2

5.9K 667 37
                                    

Doyoung mengumpat untuk kesekian kalinya pagi ini. Lelaki manis yang selalu di panggil 'Bunny' oleh Ten, sahabatnya tidak berhenti megumpati kepala sekolah dan juga peraturan ujian sialan yang akan mereka hadapi besok.

Pasalnya, pagi-pagi buta ia mendapatkan Flyingmail yang sudah di pastikan itu dari Changmin Saem memintanya, ah tidak tidak bukan meminta. Tapi memaksanya dan 'orang-orang terpilih' lainnya untuk datang ke aula nanti sore setelah berakhirnya semua kelas.

"Sudahlah Bunny. Umpatanmu tidak akan mengubah apapun." Ten mengunyah sandwich untuk sarapan mereka menatap Doyoung dengan pandangan lelah.

"Tapi tetap sa—."

"Diam atau akan ku buat makanan yang ada di dalam perutmu berubah jadi batu." Ten manatap galak pada sahabatnya yang seketika diam dan menunduk takut.

Ten adalah Shape bander. Kemampuan yang bisa mengubah bentuk dan ukuran suatu benda dengan kekuatan inernya dan Doyoung tidak merelakan perutnya meledak karena makananya berubah jadi batu.

Itu mengerikan.

"Sebenarnya aku juga tidak mau Doyoung-ah. Kau pikir saja, siapa yang mau ada di situasi antara hidup dan mati dua kali berturut-turut?" Ten mengeluarkan isi kepalanya.

"Tapi mau bagaimana lagi. Peraturan dan tradisi ini sudah ada bahkan sebelum kita lahir. Jadi terima saja, toh kita hanya akan jadi pembimbing dan pemberi petunjuk mereka."

"Hai, kalian sedang meributkan apa?" Ten dan Doyoung lantas menoleh, mendapati Jungwoo dan Taeyong yang berdiri menatap mereka.

"Seperti biasa. Si princess Bunny dan keluhan tentang ujian Cröwn besok." Doyoung memberikan Death glare pada Ten yang menyebutnya Pincess. Taeyong dan Jungwoo terkekeh lalu duduk di hadapan mereka, memulai makan siang.

Sebenarnya Jungwoo dan Taeyong berasal dari asrama Sanctus. Tempat dimana para pureblood berkumpul. Tapi, kedua pria manis itu lebih sering berkeliaran di area perkumpulan para Aspero yaitu para Halfblood atau Pureblood yang keluarganya tinggal di dunia manusia.

Taeyong pernah bilang pada suatu waktu ketika mereka ada di perpustakaan.

"Orang-orang Sanctus itu terlalu serius dalam mengerjakan sesuatu dan kami tidak terlalu suka dengan hal itu."

Mudah saja memang bagi Jungwoo dan Taeyong yang di takdirkan menjadi seorang Cleavere. Si pintar di dunia sihir. Kemampuan itu memudahkan mereka untuk membaca suatu hal yang hampir tidak mungkin menjadi keberhasilan yang luar biasa dan mereka juga memiliki intuisi yang kuat akan strategi apapun.

"Sudahlah Youngie. Aku dan Taeyong juga ikut lagi tahun ini." jungwoo tersenyum manis menanggapi keluhan temannya itu.

"Kalau kalian memang sudah di pastikan akan ikut lagi, bahkan sejak ujian tahun lalu belum di mulai." Taeyong dan Jungwoo hanya tersenyum.

...

...

...

...

"Velle lacessere iniriguis." Bisik seseorang.

Ten menggerakkan kepalanya tak nyaman. Merasakan remang di lehernya. Dingin. Seakan ia sedang di sentuh sebuah tangan yang sedingin es di kutub. Namun ia mabuk akan hal itu dan ingin lebih dari sentuhannya.

Shit!!

Ten mengumpat dalam hati.

"Nghhh." Doyoung, Taeyong, dan Jungwoo yang ada si sekelilingnya melebarkan mata mereka pada Ten yang baru saja mendesah tanpa ada siapapun yang menyentuhnya.

CORVIN ACADEMYWhere stories live. Discover now