2 - VC

9K 646 15
                                    

Sinar matahari perlahan tertutup oleh bangunan tinggi di sekitaran daerah Pakuwon Surabaya. Honda jazz putih yang kukendarai mulai memasuki basemen parkir sebuah kompleks aparteman.

Sejak kembali di Surabaya dan kembali merantau sebagai pekerja kantoran mengharuskanku untuk mencari tempat tinggal kembali.

Awalnya akan kembali ke tempat kosanku yang lama, selain suasananya nyaman dan sudah akrab dengan penghuni disana namun lokasinya lumayan jauh dari tempatku bekerja.

Jadi, Mami memberikan opsi kepadaku untuk tinggal bersamanya atau menempati apartemen milik Mas Satya.

Tentu opsi untuk tinggal bersama Mami tidak kupilih karena akan merasa canggung selama tinggal disana, belum lagi kesibukanku bekerja semakin membuatku tidak nyaman karena akan berangkat pagi dan pulang menjelang petang.

Disinilah sekarang, tinggal di apartemen milik tunanganku.

Selama studi S2 nya, Mas Satya jarang sekali pulang ke Surabaya. Terhitung baru dua kali ia pulang yaitu ketika lebaran dan acara lamaran yang berlangsung beberapa waktu yang lalu. Jadi jangan salah sangka dulu kenapa bisa tinggal disini.

Karena tergolong apartemen baru jadi Mas Satya menyerahkan semuanya kepadaku, dalam hal merawat isi dan semuanya.

Aku juga tidak pernah mengajak teman atau siapa pun untuk masuk kesini, kecuali Ayah dan Bunda saat awal awal pindahan ke Surabaya.

🌷🌷🌷

Membuka slot pintu dengan menekan tombol digit nomor pin agar pintu dapat terbuka.

Sampai di apartemen ketika menjelang maghrib, meletakkan tas jinjing diatas meja dan kunci mobil di belakang pintu yang terdapat gantungan untuk menaruh berbagai kunci agar lebih rapi dan meminimalisir kehilangan jika lupa meletakkan benda pipih tersebut.

Dua puluh menit menghabiskan waktu untuk mandi dan berganti pakaian dengan mengenakan t shirt berwarna salem dengan celana panjang warna senada.

Menu masakan korea sedang kupesan melalui aplikasi go food. Setelah melakukan transaksi pembayaran di lobi apertemen kemudian kembali dan menyiapkan sendok di meja makan beserta air putih.

Drr drrr

Ponselku bergetar dengan sebuah nama dan foto seseorang yang teramat kurindukan.

Tanpa berpikir lama menggeser ikon warna hijau dan kami terhubung dalam video call.

"Hai Wildaku..." sapanya dari sana

Kangen sekali mendengar suaranya.

"Hai juga Mas..." jawabku singkat

Kulihat ia memakai kaos santai pertanda sudah menyelesaikan kegiatan di kampusnya.

Sepuluh detik berlalu kami dalam diam, saling menatap tanpa ada kata terucap.

Mungkin ini definisi rindu yang saling beradu.

"kok diem?" katanya memecah suasana

Kugelengkan kepala pelan

"kenapa? Ada yang salah?"

Kujawab dengan gelengan kepala menahan  haru ketika dapat mendengar suaranya setelah hampir satu minggu tidak ada kabar darinya.

"Miss you so bad my Wilda. Sekarang Mas benar benar nyesel ambil opsi buat LDR an sama kamu" terdengar beberapa penekanan disana

"jangan gitu" tolakku kemudian sebutir kristal lolos dari ujung mataku tanpa tertahan.

Kami kembali diam...

"sudah makan?" tanya Mas Satya

"ini mau makan" kuarahkan kamera depan ponselku pada menu makanku

"nasi campur lagi?"

"bibimbap Mas" sergahku

Bibimbap adalah masakan Korea berupa semangkuk nasi putih dengan lauk di atasnya berupa sayur-sayuran, daging sapi, telur, dan saus pedas.

