Aku mengerti. Mungkin eonni lagi banyak masalah. Aku pun menghampirinya berpura² tidak tahu.
"Eonnii aku sangat lelahh" ucapku manja menghampirinya lalu memeluknya.
"Lelah kenapa hmm?" Tanya eonni. Mengusap tangan ku yang memeluknya.
"Aishh hari ini aku sangat kesal. Eonni tau alex kan?"
"Huh? Alex mantan mu?"
"Yakk eonnii dia bukan mantanku aish" ucapku cemberut.
"Iya teman lama mu kan? Kenapa dengannya?"
"Dia menggantikan dosen ku yang dulu. Aku jadi semakin malas menghadiri kelas nya" terang ku mengalihkan kesedihan eonni.
"Mwoo??? Dia jadi dosen di kampus mu?" Wajahnya terlihat kaget.
"Emm" aku hanya mengangguk.
"Wahhh daebakk." Ucapnya dengan wajah berseri.
"Aishh itu sangat menyebalkan eonni"
"Dia sangat pintar sojung, tidak heran dia jadi dosen. Kepintarannya di atas rata² memang"
Aku melihat eonni sudah tidak sedih seperti tadi. Aku pun mencari buku eonni dan sedikit merusak jajaran buku yang sudah ia bereskan dengan rapi. Namun eonni tidak menyadarinya. Ia masih mengoceh tentang kehebatan alex. Sementara aku membaca buku di kasur nya.
"Yakk!! Sojung!!"
Dua halaman sudah aku membaca. Namun suara eonni mengagetkan ku membuat buku yang kubaca jatuh ke wajahku.
"Mwo?" Jawabku lemah.
"Tidak bisakah kau sedikit lembut hah?? Lihat buku ku begitu berantakann" ucapnya kesal.
"Ehehe mianhee" jawabku dengan pupy eyes ku.
"Menjijikan" ucapnya dan berlalu keluar ntah kemana.
...
Aku terbangun pagi sekali. Bukan untuk ke kampus. Karna ini adalah hari minggu. Aku bergegas membersihkan badan ku.
"Kau mau kemana sojung? Tumben minggu pagi kau sudah rapi. Biasanya kau bangun siang" eonni sedikit berteriak dari dapur ketika melihatku turun dari tangga.
"Aku ada urusan di rumah sakit eonni" Krystal mengambil satu roti yg sudah berisi selai dengan terburu-buru.
"Rumah sakit?? Siapa yang sakit?!" Jessica dengan spatula di tangannya menghampiri meja makan.
"Yakk!! Jung Sojung!!" Teriak Jessica
Krystal dengan cepat pergi begitu saja tanpa memperdulikan Jessica yg sudah meneriaki nya.
Eonni pasti terus bertanya pikir Krystal.
---
"Oppaaa..aku mau makan kimbap" rengek irene melihat alex memasuki ruangan
"Hei anak kecil. Kau masih dalam masa pemulihan. Mana bisa kau makan kimbap eoh?" Alex menyimpan kantong plastik di atas meja. Duduk menarik kursi dan menatap irene dengan dagu bertumpu di tangan nya.
Irene cemberut, mengembungkan pipi nya. Alex yang melihat itu pun tersenyum.
"Kyeopta" tanpa sadar alex mengucapkannya.
"Jinjja" mata irene langsung berbinar mendengar itu.
"M..mwo?" Alex tersadar dari lamunannya.
"Oppa tadi bilang aku lucu"
"Y..yak. kapan aku mengatakannya?" Alex memalingkan wajahnya dan mengambil kantong plastik di meja yang berisi bubur.
"Aishh susah sekali kau memujiku" irene kembali menggembung kan pipinya cemberut.
"Jja. Makanlah biar cepat sembuh. A~~" alex menyuapi irene.
Tok..tok..
Cklek..
Tepat ketika alex menyuapi irene, seseorang memasuki ruangan itu.
"M..mianhee aku mengganggu waktu kalian. A..aku akan kembali setelah kalian selesai" ucapnya menunduk dan kembali keluar.
Irene yang melihatnya hanya menatap heran karena ia merasa tidak mengenal wanita itu.
Berbeda dengan alex yang tercenung melihatnya. Apalagi mengingat posisinya yabg sedang menyuapi irene. Ia mulai gelisah, bingung dengan apa yang harus ia lakukan.
YOU ARE READING
Always With Crying
RandomKrystal yang semalam baru mengungkap kan perasaan nya pada alex. Namun apa yang ia dapat keesokan hari nya? Alex akan pergi ke luar negri dan meninggalkan krystal. Marah. Satu kata yang ia rasakan saat ini. Ia tidak peduli dan tidak ingin tau bera...
part 3
Start from the beginning
