6% kembali.

251 53 1
                                    

Setelah pertemuannya dengan Mina tadi siang, membuat Mark kaget karena gadis itu membawa kembali ingatannya dengan sang kekasih yang sudah tenang disana. Iya, Mina itu sahabat Arin sejak kecil.

Tapi sejak malam dimana Arin meninggal karena dibunuh, Mina juga menghilang begitu saja bagai ditelan bumi. Mark sempat berfikir jika Mina yang melakukannya, tapi ia juga berfikir tidak mungkin, karena gadis itu adalah sahabat karib Arin sejak kecil.

Dan sekarang perasaannya lagi kacau balau karena teringat dengan Arin. Mark masih diam ditempat duduknya, padahal suasana club semakin malam makin ramai. Ditambah Momo yang ngebet pengen dibelai oleh Mark, tapi nafsunya bagai disumbat oleh masalalunya.

"Mark, katanya kamu pengen aku malam ini. Tapi kenapa kamu malah diemin aku?" tanya Momo.

"Gue lagi banyak pikiran. Nanti aja lah kalo gue udah agak tenang gue cari lo" Mark beranjak lalu jalan ke balkon.

Momo ikut Mark jalan ke balkon lalu memeluknya dari belakang, "Mark~ ayolah"

Mark melepaskan pelukan gadis itu, lalu ia berbalik. Tangan kirinya memeluk pinggang Momo sedangkan tangan kanannya membelai rambut gadis itu.

"Nanti aja ya. Kalo kamu kayak gini, nanti emosi aku naik kamu juga nanti yang kena. Aku gak mau kamu kenapa-kenapa karena aku" kemudian Mark mencium kening gadis itu.

Gadis itu hanya mengangguk, "Janji ya, kalo kamu udah tenang kamu cari aku. Awas kalo kamu berani nyari cewek lain"

"Iya"

Mark tersenyum sambil mengacak rambut gadis itu. Kemudian Momo pergi meninggalkan Mark.

Bukankah Mark sangat manis dengan gadis itu? Gadis diskotik yang selama ini menjadi teman tidur Mark disana. Tapi sekali lagi, Mark tidak mencintai gadis itu, ia cuma menjadikannya sebagai tempatnya melampiaskan kesepian dan juga gadis yang mampu menghiburnya. Maka dari itu Mark sangat menghargai Momo dengan bersikap manis dihadapan gadis yang lebih tua dua tahun darinya itu.

Balik lagi, Mark yang berdiri dibalkon melihat-lihat keadaan sekitar. Ia bisa melihat kebringasan teman-temannya dari atas sana. Haechan yang lagi make out sama Hina, Jaemin yang minum sambil grepe-grepe Eunha, Renjun serta Nancy yang lagi belajar nge-DJ ke DJ Johnny. Ia juga melihat kakak sepupu sekaligus teman-temannya yang lagi joget dilantai dansa.

Dan satu lagi yang bikin Mark geleng-geleng kepala, yaitu Chenle yang menari sambil grepe-grepe Joy. Emang sejak kapan Chenle deket sama Joy, perasaan disekolahan tadi mereka diem-diem bae pas ketemu.

"Gue kira tu bocah cuma doyan Pabji" cibir Mark.

Ada yang tanya Jeno sama Jisung dimana??
Jeno udah kebelakang sama Xiyeong, sedangkan Jisung memang gak pernah ikut karena abangnya yang melarang dia keluyuran malem-malem sekalipun ijinnya nginep dirumah temen. Lagian Jisung juga gak suka main di club karena takut digodain jalang.

30 menit sudah berlalu, Mark masih setia berdiri bertumpu dipagar balkon sambil minum Wine. Padahal tatapannya terfokus pada Momo yang lagi ngobrol sama pelanggannya, tapi pikirannya melayang entah kemana.

Saat ia beralih melihat keadaan sekitar, matanya tidak sengaja melihat Seungwan yang mabuk dan dibopong seorang laki-laki menuju kebelakang. Lelaki itu bukan Hwang Minhyun. Tanpa pikir panjang Mark menaruh gelasnya, kemudian berlari menyusul Seungwan.

Sampai di lorong belakang ia melihat laki-laki itu membawa Seungwan masuk kedalam kamar. Mark langsung lari kesana, untung saja ia berhasil mendobrak masuk sebelum pintu itu sepenuhnya tertutup dan dikunci dari dalam.

"Brengsek!"

Tanpa babibu Mark menghajar lelaki itu tanpa ampun. Ya walaupun Mark masih kesel sama Seungwan, tapi ia tidak akan membiarkan kehormatan kakak sepupunya hilang diambil pria brengsek diskotik.

DREAM [Markri+Jungri]✔Where stories live. Discover now