01

1.2K 31 0
                                    

Saat ini vano dan stevia sedang berada di sebuah apartement milik vano yang sempat vano kembangkan tanpa sepengetahuan hendery. Vano mengembangkan apartement tersebut dengan usaha dan uang tabungannya sendiri.

Stevia sangat bersyukur mempunyai kakak seperti vano, vano memang sangat nakal di sekolah. Tetapi walaupun vano seringkali masuk ruang bimbingan konseling, ia adalah lelaki yang bertanggung jawab dan cerdas.

Stevia pun hampir sama seperti vano. Bahkan Stevia sudah berulang kali membuat masalah dan berakhir pindah-pindah sekolah. Tetapi, dia sering menjadi juara dalam ajang olimpiade bela diri.

Stevia pandai bela diri, dia menguasai banyak ilmu bela diri. Vano pun begitu hanya saja vano selalu kalah jika bertanding dengan stevia.

Stevia memang perempuan tetapi tenaganya seperti laki-laki. Parasnya pun cantik sehingga banyak menyimpan rasa terhadap stevia. Bahkan banyak sekali yang sudah mengutarakan rasa sukanya terhadap stevia, namun belum ada satupun yang benar-benar stevia sukai.

Banyak lelaki yang pernah menjadi kekasih stevia, tapi semua itu tidak bertahan lama, karena stevia berpacaran hanya untuk bersenang-senang bukan benar-benar tulus.

"Hoaammmm. Eunghh?" Desah stevia yang baru saja terbangun dari tidurnya. Ia melihat di sebelah kanannya ada Vano yang masih tertidur pulas. Stevia tersenyum memandangi wajah damai vano ketika tertidur.

"Tampan." Kata stevia secara tidak sadar lalu vano tersenyum dan tertawa terbahak-bahak.

"Gue tau gue ganteng, kaga usah terpesona ampe segitunya kali pfftt."

"Ihhh bang? Gue kira lo tidur anjir. Lah sejak kapan lo bangun?"

"Sejak lo mandang gue terus lo bilang tampan buahaha."

Mereka seakan lupa apa yang kemarin terjadi terhadap mereka.

"Lo sekolah gak bang?" Tanya stevia setelah membangunkan badannya sendiri dari hamparan kasur tempat tidurnya.

"Sekolah lah. Alesan apaan buat gue gak sekolah. Gue kan cogan baik nan teladan di sekolah."

"Prett. Gue males ah ke sekolah bang. Dapet ilmu kaga dapet musuh iya."

"Lah jangan gitu juga kali steve. Kalo lo niat dan lo gak bikin masalah gue yakin lo pinter kaga bego. Yakali nyamuk bukannya ditepok malah diomelin." Ejek vano diikuti dengan tawaan.

"Ih anjir punya abang kek gini amat si gusti."

"Bodoamat yang penting gue ganteng. Wlee. Udahlah gue mo mandi pokoknya ntar lo sekolah kalo kaga ntar kaga gue kasi makan loh." Vano pun beranjak dari tempat tidur dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi.

"Huftt males gue anying." Stevia menghembuskan nafasnya, dia sangat malas masuk ke sekolah karena setiap hari ada saja masalah yang menimpa dirinya di sekolahnya.

Selesai mandi, vano keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah, dan handuk yang terlilit di punggung nya memperlihatkan beberapa kotak lipatan di perutnya membuat para wanita yang melihatnya mungkin mereka akan terpesona dengan penampilan vano.

Vano terkejut melihat stevia yang bahkan sudah ganti baju dan sudah rapi untuk berangkat ke sekolah.

"Lah? Lo ga mandi apa begimana? Atau lo mandi dimane dah maemunah?" Wajar saja vano heran dengan stevia, bahkan vano  yang baru saja dari kamar mandi baru selesai bagaimana stevia sudah mandi sebelum vano keluar?

Stupid (Revisi) Where stories live. Discover now