Our Story

576 46 78
                                    

Seperti biasa aku berjalan-jalan menikmati udara segar, itu pun jika aku bisa menghirup bagaimana segarnya udara tersebut. Tidak seperti vampire kebanyakan yang hanya bisa keluar ketika langit telah gelap, aku bisa merasakan sedikit sinar matahari meskipun tidak langsung. Apakah Tuhan sedikit berbaik hati padaku? Aku rasa tidak... Aku tetaplah aku, sang makhluk terkutuk. Aku melihat banyak sekali yang berubah dari kota ini, kemajuan teknologi dan peradaban manusia yang merubah segalanya. Namun di mataku, kota ini tetaplah sama. Sebuah kota bernama Daegook, namun tak jarang juga orang-orang menyebutnya sebagai Sin City. Di kota ini hampir tidak mengenal istilah hukum, banyak penduduk yang melakukan pelanggaran bahkan tindakan kriminal dalam kesehariannya. Mereka dengan bebas membunuh seakan nyawa manusia itu tidak ada harganya dan mengambil apa pun yang mereka mau, memakai obat-obatan terlarang serta bercinta dengan siapa saja. Well, aku pun tidak jauh berbeda dengan mereka. Di sinilah aku lahir, tumbuh besar, merasakan apa yang dinamakan cinta dan di sini juga nyawa terlepas dari ragaku. Aku tidak pernah merasa bosan berada di sini, karena di sini aku bisa mendapatkan semuanya yaitu darah dan sex. Aku sangat menyukai bercinta dengan para pelacur di sini, yang ku nikmati dari mereka bukanlah dari segi kepuasan birahi, namun dari segi kepuasan bathin. Aku menyukai ketika para wanita murahan itu meregang nyawa ketika aku menghisap darah mereka hingga habis tak bersisa setelah aku sedikit bermain-main dengan mereka. Jujur ku akui, selain dari seluruh kenikmatan dunia yang bisa aku rasakan di sini, alasan aku tidak bisa meninggalkan kota ini adalah janjiku ke pada seseorang.

Aku, Jeon Jungkook, anak pertama keluarga Jeon yang sangat terpandang. Keluarga kami mempunyai harta yang berlimpah, sehingga tidak ada satu pun yang berani mengusik kami. Aku mempunyai seorang adik perempuan, dia bernama Jeon Seobi. Dengan perbedaan umur yang tidak terpaut jauh dan wajah yang hampir serupa, banyak yang mengira kami adalah anak kembar. Aku sangat menyayanginya, bahkan rasa sayang itu mengalahkan rasa sayangku ke pada orang tua kami yang lebih memilih menghabiskan waktu dengan pekerjaan-pekerjaan mereka yang tiada habisnya ketimbang menghabiskan waktu bersama kami. Yang ku miliki di dunia hanyalah dia, kami saling menjaga satu sama lain dan saling menyayangi satu sama lain.  Namun perlahan rasa sayang itu berubah menjadi cinta dan obsesi. Entah sejak kapan aku tidak menganggap dia lagi sebagai adik, melainkan sebagai wanita. Awalnya aku tidak yakin dengan perasaan aneh yang muncul di dalam hatiku ini, sampai adikku sendiri yang mengutarakan perasaannya terhadapku. Kami tahu seharusnya perasaan ini tidak boleh menodai tali persaudaraan ini, namun apalah daya kami yang telah dibutakan oleh nafsu? Hingga perasaan yang menggebu-gebu ini serta hasrat yang membuncah menuntun kami ke pada perbuatan yang seharusnya tidak kami lakukan. Ya, aku bercinta dengan adikku sendiri. Tidak hanya sekali atau dua kali, kami telah melakukannya hingga berulang kali dan bahkan terkadang kami melakukannya di kamar orang tua kami untuk menikmati sensasi yang berbeda hingga sampai tiba saatnya mereka mengetahui hubungan kami.