Namanya secara harfiah berarti 'nasi campur'. Mas Satya yang notabenya tidak paham dengan ke korea an tidak mau ambil pusing, jadi lebih mudahnya ia menyebutkan dengan nasi campur.

"Mas kan gak paham koriya sayang" katanya dengan terkekeh "dimakan gih, keburu dingin" pintanya kemudian

"Mas udah makan?" tanyaku kemudian mengambil sendok untuk mengaduk nasi dan lauk menjadi satu sebelum dimakan.

"sudah sayang, tadi makan gudeg. Kapan kapan kamu kesini deh, Mas ajak explore Jogja"

"emangnya Mas udah dari mana aja disana? Katanya fokus kuliah, atau jangan jangan-" kataku terputus disela Mas Satya

"dont be negative thinking dear. Mas jujur kalau selama ini cuma fokus sama kegiatan di kampus, Mas pingen explore Jogja sama kamu. Jadi nunggu kamu kesini dulu" jelasnya kemudian

"kalau di kampus ngecengin cewek cantik masuk daftar kegiatan kampus juga nggak Mas?"

Oke, sisi posesifku mulai keluar.

Mas Satya terdiam beberapa detik dengan fokus menatak kearahku.

Kan buat aku jadi salah tingkah dengan menyendokkan bibimbap kedalam mulutku memutus kontak mata diantara kami.

"kamu terlalu menggemaskan hingga Mas tidak sempat melirik wanita lain Wilda" ia menjeda

"Mendapatkan kamu itu penuh perjuangan yang tidak mudah sampai detik ini. Mas kira setelah tunangan kamu tidak akan menanyakan jenis pertenyaan seperti ini lagi, ternyata enggak ya?" penjelasan Mas Satya yang panjang membuatku tidak enak padanya.

"maaf..." cicitku dengan membulatkan bibirku membentuk huruf O

Kulihat Mas Satya tersenyum.

"gak ada yang perlu dimaafkan, jangan sering sering ngajak bahas begituan ya..."

"kenapa?"

"kalau sudah begitu bawaannya pengen cepet cepet daftarin ke KUA biar bisa ngurung kamu"

"ih... Mesum banget..." kataku kemudian Mas Satya tertawa lepas

"dengan gitu kan kamu gak akan nyangka Mas yang aneh aneh"

"Iya, iyaaa... Tadi kan udah minta maaf"

Obrolan kami berlangsung hingga tiga puluh menit kedepan. Mas Satya menemaniku makan selama terhubung sambungan video call, begitupun ia sesekali melihat laptopnya dengan beberapa berkas yang menumpuk disampingnya.

Hingga saatnya sesi video call kami harus berakhir.

"habis ini langsung istirahat ya. Capek kan pulang dari kantor?" pinta Mas Satya

"lumayan sih Mas"

"Mas tutup dulu, Miss you dear" katanya melemah diakhir kata

"Miss you too Mas Satyaku" jawabku sambil mungurai senyuman

"baik baik disana" pungkasnya yang kujawab dengan anggukan dan sambungan video call berakhir.

Tut tut tut...

Rasanya selalu seperti ini saat sesi bertukar kabar selesai. Suasana kembali hening dan sepi.

Setelah merapikan perlengkapan makan dan membersihkannya kemudian berjalan ke ruang tamu untuk melihat salah satu acara tv atau menonton film yang terhubung dengan sambungan internet 24 jam.

Tidur setelah makan juga gak baik untuk kesehatan kan?

Masih ada esok sebelum masuk weekend, dan itu berarti satu hari lagi untuk menikmati hari tanpa disibukkan dengan berkas yang berisi angka angka.

🌷🌷🌷

Ciye, Pak Dosen muncul...

Udah bagian dua aja nih...

Gimana sampai part ini gais?

Feelnya dapet gak?

Masih sepi nih... Tap 🌟 boleh?

Thanks

With Love 💕
-Ayaya-
9 April 2019

Bride Story [END - Sekuel Penggemar Rahasia] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang