SEBELAS | •

6.5K 1K 81
                                        

Taeyong jarang terlihat beberapa waktu belakangan. Meski dia berkunjung kerumah mereka untuk menemui adiknya, meski dia membawakan cemilan-cemilan hasil eksperimennya, bahkan ketika dia membantu ibunya membuat adonan bolu, Taeyong terlihat berusaha menjauhi Jaehyun.

Taeyong menghindarinya, jelas Jaehyun sadar akan itu.

Jaehyun mengerutkan keningnya ketika dia menginjakan kaki di kediaman Jung itu, Taeyong yang sedang menyenderkan kepalanya di bahu Younghoon tampak spontan terduduk dengan tegap lalu beranjak dari duduknya.

"Younghoon, sepertinya aku harus pulang, biarkan aku mengambil tasku."

Younghoon hanya mengangguk dan membiarkan Taeyong dan langkah kecilnya menghilang dari balik pandangan kedua keturunan Jung itu.

Jaehyun menarik tinggi sebelah alisnya. Apa-apaan ini?

Langkah tegapnya terlihat menyusul Taeyong naik ke lantai atas melewati anakan tangga, Younghoon tampak acuh membiarkan kakaknya yang ia pikir ingin beristirahat di kamar miliknya sendiri.

Namun, Jaehyun dengan segala pemikiran misteriusnya tidak mudah ditebak. Kaki berotot itu membawa tubuh besarnya membelah ruangan pribadi milik Younghoon.

Disana—

Taeyong terlihat menyampirkan tasnya pada punggungnya dan sedang berusaha merapikan tempat tidur milik Younghoon.

Jaehyun menikmati segala aktivitas yang dilakukan teman adiknya itu, menunggu sepasang masa bundar akan berbalik arah menatap tepat ke matanya.

Taeyong tampak terkejut ketika membalikkan tubuh kecilnya, Jaehyun berdiri menjulang di daun pintu. Kedua lengan berotot itu bersidekap dan wajahnya yang dihiasi raut datar minim ekspresi khas miliknya.

"Terkejut?"

Jaehyun menyeringai.

Tubuh besarnya maju melangkah masuk kedalam ruangan privasi adiknya, terlihat santai dan cenderung mengabaikan raut bingung milik Taeyong yang ada dihadapannya.

"A-aku mau keluar hyung, permisi."

Taeyong hendak memotong tubuh Jaehyun dan segera berlalu keluar.

Namun, terlambat—

—pintunya terkunci.

"K-kenapa kau menguncinya hyung?"

"Hanya ingin?" Jaehyun menjawab dengan nada bertanya namun dengan ekspresi jenaka.

"Aku ingin keluar hyung."

Jaehyun menggeleng, batang kunci kamar itu ditarik dan tampak tersusun rapi di saku celananya.

"Kau bisa mengambilnya di saku milikku Taeyong,"

Taeyong menatap Jaehyun dengan nyalang, mendesah frustasi namun pada akhirnya tidak melakukan perlawanan berarti.

"Apa maumu hyung?" Ucap Taeyong frustasi.

"Apa yang aku mau memangnya?"

"Aku tidak mengerti dirimu."

Jaehyun maju lebih dekat lalu menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur Younghoon. Matanya tertutup tapi tidak melunturkan rasa canggung yang dia timbulkan terhadap Taeyong.

"Kau menjauhiku?"

"Ya—"

"Kau tampak tidak ragu menjawab ya Taeyong,"

Taeyong jatuh terduduk di lantai, matanya tidak lepas menatap Jaehyun yang sedang merilekskan tubuhnya di atas sana. Kakinya menekuk dan menenggelamkan wajahnya di kepalan lututnya.

"Aku ini—sedang mati-matian menjauhimu Jaehyun hyung," Taeyong memejamkan matanya, dan menarik nafas pelan. Suaranya tercekat dan sedikit pening untuk menyampaikan kata demi kata dari belah bibirnya, "tapi kau selalu seperti ini, kau senang sekali membuatku tersakiti. Aku—cukup lelah,"

Jaehyun yang mendengarkan merengut tidak suka mendengar jawaban Taeyong.

Jaehyun ini—egois, meski dia tidak menyukai semua orang yang menyukainya, bukan berarti dia rela orang-orang itu melupakannya dan menyukai yang lainnya.

Dia dan egonya, dia senang dipuja dan diperhatikan, dia senang ketika orang-orang memperhatikan dan menyukainya.

Dan yang terpenting, dia suka ketika Taeyong yang mengalami itu semua terhadap dirinya. Meski dia tidak menyukai Taeyong.

Tidak menyukai Taeyong.

"Aku—jika aku diberi pilihan, aku pasti akan menuruti maumu hyung. aku akan memilih untuk tidak jatuh padamu, karna aku tahu kau tidak menyukai itu. Aku ingin kau lepas dan bahagia dengan pilihanmu, namun perasaanku tidak menyukai itu," Taeyong mengepalkan tangannya dan semakin menenggelamkan wajahnya, suaranya bahkan terdengar kecil dan mencicit, "terlebih itu tanpaku."

Pandangan mereka saling tertaut. Tapi Taeyong merasa melihat jarak, Jaehyun tidak bisa diraih dan dijangkaunya. Seberapa keras dan kuatpun usahanya, nyatanya Jaehyun tidak akan disini,

Tidak akan berdiri di sampingnya.

Menggenggam tangannya.

"Kalau aku melupakanmu nanti, aku berjanji tidak akan pernah mengharapkanmu lagi hyung."

Tbc
[See ya next chap]
Tq for jungjae, chap ini meluncur karna pertunjukan liarmu.
Lee taey, kamu kurus bgt kitten.kamu mau pamer abs? Tapi, ga keliatan baby boy:" perutmu bahkan kalah sama mba krystal wgwg emang kamu lebih pantas mengandung.

TOO LATE [JAEYONG]Where stories live. Discover now