3.Firasat

1.6K 118 5
                                    

"Dasar bodoh! Kalian semua tidak berguna!" Teriak pria itu dengan prajuritnya.

"Maafkan kami tuan, kami sudah berusaha mencarinya kemana mana namun putri Elma tidak dapat kami temukan." Ujar salah satu prajurit.

"Tenangkan dirimu, aku tau ini bukan kemauan kita semua, tapi aku mohon kendalikan emosimu itu." ucap seorang wanita yang tidak lain adalah istri dari pria itu.

"Bagaimana aku bisa tenang, putrimu melarikan diri dan kau bilang aku harus tenang?

"Kita akan menemukannya, aku yakin putri kita masih tidak jauh dari sini, tolong jangan marah-marah terus, aku tidak bisa melihatmu seperti ini."ucap wanita itu sambil menenangkan suaminya.

"Pergilah dan cari lagi putriku kembali."

"Baik tuan."

Kemudian prajurit tersebut pergi dan melanjutkan pencarian putri mereka yang hilang.

"Hiks hiks, kemana kau pergi nak."Ucap wanita itu sambil menangis dipundak suaminya.

"Stst, jangan menangis,aku pasti akan membawa putri kita pulang,ini semua salahku."Ucapnya sambil mengusap air mata istrinya. Pria itu tidak lain adalah Raja Isan yang merupakan ayah dari putrinya yang hilang tadi.

"Aduh, kepalaku"Ucap wanita itu tiba-tiba yang merasakan sakit dikepalanya.

"Kamu kenapa?"

"Kepalaku terasa sakit"Ucap wanita itu dan kemudian pingsan.

"Kaila!"

Raja Isan pun panik melihat istrinya yang tiba-tiba tidak sadarkan diri, kemudian ia membawa istrinya keruangan thabib kerajaan untuk diperiksa.

^^^

"Awh"

Elma tiba-tiba merintih kesakitan dikakinya karna tidak sengaja ia memijak sebuah benda kecil tajam.

"aduh, sakit sekali"

Perlahan-lahan ia mencoba menarik benda tajam itu dikakinya namun sayang, ia tidak bisa mengeluarkan benda kecil itu.

"Bunda kai, kaki El tertu-"Ucapnya tiba-tiba terhenti karna ia baru menyadari bahwa ia sedang tidak berada dirumahnya.

"Andai saja bunda ada disini, pasti dia akan sangat mencemaskanku"

Tiba-tiba Elma teringat dengan ibunya dan itu membuatnya sangat merindukan ibunya, namun rasa rindu itu tergantikan menjadi sebuah firasat, firasat dimana ia merasa bahwa ibunya sedang tidak baik-baik saja.

'Apa yang terjadi dengan bunda kai?'

"Apakah kau baik-baik saja?"

Seseorang tiba-tiba datang dan membuyarkan lamunan Elma dengan pertanyaannya itu.

"Eh, tidak, kakiku tertusuk paku"

"Sini, biar aku liat"Ucap orang tadi sambil memeriksa kaki Elma dan mencoba mengeluarkan benda tajam itu.

"Awhhhhh!" teriak Elma setelah orang tadi berhasil mengeluarkan benda tajam itu dengan paksa.

"Hehe, maaf, itu harus aku lakukan, kalo tidak, akan sangat sulit sekali mengeluarkannya"

"sakit tauk"

"Iya, aku tau itu sakit, oh iya, aku Samuel."Ucap orang yang bernama Samuel itu sambil memberikan tangannya untuk bersalaman.

Elma kebingungan dengan tingkah laku orang itu yang mengajaknya berkenalan dengan dirinya yang buruk rupa ini.

"E-Elma"Jawabnya terbata sambil membalas salaman Samuel.

"Sekarang bagaimana,apakah kakimu masih sakit?"

"Tidak terlalu."

"Tidak apa, sebentar lagi sakitnya akan hilang"

"Terima kasih"

"Sama-sama"Jawab Samuel sambil tersenyum.

"Kau ini siapa?"

"Aku adalah malaikat."

"Ha?"

Samuel terkekeh melihat tingkah Elma yang seolah-olah tidak percaya dengan apa yang dia katakan.

"Hehe, bukan, aku ini adiknya Sean"

'Oh adiknya, jauh sekali perbedaan diantara mereka'Ucapnya didalam hati sambil termenung.

"hey, apa yang kau pikirkan?"

"Eh, tidak ada, bolehkah aku menanyakan sesuatu?"

"Iya, tanyakan saja"

"Kenapa kau mau menolongku? Aku ini kan hanya-"

"Saat kita melihat seseorang dalam kesulitan, tidak peduli siapa dan apa kedudukannya, bagiku bisa membantu orang yang sedang mengalami kesulitan itu merupakan suatu kebahagiaan tersendiri untukku, karna dengan begitu aku bisa mengurangi sedikit penderitaan seseorang, dan jika kau berpikir karna kau adalah seorang pelayan disini bukan berarti aku tidak pantas membantumu, bukan begitu?"

Elma hanya tercengang dengan perkataan Samuel tadi dan itu membuatnya sangat tersentuh.

"Kau sangat berbeda dengan Sean"

"Hehe, Sean dan aku memang bersaudara, bukan berarti kami harus memiliki sifat yang sama"

"Iya, kau benar tuan"

"Oh, ayolah, aku tidak suka orang2 memanggil ku tuan"

Elma menyerngitkan dahinya, dia heran dengan perkataan Samuel.

"Sam, kanggil aku Sam, okkay?"

"Baik tu- , eh maksudku Sam"

"Nah, itu baru bener, jangan panggil aku dengan sebutan tuan, meskipun aku anak raja, nama adalah panggilan yang keren dari pada tuan, bukan begitu?"

Elma hanya tertawa kecil setelah mendengar apa yang dikatakan Sam.

^^^

"Ups, kau meleset kak."

"Lain kali aku akan tepat sasaran, lihat saja."

"Haha, tapi sayangnya aku masih bisa mengelak dari tembakanmu itu, dan kurasa, aku perlu mengajarkan mu bagaimana cara memanah yang baik." Ucap Sam sambil meledek kakaknya yang malang itu.

"hah, makasih, setidaknya aku lebih hebat darimu dalam menakhlukan pedang."

"Ck, sombong."

.....

Maaf ya,buat dipart ini kurang gimana gitu,namanya juga masih anget2 yekan,konflik masih otw,ini baru sedikit gambarannya aja,hehe

Thx udh mau nungguin cerita ini
:)

Runaway - Completed✓Where stories live. Discover now