Orang tua kami sangat murka melihat perbuatan kami dan menganggap kami sangat kotor, sehingga mereka pun pada akhirnya membuat keputusan untuk memisahkan kami berdua.  Adikku diasingkan ke dalam hutan dan dipasung di sana hingga menemui ajalnya, sedangkan aku; orang tuaku dengan berbaik hati mengumpankanku ke pada sekte pemuja iblis di kota ini dengan harapan aku menjadi santapan lezat para iblis dan bisa menambah pundi-pundi kekayaan mereka. Sebelum kami benar-benar berpisah, kami berjanji akan bertemu kembali di kehidupan berikutnya. Ternyata iblis yang akan menyantapku adalah seorang vampire, jadi aku membuat perjanjian dengannya dengan memberikan jiwaku serta mengabdi padanya dan dia memberikanku kehidupan abadi seperti saat ini. Setelah aku mendapatkan apa yang ku mau, aku kembali ke rumahku dan mengucapkan terima kasih ke pada kedua orang tuaku karena telah memisahkan kami berdua dengan cara mengoyak tubuh mereka dan menghisap darah mereka hingga kering.

....

Sore ini aku kembali berjalan-jalan seraya mencari keberadaan adikku, tak terasa waktu berlalu dengan cepat dan aku putuskan untuk kembali ke rumah karena sebentar lagi sang fajar akan menampakkan sinarnya. Aku berjalan dengan gontai hingga akhirnya ekor mataku melihat sesuatu di ujung jalan sana, aku melihat Seobi. Namun apa yang aku harapkan selama ini berbanding terbalik dengan apa yang aku lihat sekarang. Di ujung jalan, di sebuah gang sempit itu aku melihat sesosok makhluk berwajah menyerupai adikku namun dengan wujud yang berbeda. Wanita itu memiliki tanduk, ekor yang menjuntai panjang, sayap seperti kelelawar serta taring yang tajam di dalam mulutnya. Dia sedang memperkosa seorang pria dengan bringasnya. Setelah sang korban sudah lemah tak berdaya, adikku bersiap meninggalkannya.

"Seobi, ternyata benar itu kau..." Ucapku lirih seraya memandang tubuhnya yang hampir tidak mengenakan pakaian.

"Siapa kau?" Tanyanya acuh.

"Ini aku, Jeon Jungkook, kakakmu. Apa kau tidak ingat padaku?"

"Sejak kapan seorang succubus sepertiku memiliki seorang kakak seorang vampire? Cih, jangan bercanda!"

"Jika Tuhan masih menerima sumpahku, aku akan bersumpah atas namaNya."

"Hey, Bung... Kau ini lucu sekali. Tuhan mana mau meminjamkan namaNya untuk dijadikan sumpah oleh makhluk penghuni neraka sepertimu? Minggir, jangan menghalangi jalanku!"

"Tidak, aku mohon jangan lakukan itu! Jika kau mau bercinta, lakukanlah denganku seperti waktu kita masih menjadi manusia. Aku tidak sudi melihatmu bercinta dengan orang lain." Aku memegang tangannya dan mencium bibirnya.

"Kau ini makhluk yang sangat menjijikan, beraninya seorang vampire menciumku!"

GREP, CRAK

Kejadiannya begitu cepat, aku bisa merasakan kuku yang sangat tajam menusuk dadaku hingga menembus jantungku, lalu mencabut jantungku dari rongganya dan menariknya keluar.

"Rasakan itu, dasar makhluk hina!" Seobi melemparkan jantungku ke tanah dan menginjaknya. Setelah itu dia terbang meninggalkanku.

Aku jatuh tersungkur dan dengan kesadaran yang masih sedikit tersisa, aku menatap sang fajar yang mulai muncul di ufuk timur. Aku merasakan panas yang sangat luar biasa di sekujur tubuh dan tubuhku perlahan terbakar menjadi abu.

'Aku memang pantas mendapatkan hukuman ini darimu Tuhan untuk menebus dosaku, namun tak bosan aku berharap ke padamu Tuhan: Meskipun Kau tidak membiarkan kami bersatu dan hidup bahagia di sini, semoga kami menemukan kebahagiaan di neraka kelak.'

Tamat...

From Dusk Till Dawn (Tamat)Where stories live. Discover now