengulang tuk meminta

Satu keyakinan hatiku ini

Akulah yang terbaik untukmu

Wisnu melangkah maju sampai ke tempat Pijar duduk. Gadis itu masih termenung sendiri di kursinya. Tak terusik dengan sorakan teman-temannya.

"Jar?" panggil Wisnu lembut. "Kalo lo terima gue, sisain satu lilinnya yang tetap berpijar. Kalo lo tolak gue, tiup semua lilinnya."

Farhan dan Dito menyodorkan tangannya. Sekarang ada empat lilin yang berpijar di hadapan Pijar.

"Terima..terima!" Teriak Susi dan Lina penuh semangat.

Pijar bergantian menatap wajah teman-temannya dengan sorot kebingungan. Tatapannya kini bergeser pada sebuket bunga mawar putih yang disodorkan Wisnu.

"Terima ini?" Pijar mengangkat buket bunga dari tangan Wisnu. "Udah, kan?"

Susi menggeleng-geleng takjub mendengar kalimat yang dilontarkan Pijar. Sedangkan Lina menepuk jidatnya sendiri, heran.

"Lo kayaknya kudu berendam dulu di Laut Cina Selatan deh, Jar," tukas Farhan geregetan. "Bang, lo gagal romantis," katanya lalu melirik ke arah Wisnu. "Mending lo ganti target aja. Tuh, Lina, Susi sama Vania masih nganggur."

Dito nyaris tersedak menahan tawa. Sedangkan Wisnu tampak berusaha memanjangkan sumbu kesabarannya.

"Gue mau lo jadi cewek gue, Jar," ucap Wisnu dengan tenang.

Pijar termenung sejenak, menatap Wisnu dengan intens. Ia merunduk lalu maju selangkah menghampiri lilin-lilin yang digenggam Farhan.

Wush...

Satu lilin di tangan kiri Farhan mati.

Bukan cuma Wisnu yang menahan napas, kini teman-teman kerja Pijar juga ikut deg-deg an.

Happy Birth-die (SUDAH TAYANG SERIESNYA)Where stories live. Discover now