Chapter 2

15.3K 1.6K 20
                                    

"Nyaman..."
Haruki akhirnya tertidur pulas.
Tubuhnya semakin lemah karena ia belum makan apapun semenjak acara pernikahannya kemarin.

Para pelayan bergantian mengetuk pintu kamar Haruki, namun jawaban Haruki masih tetap sama, ia tidak ingin makan apapun.

Hampir seminggu berlalu, Semenjak Tatsuya melarang siapapun mengganggunya, ia tidak begitu peduli dengan apa yang terjadi di luar ruangan kerjanya.

"Tatsuya-sama, nyonya besar dan Ibunda Haruki-sama datang berkunjung" Ujar seorang pelayan, mimik wajahnya terlihat agak khawatir.
"Dimana dia? Suruh dia segera bersiap-siap dan temui mereka duluan" Ujar Tatsuya sambil meletakkan dokumen yang sedang dibacanya.

"H-Haruki sama," sang pelayan terbata-bata ia bingung apa yang harus disampaikannya.
Tatsuya mengangkat kedua alisnya.
"Oh.. ini dia..." Tiba-tiba sang ibu melangkah masuk ke ruangan kerja Tatsuya. Ibu Haruki berdiri tepat dihadapannya, ia terlihat mencari-cari sosok yang ingin dilihatnya.
"Bagaimana kabarmu Tatsuya-kun?" Tanya Ibunya Haruki
"Aku seperti yang terlihat bu" Ujar Tatsuya sambil tersenyum.
"Aku akan memanggil Haruki sepertinya ia lelah..
"Oh... Apa yang kalian lakukan hingga Haruki kelelahan" Tanya sang ibu sambil tertawa
Tatsuya hanya membalas sang ibu dengan tersenyum.
"Panggil Haruki sebentar, ada sesuatu yang ingin kami bicarakan, kami akan menunggu di bawah" Ujar sang ibu.
Begitu sang ibu dan Ibu Haruki keluar, Tatsuya langsung menuju ke kamar Haruki.
Ia mengetuk pintu dan memanggil pelan namun tak ada Jawaban.
"T-Tatsuya sama m-maafkan kami... Haruki-sama tidak keluar kamar, bahkan tak ingin makan apapun...
Tatsuya terlihat sangat terkejut.
"Bawa kunci cadangan kamar ini kemari" Ujar Tatsuya
Beberapa pelayan saling menatap satu sama lain dengan tampang gusar.
"Haruki-sama membawa semua kuncinya ke dalam" Ujar salah seorang pelayan dengan pelan
Tanpa banyak bicara Tatsuya spontan mendobrak pintu kamar Haruki.
Pintu kamar dirumah itu dibuat dengan sangat baik, jadi tidak akan mudah untuk dirusak. Tatsuya terlihat sangat panik. Ia sudah lupa dengan ibu dan ibu mertuanya yang sedang menunggu dibawah.

"Dobrak pintu ini" Perintah Tatsuya pada beberapa pelayan laki-laki.
Sang kepala pelayan yang bertugas menemani kedua orang tua mereka di ruang tamu akhirnya menyerah, Sang ibu mendengar suara keras, sontak mereka pun menuju ke atas.
"Tatsuya?"
Tatsuya melupakan mereka. Ia menunduk.
"Maafkan aku"
"A-apa yang kau lakukan?"Tanya sang ibu
Ibu Haruki tak bergeming ditempatnya. Ia mirip sekali seperti Haruki, Tatsuya semakin merasa bersalah.

Sekitar sejam kemudian akhirnya pintu berhasil dibuka, Tatsuya langsung menyerbu masuk.
Haruki berbaring lemah di lantai, wajah dan bibirnya pucat pasi.
"Haruki! Haruki!" Tatsuya mengguncang tubuh Haruki namun tak ada jawaban.
"Siapkan mobil sekarang!" Teriak Tatsuya
Ia menggendong Haruki keluar, Kimononya sudah berganti namun warnanya terlihat sudah sangat kusam.
Ibu Tatsuya dan Haruki mengikuti mereka.
"Haruki.. Bertahanlah..."Tatsuya meremas erat tangan Haruki berharap tangannya bisa berubah menjadi merah.
"Duduklah di depan, ibu akan menemaninya" Ujar Ibunya Haruki
Tatsuya mulai mengendarai mobil menuju ke rumah sakit.
"Haru...Haru..."
"Kau dengar ibu?"
Haruki masih tak menjawab. Ibu Tatsuya terlihat tegang, rasanya ia ingin memukuli putranya.
"Haru..."sang ibu membaringkan kepala Haruki di pangkuannya.
Ia memperhatikan wajah Putranya, semakin tirus dan kecil, kulitnya pucat pasi.
"Haru..."suara sang ibu semakin pelan.
Tatsuya teringat akan Haruki beberapa hari yang lalu, suaranya makin pelan, hingga Tatsuya hampir tak mendengarnya.

"

Syukurlah Sekimura-san dibawa tepat waktu kemari, Jika terlambat sehari saja saya mungkin tidak dapat menyelamatkannya." Ujar sang dokter

LovelessWhere stories live. Discover now