1

13.8K 901 50
                                    

Terletak jauh di pedalaman hutan Teresia terdapat sebuah sekolah sihir yang berdiri kokoh dan megah. Sekolah yang memiliki 17 menara dan dua gedung di pisahkan sebuah jembatan. Jembatan itu memisahkan antara kastil sekolah dan kastil asrama para muridnya.

Corvin Academy adalah nama sekolah sihir itu, sekolah sihir dengan murid dari seluruh dunia. Mereka semua berkumpul di sini selama tujuh tahun, sebagai seorang murid dalam akademi sihir, yang dengan tujuan pasti untuk menghasilkan para penyihir yang dapat mempertahankan kaumnya dari sihir hitam dan tidak terjerumus dalam sihir hitam atau yang lainnya.





Aku tidak akan menceritakan sejarah detilnya.

percayalah


"Jay."

"Hmm."

"You really want to escape from that exam?"

"Ya, tapi aku bukan pengecut karena bukan ujian itu yang ku takutkan."

"Lalu apa?"

"Look Mark. Aku yakin kau tahu jawabannya" Mark Memutar bola matanya malas. Come on, alasan klise ini lagi.

"Taeyong sunbaenim tidak akan bisa menyerap lust Maker  pasifmu itu Jung Jaehyun." Seriously, Mark tidak percaya Jika hanya karena senior mereka itu Jaehyun rela tidak ikut ujian yang sangat penting bagi kelulusan mereka.

"Memang bukan dia yang akan menyerapnya, tapi aku yang akan lepas kendali karena dia." Jaehyun menatap kosong ke arah sup labunya yang sudah hampir dingin. Sungguh, ia sudah berusaha sekuat tenaga dan mencari cara apapun yang dia bisa untuk mengatasi hal ini, tapi ibunya sendiri pun tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

Kedua sahabat itu tengah menikmat makan siang mereka setelah kelas Herbiologi  yang melelahkan. Mereka harus mencari kacang loncat di kebun yang pastinya sangat menjengkelkan, karena kacang itu tidak bisa diam sama sekali. Jeno sedang pergi ke perpustakaan, ia bilang ingin meminjam apa entahlah Mark tidak tahu.

"Jay, come on aku tidak mau sendiri di ujian itu, kau tahu kan ujian ini sangat berarti untuk para tingkat enam seperti kita." Mark tidak menyerah membujuk Jaehyun untuk hal satu ini. Mereka harus menghadapinya di manapun dan apapun situasinya, itu tekad dan janjinya juga Jaehyun dan Jeno sejak awal mereka masuk sekolah sihir ini.

"Aku janji, jika kita menemuinya di sana nanti aku akan mengalirkan perisai yang sangat tebal agar kau tidak lepas kendali, yah. Ayolah ... jeball." Mark menarik-narik lengan baju Jaehyun agar bocah itu mau menurutinya.                                                                                              

"Tapi kau tahu perisai itu tidak mempan padaku selama aku masih bisa berfikir." Jaehyun juga sudah sangat putus asa jika bisa di bilang.

"Bukan padamu tapi pada Taeyong sunbaenim. Setebal tembok sekolah kita sekalipun perisaiku atau perisai penyihir manapun tidak akan mempan padamu."

"Ayolah Jay, apa kau tidak sayang padaku." Mark mengedipkan matanya dengan tampang sok imut.

"ish, menjau dariku menjijikan." Jaehyun mendorong kepala Mark menjauh dari bahunya.



kita tinggalkan dua sahabat gila itu

"Ten tahun ini kau ikut ujian itu lagi?" Seseorang yang baru saja menempatkan bokongnya di samping namja manis yang sibuk dengan buku sejarah sihir yang sangat tebal dan besar di hadapannya.

CORVIN ACADEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang