11.5 Special Chapter; Their Past

354 36 24
                                    


Tentang Wonshik dan Jaehwan di masa lalu, serta janji yang mengikat keduanya.

***


"Nenek! Aku lulus!"

Kala itu Wonshik baru saja menginjak usia 20 ketika surat dari kerajaan yang menyatakan dirinya lulus tes menjadi penjaga istana datang menghampiri rumahnya. Sang nenek yang tengah memasak sup daging kelinci tersenyum tipis.

"Syukurlah," wanita tua itu mengusap puncak kepala Wonshik, "Nenek bangga padamu, nak."

"Tapi...itu berarti aku harus tinggal di istana dan meninggalkan nenek..." ujarnya sendu.

"Nenek baik-baik saja sendirian. Jangan khawatir."

"Justru itu," Wonshik mengerang pelan, "Nenek selalu melakukan hal-hal yang berbahaya sendirian. Siapa juga yang pergi ke kaki gunung tengah malam untuk mencari tanaman obat hanya gara-gara aku yang terluka saat ujian masuk?"

"Selama nenek bisa melakukannya sendiri, akan nenek lakukan." cengiran khas terpatri di wajah keriputnya, "Mendiang orang tuamu sudah menitipkanmu pada nenek jadi nenek harus menjagamu."

"Masalahnya nek, aku sudah bukan anak kec--OW!"

Sebuah sentilan mendarat di kening Wonshik. Tidak sakit sebenarnya, ia hanya terkejut, "Berapapun usiamu, kau tetap anak-anak di mata nenek dan akan tetap nenek jaga."

Bibir Wonshik mengerucut, "Dan karena nenek sudah menjagaku selama ini, aku juga merasa harus menjaga nenek supaya tidak melakukan sesuatu yang nekat."

"Dasar bocah," dengus sang nenek, "Tunggulah di meja makan. Nenek siapkan sup bagianmu."

Dan Wonshik tidak berkata apapun lagi, ia menurut. Perutnya terlalu tidak sabar ingin menyantap sup buatan neneknya yang selalu menjadi favoritnya.

***

Seminggu sejak kedatangan surat itu, Wonshik agaknya mulai terbiasa dengan kehidupan di istana yang ternyata tidak jauh berbeda dengan kehidupan sehari-harinya.

Wonshik akan bangun saat subuh untuk berolah raga, setelah itu dilanjut dengan sarapan. Karena statusnya masih pemula, Wonshik wajib menghadiri beberapa pembekalan berupa teori mulai dari seluk-beluk kerajaan yang wajib diketahui hingga teori pertahanan diri dan prakteknya.

Sore itu, seperti biasa Wonshik sudah menyelesaikan pembekalan teori maupun prakteknya dan tinggal menunggu jam makan malam. Yang tidak biasa adalah ketika ia samar-samar mendengar keributan kecil dari gerbang istana saat dirinya bermaksud kembali ke ruangannya di markas Penjaga Istana.

"Maaf, tapi kami tidak bisa membiarkan Anda masuk, Tuan."

"Apa? Ini darurat! Yang Mulia Ratu sedang sakit!"

Suaranya melengking sekali, batin Wonshik.

"Kalau begitu tunjukkan surat perintah dari Raja."

Orang itu mengerang, "Sudah kubilang aku menjatuhkannya saat perjalanan kemari karena terlalu buru-buru."

Wonshik mengerutkan keningnya. Bukankah itu dokter yang katanya akan datang untuk melihat kondisi Ratu? Dia bahkan terlihat seumuran dengan Wonshik.

"Ada apa?" Kepala Penjaga Istana Han berjalan ke arah kerumunan di gerbang istana.

"Oh Ketua Han," salah satunya membuka suara, "Orang ini mengatakan dirinya adalah dokter dan bersikeras untuk masuk. Tapi dia tidak membawa surat perintahnya."

Conquered HeartWhere stories live. Discover now