7

338 56 2
                                    


"Belum ada perkembangan kondisi Yang Mulia Ratu. Tetap konsumsi obatnya secara teratur serta menjaga pola makan dan tidur. Tolong panggil saya jika Anda merasakan sesuatu--apapun itu."

Sang Ratu tersenyum tipis, "Terima kasih, Jaehwan-ssi. Maafkan aku selalu merepotkanmu."

"Ibu terlalu stres." Taekwoon menghela napas, "Pasti karena pertengkaranku dan Ayah. Padahal sudah kubilang untuk tidak usah khawatir."

"Taekwoon-ah...kau tahu sendiri Ibu benar-benar tidak bisa melihatmu dimarahi oleh Ayahmu." Ujar sang Ratu dengan suara pelan.

"Kalau begitu, saya permisi dulu." Jaehwan membungkukkan badannya separuh sebelum meninggalkan kamar utama.

"A--Jaehwan-ssi!" Taekwoon segera mengejar Jaehwan dan menangkap salah satu tangannya, kemudian menarik laki-laki itu ke tempat yang agak sepi.

"Ada yang bisa saya bantu, Yang Mulia?" Tanya Jaehwan yang sedikit bingung. Taekwoon mengedarkan pandangannya ke sekeliling, memastikan tidak ada seorang pun disana.

"Jaehwan-ssi..." Taekwoon mendekatkan wajahnya dan berbisik, "Boleh kuminta persediaan suppressants Ibu?"

Sang Dokter menaikkan alisnya, "Eh?"

"M-maksudku...aku membutuhkannya, untuk seorang teman. Ya, seorang teman." Taekwoon menggaruk tengkuknya sendiri, "Pokoknya, aku butuh itu dan ini sangat darurat."

Jaehwan terlihat sedikit berpikir. Ingin sekali menanyakan alasannya namun ia yakin Taekwoon tidak akan mengatakan apapun, "Uh--baiklah. Ini," Jaehwan memberikan tiga kertas berisi bubuk suppressants pada Taekwoon, "Saya tidak bisa memberikan lebih dari itu. Raja tidak akan senang jika saya ketahuan memberikan Anda suppressants untuk teman Anda."

"Kau yang terbaik, Jaehwan-ssi. Tenanglah, rahasiamu terjamin dan aku akan melawan Pak Tua itu jika terjadi sesuatu." Taekwoon tersenyum sumringah sembari menepuk pelan pundak Jaehwan, sebenarnya sedikit tidak tertebak bahwa Jaehwan akan semudah itu menurutinya, "Maafkan aku menahanmu, kau boleh pergi sekarang."

"Hh...Anda benar-benar harus berhenti membuat Yang Mulia Raja murka, Pangeran." Laki-laki Beta itu menghela napas lelah dan hanya dibalas oleh cengiran Taekwoon--ekspresi yang hanya ia tunjukkan pada Jaehwan yang sudah lama mengenalnya. Jaehwan membungkuk pada Taekwoon sebelum pergi meninggalkan sang Alpha.

'Baiklah, sekarang ke rumah Hakyeon--'

"Kak Taekwoon!"

Yang dipanggil membalikkan badannya, menatap kearah Eunji yang berlari kearahnya dengan napas tersengal-sengal dan wajah pucat.

"Eunji-ya? Kenapa berlari seperti it--"

"Kak, kupikir Kakak harus ke aula sekarang. Kakak harus menghentikan Raja!"

"Huh--?"

Eunji bahkan tidak memberikan kesempatan bagi Taekwoon untuk bertanya maupun mencerna apa yang sebenarnya terjadi karena wanita Beta itu lebih dulu menarik tangannya lalu berlari, memaksa kedua kaki Taekwoon untuk bergerak seirama dengan sang sepupu.

Seketika firasatnya terasa buruk.

***

"Urgh!"

Tubuh Hakyeon terjerembap diatas lantai aula istana dengan tiga Alpha yang susah payah menahannya--antara karena Hakyeon terlalu banyak bergerak atau karena menahan diri mereka untuk tidak menyerang Omega dengan feromon yang mulai menguar itu.

"Apa ini? Ternyata seorang Omega yang sedang heat? Kalian yakin Omega laki-laki ini yang berusaha menggoda anakku?" Ujar sang Raja yang masih duduk di singgasananya sembari menatap datar kearah Hakyeon, "Menjijikkan."

Conquered HeartWhere stories live. Discover now