2. Dia

103K 2.1K 214
                                    

Keesokannya hari Sabtu, dan sekolah gue libur, dan waktu gue DIPAKE BUAT KETEMU CALON SUAMI

Ya...gue komplain tapi gue make up dan pake baju bagus.
Atasan sabrina putih dengan rok highwaist bermotif bunga, jangan lupa heels yang pernah gue pake buat tendang mantan.

Kita sekeluarga pergi ke Jakarta Selatan, ke hotel bintang 5 Gran Melia hotel. Gila dah hotelnya gede banget, mewah lagi. Ehe iyalah hotel bintang 5

Kita masuk ke salah satu restaurant buffet disana, bokap kasih nama & dia dipersilahkan masuk. Mungkin Zac ini udah ngasih tau ke dia.

Tempat ini bener-bener buffet berkelas.  Makanan western, eastern, african, india, semua ada. Rasanya makanan dunia bersatu disini dengan mewahnya. Meja-meja disini hanya diisi oleh sedikit orang, yang makan makanannya dengan perlahan dan anggun.

Buset gue mau muntah sama kekayaan ini.

Di salah satu ruang kaca, ada pria berjas hitam sibuk main hp.
Diliat dari belakang, bahunya lebar dan terlihat rapih.

Jangan-jangan dia?
Dari semua kayanya dia doang yang muda.

Gue colek bapak gue terus tunjuk orang itu.

Bapak berhubung udah tua, susah ngeliat, pas pake kacamata yg dia kalungin, baru bisa liat.

"Oh iya, itu dia", katanya sumringah menghampirinya, berjalan ke belakangnya.

"Anu...pak Zac?", panggil Bapak sopan dan berhati-hati.

Dia nengok lalu berdiri sambil senyum.

Dia nengok lalu berdiri sambil senyum

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Oh! Pak Mail!", jabatnya sama bokap.

Nyaris aja gue bilang tiang, dia tinggi beut, lebih tinggi dari bokap.

Keliatannya sih ramah, dia ga henti-hentinya senyum.

"Pak, sebuah kehormatan besar bisa bertemu anda lagi", Bapak membungkuk masih berjabat.

"Engga, Engga, justru saya yang bahagia ketemu anda lagi", tawa Zac sambil bales bungkuk.

Buset dah kaya orang Jepang aja.

Dia sadar keberadaan gue, buat sesaat kita saling memandang.

Wow...mata hitamnya itu.
Bikin gw terpana.
Hitam legam sama dengan rambutnya.
Ekor matanya panjang, bulu matanya terlihat halus, dan alisnya membujur rapih.

Dia ganteng.

Dia tersenyum hangat, mengundang senyuman gue juga.

"Silahkan duduk", katanya menarik bangku buat gue.

"Terima kasih", senyum gue malu.

Rupanya gue duduk di sebelah dia, sialll gue lupa ini ruangan 4 orang. Yakali Bapak atau Emak yang duduk disebelah dia.

Gue Nikah Pas SMA & Suami Gue CEOWhere stories live. Discover now