12.Terpisah

1.1K 73 0
                                    

Kau seperti melodi yang mengalun indah didalam fikiranku...
Tatapan itu masih teringat jelas saat pertama kali bola mata itu mengarah kepadaku...
Kau begitu ku rindukan saat tatapan itu tidak kembali lagi mengarah kepadaku...
Hadirmu adalah karunia terbesar dalam hidupku...
Senyum itu adalah kebahagiaan terbesar bagiku dimana hanya aku saja yang dapat melihatnya
sampai akhirnya senyuman itu tidak dapat lagi aku rasakan..

Perlahan kerinduan ini semakin menusuk..
namun, meskipun jauh, rasa ini tidak pernah sekalipun berkurang
justru semakin bertambah setiap harinya...
jika seseorang menanyakan kenapa? maka jawabanku adalah karna hatiku telah memilihmu...

Samuel Jackson

Lagi-lagi Sam menulis sebuah puisi untuk seseorang yang telah lama pergi dari kehidupannya, hari-harinya terlihat begitu mendung, Sam bisa dikatakan adalah pemuda yang jarang sekali diam, dia akan menyapa siapapun yang dia temui dan akan tersenyum kepada siapapun. Namun, hati Sam dilanda kegalauan :'( , ia berharap akan dipertemukan kembali dengan gadis yang telah mencuri hatinya itu. Apakah orang yang dia rindukan itu akan merasakan hal yang sama?

^^^

"Kak? kak? KAK EL!"

Elma tersadar dari lamunannya saat Alysa meninggikan suaranya.

"Hah? iya?"

Alys menatap Elma bingung setelah apa yg ia katakan tadi.

"Kau baik-baik saja?"

"Iya, aku baik-baik saja"

"Lalu, kenapa saat aku memanggilmu dari tadi tidak kakak dengar?"

"Tidak ada apa-apa"

"Ada yang sedang kau fikirkan?"

Seketika Elma bingung ingin menjawab apa, jika ia katakan apa yg dia fikirkan, belum tentu seseorang akan mendengarkannya. Jadi, ia lebih baik untuk tidak menceritakan apapun kepada siapapun atau pun dengan keluarganya.

"Tidak, mungkin aku sedang tidak enak badan, aku akan istirahat dikamarku saja"

"Baiklah kak, kau istirahat saja, biarkan aku yang menyelesaikan pekerjaan ini"

"Terima kasih Lys"

Kemudian Elma menghentikan kegiatan merajutnya dan digantikan oleh Alysa, setelah itu Elma pergi kekamarnya dan kembali melanjutkan aktivitas melamunnya itu tadi.

^^^

"Ada apa denganku?"

Ia sejenak merebahkan tubuhnya diatas kasur, perlahan iya menutup matanya sambil menarik nafas dan kemudian membuangnya kembali setelah itu baru membuka matanya sambil kembali berfikir tentang apa yang saat ini ia rasakan.

"Ya tuhan, mengapa rasanya sesak sekali"

Ia memukul-mukul dadanya berharap semoga rasa sakitnya segera hilang, air matanya menetes karna tidak sanggup lagi menahan apa yang selama ini ia sembunyikan dan ia pendam selama ini.

"Meskipun rasanya tidak mungkin, namun aku berharap bertemu dengannya meskipun hanya sekali saja"

"Demi apapun, aku merindukannya"

^^^

"Aku akan pergi"

Raja Lana menyerngitkan dahinya pertanda ia bingung dengan perkataan putra sulungnya.

"Pergi? kemana?"

"Aku ingin ke perbatasan"

"Untuk?"

"Aku ingin pergi berburu didalam hutan perbatasan, jangan khawatir, aku hanya akan pergi beberapa hari saja"

"Baiklah, aku izinkan"

"Terima kasih ayah"

"kapan kau akan pergi?"

"Malam ini juga"

"Apakah tidak perlu menunggu hari esok?"

"Tidak perlu ayah, aku bisa menjaga diriku dengan sangat baik, lagi pula ini bukan untuk pertama kalinya kan aku pergi"

"Iya, kau benar" Ujar Raja Lana, pada saat itu juga Raja melihat Sam lewat dan memanggil putranya itu.

"Sam?"

"Ada apa yah?"

"Kau mau ikut dengan Sean ke perbatasan?"

"Tidak"

"Kenapa? aku lihat akhir2 ini kau tidak bersemangat, jadi ayah rasa kau perlu menyibukan dirimu dengan sesuatu"

"Tidak apa2 ayah, aku baik2 saja"
Ujar Sam dan kemudian memilih untuk enyah dari hadapan ayah dan kakaknya itu.

Sean merasa lega dengan keputusan Sam, sebab, jika Sam ikut, itu dapat menggagalkan rencananya untuk mencari tau tentang sebuah kebenaran yang pernah ia lihat.

'Semoga rencanaku berjalan dengan lancar'

........

Runaway - Completed✓Where stories live. Discover now