Epilog

283 31 4
                                        

"Cielah yang masih berbunga-bunga abis di tembak cowok di Dufan," sindir Ashton yang menyender di daun pintu kamar milik Athena. Ashton sudah mengetahui semuanya dan lagipula Ashton juga ikut kerja sama dengan Calum saat itu.

Athena yang sedang menelefon dengan Calum pun menyuruhnya senyap sebentar. "Nanti dulu ya Cal. Ada bang Ash nih. Daah," kemudian Athena mematikan sambungan teleponnya.

"Ada apa, bang? Tumben ke kamar Athena," tanya Athena.

"Gue pengen bilang sesuatu," ujar Ashton yang mulai serius dan memasuki ke dalam kamar Athena.

"Apa?" tanya Athena heran tidak biasanya kakaknya seperti ini.

"Seminggu hari lagi gue bakal terbang ke Jerman."

"Ngapain? Ngamen?" tanya Athena sembari duduk di pinggir kasur sembari terkikik sendiri dengam guyonannya sendiri.

Ashton menggeleng, "gue dapet beasiswa dan dikasih kesempatan kuliah disana," suara Ashton sedikit menurun dan menatap Athena dengan hati-hati. Takut-takut adiknya ini tidak mengizinkannya.

"Kenapa gak disini aja?" Athena memandang Ashton memelas. Kenapa Ashton memberitahunya secara mendadak?

"Ini kesempatan emas gue buat kuliah disana, Na. Lo disini jaga baik-baik sama mama. Tiga bulan atau empat bulan sekali kapan-kapan gue mampir ke Indonesia," jelasnya menenangkan Athena jika dia akan bisa mengunjungi ke Indonesia walaupun hanya sementara.

Athena menunduk menahan tangisannya. Ia susah berpisah dengan Ashton. Ashton yang jarang pulang karena tugas kuliah itu kadang membuat Athena rindu. Ashton sudah seperti papa keduanya, sudah seperti orang yang selalu Athena cari.

"Demi mengejar mimpi gue, Na."

Athena menghela nafas, kalo sudah soal impian Ashton, ia tidak bisa egois untuk menyuruhnya tetap bersamanya.

"Tapi, kalo lo gak sibuk hubungin gue ya, Bang," ucap Athena dengan nada sedih.

"Gue janji deh," ia mengaitkan kelingking pada kelingking Athena.

***

Sudah seminggu berakhir, itu artinya Ashton harus berangkat ke Jerman sekarang. Ia merapihkan beberapa barang yang sudah ia siapkan. Lalu berpamitan kepada mamahnya yang menangis karena harus berpisah sementara dengan anaknya.

Kemudian ia menaiki mobil hitam milik Calum. Ya, Calum dan Athena bersepakat untuk menemani Ashton menuju bandara.

Sekitar setengah jam, mereka sampai di bandara. Calum menurunkan koper milik Ashton yang berada di bagasi setelah mereka keluar dari mobil.

"Terima kasih," ucap Ashton pada Calum dan dibalas anggukan dan senyuman Calum.

"Na, jaga diri lo baik-baik disini. Jangan nyusahin mamah," tutur Ashton padanya.

Athena mengangguk, dan berangsur memeluk Ashton dengan menangis. "Kapan-kapan lo hubungin gue, gak mau tau," titah Athena denga suara serak akibat menangis.

Ashton yang sedikit mengeluarkan setitik airmata mengangguk, "gue ajak video call kalo bisa, Na. Santai aja. Yang penting lo jaga-jaga disini kalo gak ada gue," Ashton mencium kening adiknya, sangat lama seakan Ashton juga tidak ingin jauh dari adiknya.

"Dan lo, Cal. Jangan macem-macem sama adik gue kalo gue masih di Jerman. Jagain adik gue, jangan sampe lecet," suruh Ashton yang memberi peringatan padanya.

"Siap, bang," balas Calum dengan patuh. Kemudian mereka saling berpelukan sekilas.

Suara peringatan bahwa pesawat tujuan Indonesia-Jerman sudah terdengar.

"Gue berangkat ya, daah!" Ashton kemudian meninggalkan mereka berdua.

"Bang!" Athena menghampirinya lalu memberikannya satu gantungan merpati yang sempat diberikan Luke padanya. Ini sudah kesepakatan dirinya untuk memberikan satu gantungan merpati ke orang yang spesial bagi hidupnya, iya kakaknya.

"Gue udah nyimpen ini, dan lo juga harus nyimpen gantungan merpati ini. Gue tau lo bakal cepet kembali ke rumah," lanjutnya.

Ashton tersenyum manis, senyuman yang Athena akan rindukan, "gue bakal bawa terus setiap gue kemana-mana disana."

Athena tersenyum, lalu kembali menangis ketika Ashton kembali berlalu pergi menuju pesawatnya sebelum pesawat itu take off.

***

"Udah jangan nangis mulu. Idung lo mekar mulu tuh," canda Calum pada gadisnya yang tengah menangis karena kepergian Ashton untuk mengejar mimpinya.

"Gue gak mau bercanda, Calum!" Athena merengut membuat Calum tertawa geli.

"Udah ah. Gue juga dulu kayak lo."

Athena meliriknya, "maksudnya?"

"Ditinggal kakak pergi ke luar negeri."

"Emang kak Mali pernah?"

Calum mengangguk, "kalo kakak gue karena diundang temen ke Fashion Week di LA seminggu disana."

Athena melemparkan tisue bekasnya ke arah Calum. "Kakak lo cuman seminggu disana, lah abang gue bertahun-tahun," sarkasnya.

"Kan ada gue disini. Gue juga disuruh Ashton jaga lo. Tapi tanpa disuruh juga gue bakal jaga lo," ucapnya membuat Athena salah tingkah.

"Udah ah gue ngantuk. Sono keluar," usirnya.

Calum mengerucut bibirnya. "Dih ngusir," gumamnya. "Makan dulu, kebo."

"Nggak nafsu," jawabnya ketus.

"Makan dulu, sayang," rayu Calum. "Lo udah 3 abad gak makan."

"Lebay lo," dengus Athena.

"Ya makanya makan. Makan atau gue tinggalin?"

Athena tidak menjawab. Wajahnya tertutup oleh rambut panjangnya.

"Yaudah deh, bye. Jangan kangen sama akang Calum," Calum melangkah perlahan, namun tidak ditanggapi Athena.

Calum menghampiri Athena yang diam saja. Calum mendengus. "Malah tidur. Dasar kebo."

Calum menggendong Athena untuk memposisikan tidur gadis itu dengan benar. Wajah gadis itu terlihat damai setelah menangis berjam-jam. Ia tersenyum, lalu merapihkan rambut panjang Athena yang menutupi wajah manisnya.

Cowok itu mengecup kedua kelopak mata Athena yang basah dan Athena hanya bergeliat sedikit. "Capek kan nangis melulu," gumamnya.

"I don't wanna see your fucking tears anymore. So, stop crying. I'm always beside you, Athena," bisiknya lalu mencium kedua pipi Athena lembut.

"Sleepwell, amour ," kemudian Calum mengecup bibir manis Athena.

***

a/n: jangan lupa baca cerita gue yg lainnya ya, cek works gue aja yuk 😻

btw ini first time gue bisa selesaiin cerita wkowkwowko

-melvi xxxx

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 04, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Gengsi • cthWhere stories live. Discover now