NINETEEN

5.6K 348 34
                                    


Jangan lupa vote sebelum membaca dan Comment setelah membaca. Terimakasih. Part ini tidak terlalu panjang, yang terpenting aku update hari ini 🤗
Dan maaf kalau banyak typo bertebaran. Happy reading ♡♡♡

Keesokan harinya...

"Aku malu!!" Pekik Marco berontak. Ia menatap Cecillia tercengang. "Cecillia hanya menatap Marco dari kejauhan, menunggunya duduk di tepian sungai bersama ibunya, Elisabeth wang.

Marco memang sering memancing bersama Nickolas dan Javan, ia juga sering berjemur di pantai hanya mengenakan boxer seksi yang menunjukan bokong padatnya. Tapi tidak untuk saat ini, ia tidak memakai boxer bermerek seperti biasa, ia juga tidak sedang berjemur di pantai sambil memandang wanita cantik di sana, ia juga tidak sedang memancing seperti gaya Nickolas, yang santainya seperti angin. Ia menatap bawah pinggulnya, ia tidak sedang memakai boxer miliknya melainkan sebuah kain putih seperti pakaian dalam khas orang jaman dahulu, sumpah demi Tuhan, Marco merasa seperti memakai popok bayi! Bedanya ia bayi raksasa!!!  Dan sialnya, bukan wanita cantik yang mengelilinginya, melainkan nenek-nenek tua dengan kain melilit dari atas dada sampai lututnya. Mereka bahkan lebih mirip nenek buyut dari buyutnya. Lihat saja, saat mereka tersenyum bahkan tidak nampak satupun gigi mereka yang muncul.

Marco sedang berada di sungai, bukan sedang memancing, tapi sedang memburu ikan. Ia hanya memegang senjata mirip tombak untuk menangkap ikan. Dan sialnya, Marco tidak tahu bagaimana cara mendapatkan ikan dengan tombak seperti ini!!! Pantas saja Cecillia begitu mahir menangkap ikan tanpa alat pancing, didikan ayahnya ternyata melebihi umurnya. Kejam tak terelakan!

"Kenapa kau berdiam diri? Pergi dan tangkap ikannya untuk makan siang nanti" wajah Allemanus, ayah Cecillia tampak mengejek Marco yang tidak bisa menangkap ikan dengan kebiasaan keluarganya. Marco menoleh ke kanan dan ke kiri, memang ada beberapa sekumpulan pria yang memakai kain seperti popok bayi di sini. Dan mereka memegang tombak yang sama seperti dirinya. Mereka menangkap ikan seperti sedang mengambil makanan, begitu mudah dan mahir.  "Apa kau tidak bisa?"

Pertanyaan sekaligus hinaan bagi Marco, lagipula ini hanya menangkap ikan, siapapun bisa melakukannya!

Kau terlalu merendahkanku, pak kumis! Duduk dan lihat baik-baik, betapa kerennya aku menangkap ikan yang banyak! Cibir Marco di dalam hati.

"Aku akan memakan penis fish tanpa saus sedikitpun jika aku tidak mendapatkan ikan"

"Nyalimu boleh juga" tatapan ayah Cecillia sedikit berkilat mendengar tantangan pria raksasa di hadapannya.

"Tentu saja!!"

Tiga jam setelah itu...

Marco menangis tersedu-sedu setelah memuntahkan makanannya. Ia berlari secepat mungkin keluar rumah untuk memastikan semua makanannya telah keluar tak tersisa. Cecullia sedikit mencemaskan Marco, sehingga ia menepuk-nepuk bahu Marco agar sedikit lebih baik.

"Apa kau baik-baik saja?"

"Babe, aku tidak baik-baik saja. Dan aku merasakan ngilu pada adik kecilku" Marco merajuk,

"Kenapa kau merasa seperti itu?" Cecillia tidak mengerti. Bagaimana Cecilia mengerti, ia tidak memiliki batang yang tumbuh di dalam tubuhnya.

"Aku seperti mengunyah milikku sendiri!!!" Akhirnya Marco jujur. Cecillia menghela napas mengerti. Ia mengambil posisi duduk di samping Marco.

"Lagipula siapa yang menyuruhmu mengatakan akan memakam penish fish tanpa saus, dan kenapa kau begitu bodoh? Bagaimana kau bisa tidak mendapatkan ikan satupun???" Cecillia tak habis pikir bagaimana pria di hadapannya tidak bisa melakukan hal mudah seperti itu.

WILD ANGEL, CECILLIA ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang