6

144 24 36
                                    

𝐈 𝐰𝐢𝐬𝐡 𝐭𝐨 𝐬𝐡𝐨𝐰 𝐲𝐨𝐮 𝐡𝐨𝐰 𝐭𝐨 𝐥𝐨𝐯𝐞.

"Rere cepat bangun sudah pagi!" Ujar Mika-Ibu Rere. Menarik selimut yang tergulung hangat didekap Rere.

Rere hanya menggeram tidak jelas yang masih terus tertidur.

"Rere ada Nicko menunggu diruang tamu!" Geram Mika kali ini cepat ditanggap oleh Rere yang tadinya sulit dibangunkan.

"Hah? Nicko?" Tanya Rere yang cepat bangun dari ranjang nya dan berlari ke ruang tamu.

Mika hanya tersenyum dan menggeleng kepalanya kala melihat tingkah putrinya itu.

Rere mendapati Nicko yang sedang duduk santai tengah asyik tertawa bersama Ayahnya. Fero yang terkekeh melihat kedatangan putrinya itu menghentikan tawanya.

"Kenapa kamu tidak bilang sekarang berpacaran dengan Nicko?" Tanya Fero-Ayah Rere.

"Apa? Aku ti-"

"Tadi Nicko bilang sendiri pada ibu, tapi tidak apa-apa. Lagipula Nicko anak yang baik juga tampankan Ayah?" Timpal Ibu yang tiba-tiba datang memotong ucapan Rere.

Rere hanya mendengus sebal dan melihat Nicko yang hanya menertawakan nya kecil disana.

"Iyaa Ibu, yasudah sana cepat mandi. Nicko mau kamu mengajaknya berkeliling kota disini" Ujar Fero.

"Tapi-"

"Cepat mandi Rere sayang" Seru Nicko sambil tersenyum puas.

"Nicko!" Rutuk Rere menahan malu yang mengundang tawa Ibu dan Ayah.

***

Dikota, Rere membawa Nicko berkeliling dan mengajak ke tiap-tiap gedung juga toko-toko kesukaan nya. Bermain ditempat rekreasi serta mencicipi tiap jajanan warung kuliner.

Hingga waktu tak terasa sudah menjemput petang saja. Sekarang Rere dan Nicko sedang berada diatap gedung sambil menyaksikan matahari tenggelam.

"Aku suka kota" Ucap Nicko.

"Memangnya apa yang kamu suka?" Tanya Rere karena menurutnya Kota tidak ada apa-apa.

"Seperti katamu Rere, keras. Tetapi dari situ pun kamu harus belajar menerima kenyataan. Hidup susah, hidup senang. Semuanya penuh perjuangan, ada yang dijatuhkan, mencoba menjatuhkan. Datang, hilang. Bermacam-macam. Dan ya, kamu jangan terus berada dizona nyaman Rere, karena itu berbahaya. Ketika kamu tidak menerima kenyataan, dan kamu malah jadi sulit untuk hidup" Jawab Nicko.

"Sekarang Nickoku sudah dewasa" Ejek Rere sambil tertawa.

"Dewasa banyak belajar darimu Rere, aku tidak bercanda." Ucap Nicko yang malah membuat Rere menumpahkan sup tomat dipipinya.

Nicko merubah posisi duduknya menjadi dibelakang Rere, seraya memeluk Rere dari belakang begitu erat dan hangat.

"Rere?" Panggil Nicko yang kini menaruh wajahnya dibahu Rere.

"Kenapa?" Tanya Rere.

"Kamu mau tahu siapa gadis yang aku cintai itu?"

"Siapa?"

"Kamu Rere. Aku ingin hidup dengan mu." Bisik Nicko lalu mencium pipi Rere tiba-tiba.

Rere hanya bisa diam mematung disitu, berharap bahwa waktu berhenti sebentar, agar tetap seperti ini. Tetapi mau bagaimana lagi? Rere membuka mata nya lalu mendengar tawa Nicko yang begitu renyah, menatap Rere yang begitu malu.

"Haha! Sudah tahu?" Tanya Nicko yang Rere tahu sengaja mengungkapkan rasa nya sampai Rere merasa malu sendiri.

Rere hanya mendengus kesal, malu, dan bahagia bercampur aduk. Membuat ekpresi wajahnya begitu imut menurut Nicko.

Ya, semuanya itu hanyalah angan-angan saja. Nicko menyuruh Rere datang ke bukit hari ini, yang katanya Nicko mau memberi sesuatu. Hanya dengan Rere menutup wajahnya lalu menggenggam tangan Nicko, dan terjadilah angan itu.

Nicko bukan lah setan, peramal masa depan, utusan, atau apapun itu. Rere sedang berusaha mengingat nya.

ARAKATA • Cole Sprouse ✓Where stories live. Discover now