THIRTEEN

5.7K 358 13
                                    


Ini 2000 word, maaf aku slow update. Terimakasih buat yang udah baca ceritaku padahal aku suka lama up,😢. Terus cuma mau bilang WAC sebentar lagi tamat. Terimakasih.

Jangan lupa vote and comment... terimakasih ♡♡

Marco merasakan kulit Cecillia menempel di kulitnya. Ia juga merasakan hembusan napas Cecillia di hadapannya. Cecillia tengah terlelap saat ini. Ia begitu menawan sehingga Marco begitu jatuh hati kepada Cecillia. Ia ingin memiliki Cecillia kembali.

Sebenarnya sedari tadi ia belum tertidur sama sekali, ia menyadari saat cecillia memberijan salep pereda nyeri pada adik kecilnya. Sebenarnya ia juga tidak tahan sehingga mulutnya mengeluarkan rintihan tersintingnya. Ia sangat menikmati sentuhan Cecillia. Padahal Cecil hanya mengoleskan sebuah salep kepadanya. Ya Tuhan, Memikirkannya saja membuat Marco menginginkannya lagi. Ia sudah begitu lama merindukan tubuh Cecillia. Ia begitu mendamba tubuh Cecillia yang seksi.

Marco mencium puncak kepala Cecillia. Biarkan dia menjadi pria kurang ajar saat ini. Ia akan meminta maaf setelah ini karena berani menyentuh Cecillia disaat ia sedang tertidur. Tapi jika ia mengingatnya.

"I love you, ma chèrie" bisiknya. Marco mengusap pipi Cecillia lembut. Kemudian Marco kembali memeluk tubuh Cecillia lagi. Mungkin ia belum mendapatkan Cecillia lagi, tapi setidaknya hari ini ia bisa memeluk Cecillianya kembali.

**

Marco baru saja bisa tertidur setelah ia berusaha sekuat tenaga untuk memejamkan matanya secara paksa. Bagaimana ia bisa tidur dengan baik di saat di hadapannya ada makanan lezat yang tak tersentuh. Seandainya saja miliknya tidak tersengat kalajengking sialan. Ia pasti sudah bertarung dengan Cecillia saat ini.

Tapi ya sudahlah, ada untungnya Marco tersengat kalajengking, setidaknya Cecillia bersedia menemaninya tidur.

"Berhenti senyum-senyum sendiri! Mulutmu bau!" Cecillia tiba-tiba yerbangun dan menyi gkir dari sisi Marco dengan cepat.

Entah demi apa lagi, Marco merasa sangat terluka jika seseorang mengatainya bau. Apalagi mulutnya. Ia benar-benar malu, dan membuatnya menutup mulutnya seketika dengan satu tangannya.

"Seandainya di tengah-tengah gurun ada sebuah kamar mandi aku pasti sudah berlari ke sana. Lalu...."

"Lalu apa?!" Cecillia nampak merapikan tempat tidurnya, memasukan selimut-selimutnya ke dalam ransel besarnya.

"Lalu..."

"..."

"..."

"Lalu kenapa cara bicaramu jadi menusuk sekali seperti itu?" Ucap Marco terbata.

"Itu karena kau memang bau!" Jawab Cecilkia jujur.

"Padahal dulu, kau selalu menciumku tiap pagi dengan brutal" gumam Marco lirih.

"Exusme?"

"Tidak. Kemana kita sekarang?"

"Lupakan tentang kita. Sebaiknya kau pulang ke Las vegas, tidak ada gunanya kau mengikutiku kemari" Cecillia mengikat rambutnya sambil menatap Marco tajam. Dan entah kenapa Marco begitu senang jika melihat Cecillia mengikat rambutnya, ia terlihat begitu seksi hanya dengan melakukan hal seperti itu.

"Berhenti melotot seperti itu padaku!" Cecillia semakin jengkel saat Marco terus menatapnya seperti seekor Hyena melihat mangsanya.

"Apa mataku seperti mau keluar? Sehingga menatapmu saja kau menganggapnya sebagai pelototan. Dua kali! Dua kali kau mengatakannya seperti itu. Padahal kau tau, ini tatapan Cinta. Yah, cinta!" Marco menggelengkan kepalanya heran.

WILD ANGEL, CECILLIA ( END)Where stories live. Discover now