#12. ORANG BARU

45 2 2
                                    

PARK JIMIN POV

Setelahnya aku sampai dirumah, mengunci diri dibalik kamarku sambil mengacak acak rambutku dan berteriak atas kegilaanku.

Jiyoung berhasil mengetahui siapa dibalik pria berkacamata dengan gel banyak dirambutnya yang selalu memberi perhatian lebih pada Yerim, itu aku.

Aku benci Kwon Jiyoung.

***

Lewat kaca besar beningku yang memperlihatkan pemandangan luar nan indah milik Seoul menemani kemarahanku sedari malam yang tak dapat membuatku tertidur hingga pagi ini.

Yoongi: "Ya~buka pintumu eoh"

Terdengar jelas ketokan pintu yang semakin membuat memperkeruh pikiranku.

Yoongi: "Akan ku dobrak eoh!!"

Aku sengaja tak menjawab omongannya yang sedari tadi memang mode moodku sedang ingin memakan orang alias murka.

Yoongi: "Ya~bibimu menyelamatkan bahuku eoh untung ada kunci cadangan. Kau bodoh, huh?"

Salam hangatnya padaku yang berhasil membuka pintu kamarku walaupun dengan kunci cadangan.

Yoongi: "Ah Yerim, geure jelas sekali pasti karena dia"

Tetap saja pandanganku tak beralih kepadanya,

Yoongi: "Kau ketahuan?"

Jimin: "Keluar"

Yoongi: "Aku disini karena panggilan bibimu yang khawatir padamu yang sedari malam kau mengunci diri dan membanting semua barang barangmu"

Jimin: "Jika kau kesini hanya untuk ceramah, keluar dan pergi"

Yoongi: "Hm arraseo. Tapi satu hal, kau juga harus keluar dan lihatlah kamarmu" *baiklah

Aku tak berkutip sama sekali dengan perkataannya alias menghiraukannya,

Yoongi: "Bukannya kau jauh lebih mengenal Ahn Yerim? Kau bahkan menjadi 2 diri di hadapannya. Hanya kau yang bisa mengendalikan dirimu sendiri di hadapannya sekarang, hadapi eoh. Aku pergi"

Pamitnya sambil menutup pintu kamarku dengan kekuatan penuhnya,

Untuk pertama kalinya ini adalah kalimat terpanjang yang di sampaikan oleh seorang Yoongi.

AHN YERIM POV

Setelah apa yang terjadi kemarin atas sikap Park Nim Ji yang super aneh ditambah dia tak menghubungiku bahkan tak mengirimiku pesan singkat, aku juga tak peduli dengannya.

Sekalipun aku berada di kampus, dia sama sekali tak menampakkan batang hidungnya padahal aku ingin sekali dia menceritakan semua apa yang terjadi pada dirinya.

Dia sudah aku anggap sahabat pertamaku.

Aku sedang berada di kantin. Entah mungkin dia ada disini tapi aku terlalu berharap tinggi, yang nyatanya nihil dia tidak ada.

Makanan yang aku ambil sama sekali tak ku lahap justru aku membuat bunyi berisik dengan bermain kedua sumpit dengan nampan nasi ini.

Aku sudah muak duduk lama dan ini sangat membosankan, aku segera berdiri dan membawa nampan ku tapi justru saat aku berjalan aku tersandung dan terjatuh ke lantai.

The Secret of JiminWhere stories live. Discover now