Selamat Ulang Tahun, BoBoiBoy!

Start from the beginning
                                    

"Eh! Robot mane ade makan," Tok Aba merebut martabak dari tangan Ochobot.

"Alah, menyesal aku diciptakan jadi power sphera," nada Ochobot kecewa.

"Power sphera itu apa?"

"Ehem," Ochobot berdehem. "Power sphera tu ialah..."

"Dah, dah. Baik kau rehat dulu. Aku dan Atok ingin solat kat masjid dulu," BBB menyela dan membawa Ochobot ke kamarnya. "Mel, kau nak tengok bilik aku, tak?"

"Wah! Mau!" Imelda menyusul BBB.

"Eh! Bilik kau belum kemas lagi. Nanti Imelda terbatuk-batuk kerana terlalu banyak debu," Atok sedikit menghalangi.

"Gak apa-apa, Tok. Aku bisa membantunya membereskan," Imelda tersenyum pada Atok saat sudah memijakkan kaki di tangga.

"Hehehe, terbaik la kau, Mel!" BBB mengacungkan jempol dan mengajak Imelda melihat-lihat kamarnya.

Saat pintunya dibuka...

Mata Imelda berbinar. Mulutnya sedikit menganga.

"Wah! Lucu banget dindingnya. Ada planet-planetnya, lagi!" Imelda kegirangan.

"Apa ini?" tanya Imelda sambil menunjuk sebuah benda aneh.

"Itu kasurku. Seleseh, 'kan?" Ochobot langsung beristirahat di sana.

"Cih. Kasurku lebih seleseh," BBB tak mau kalah dan membaringkan badannya di ranjangnya sembari memejamkan mata.

Imelda masih melihat-lihat kamar BBB. Begitu menakjubkan. Kamarnya saja tidak sebagus itu. Hanya cat putih polos tanpa hiasan, begitu datar. Seketika, dia merindukan Indonesia. Rumah. Dan... Bunda.

BBB melihat raut wajah yang sedih itu. Imelda mendekati globe milik BoBoiBoy. Dia mencari negara Indonesia. Setelah dapat, matanya terfokuskan ke Pulau Jawa. Tepatnya di Kota Jakarta.

BBB bangkit dari ranjang dan menepuk pundak Imelda. "Mak dan Bapakku pun tak de kat sini. Walau tak sejauh Bunda dan Ayah engkau,"

"Kenapa mereka gak menemuimu di sini? Hari ini, 'kan, hari ulang tahunmu,"

"Mereka sibuk dengan urusan negara," BBB menghela napas. "Itule Kuala Lumpur. Ibukota yang sibuk,"

"Jakarta pun sama,"

"Dah la. Aku nak kemas bilik aku. Nak bantu?"

"Mau!"

*****

Setelah solat magrib, para tamu berdatangan. Hanya 10 orang karena menurut orang desa sini, tidak boleh keluar setelah magrib. 10 orang ini belum termasuk kawan-kawan mereka. Dilaksanakannya di halaman rumah BBB.

Imelda sedang menaruh semua martabak ke piring besar, sementara BBB tengah berbincang dengan tamu-tamu. Tok Aba dan Ochobot juga.

"Dah berapa umur kau, BBB?" tanya Pak Cik Kumar, ayahnya Gopal.

"14, Pak Cik," jawab BBB ramah.

"Nah!" Pak Cik Kumar menyodorkan plastik besar. "Ais krim koko spesial untuk kau!"

"Wah! Besnye! Aku taruh kat kulkas dulu, ye? Terima kasih, Pak Cik!" BBB menerima dan berlari menuju kulkas di rumahnya.

"Eh! Bagi aku juga la!" Ochobot menyusul BBB.

Tersisa Tok Aba yang menerima hadiah dari tamu-tamu sembari berbincang hangat.

Surat Kecil dari Pulau Rintis (BoBoiBoy) ✔️Where stories live. Discover now