TWENTY ONE

5.7K 403 51
                                    

Maaf ya, kemarin sempet kepencet publish 😂. Terus aku tarik lagi, soalnya aku liat vote. Asli, selama nulis Coco aku bntr2 liat jmlh vote. Dan votenya jadi balapan gini 🤣🤣. Sebentar lagi imbang.  Kalian luar biasa. Makasih 😍😭😚😘 . Cipok basyah semuanya... 💋💋💋

"Kenapa pakaian kalian seperti ini?!" Tanya Marco tak terima. Ia tidak menyangka kedua temannya, Nick dan Javan berada di tempat yang sama dengan dirinya. Sayangnya Nickolas dan Javan memakai jas mahal seperti biasanya, tidak seperti dirinya.

"Apa kau mau Co, aku akan membelikannya untukmu" ucap Nickolas santai seperti biasanya. Marco mengangguk mantap penuh permohonan.

"Kalau bisa belikan aku celana dalam yang terbaik" pintanya penuh permohonan. Nickolas berdecak. Melihat kemalangan sahabatnya itu,

"Ya ampun, kasihan sekali. Bahkan celana dalam pun kau tidak punya"

"Bukan begitu brengsek! Keluarga Cecillia sudah membakar habis semua barang-barangku! Dan aku tidak memiliki apapun saat ini!" Pekik Marco menahan emosinya. Mereka berada di luar ruangan sambil menikmati arak yang di hidangkan wanita Asia yang begitu imut. Imut sekali!

"Matamu Co" ujar Nickolas memperingatkan. Matanya terus saja melihat pelayan yang sedang memberikan minuman kepadanya. Setelah wanita yang dikisaran berusia dua puluhan pergi, Marco menenggak araknya dengan cepat.

"Apa kau percaya. Aku sudah tidak lama melihat wanita segar Nick!"

"Kenapa? Bukankah di sini gudangnyanya perempuan cantik dan oriental" Seru Javan. Di sekitarnya memang banyak wanita cantik yang berlalu lalang, wanita dengan mata kecil, kulit putih, dan berbadan ramping.

"Kau benar Jav!" Marco mendengus malas. Ia menyandarkan bahunya ke sandaran kursi. "Disini memang banyak wanita muda dan oriental. Dan karena begitu banyaknya, aku di beri pemandangan wanita original, bukan lagi oriental! Begitu murni dan polos! Benar-benar original!"

Nick dan Javan saling menatap. Tidak mengerti dengan keluhan Marco.

"Lalu, apa masalahnya. Bukankah kau senang?"

"Mereka begitu original! Seperti bayi yang baru di lahirkan! Tentu saja aku tidak senang, jika wanita yang di suguhkan padaku adalah berupa nenek-nenek tua yang sudah tidak memiliki gigi sama sekali"

Nick dan Javan mengangguk mengerti. Ia mencoba memahami penderitaan Marco. "Aku tahu bagaimana perasaanmu Co" ucap Nick menepuk-nepuk bahu Marco agar lebih bersabar. Ia menunjukan ekspresi prihatin pada Marco.

"Dan apa kalian tahu bagaimana aromanya?! Mereka semua memiliki aroma khas nenek-nenek. Begitu tengik dan membuatku mual!" Cela Marco muak. Wajahnya berubah sendu, mungkin karena efek arak yang baru ia minum tadi. Kepalanya sedikit berdengung. "Mereka selalu menggodaku, mencubiti lengan dan payudaraku yang empuk. Mereka pikir aku ini apa?! Sungguh, aku begitu ternodai di sini!". Nickolas dan Javan tidak bisa membayangkan bagaimana sahabatnya di kerubungi wanita berumur seperti itu. Mulanya mereka berempati, namun kemudian mereka tertawa terbahak-bahak. "Brengsek! Aku sedang berduka!" Umpat Marco melotot. "Aku benci kalian!"

"Ya ampun, kau seperti perempuan saja"

"Kami hanya bercanda Co" imbuh Javan mengelap pelupuk matanya yang mengeluarkan air karena tertawa tadi. "Kenapa kau tidak meminta mereka untuk menjadi istrimu saja Co, mereka pasti akan setia sampai mati"

"Ide yang bagus Jav. Percayalah Co, mereka pasti akan melayanimu bagaiakan seorang raja"

"Kau benar! Kenapa aku tidak menjadikan mereka dayang-dayang istana sekalian! It's so funny, dude! Kalian brengsek!!" Marco melempar topi yang ia pakai ke wajah Nickolas. "Kalau kalian begitu penasaran dengan dayang rasa nenek-nenek, maka dengan senang hati aku akan mengenalkannya pada kalian!". Nickolas mengernyitkan alisnya,menolak mentah-mentah tawaran Marco.

WILD ANGEL, CECILLIA ( END)Where stories live. Discover now