#9. PARK JIMIN, SANG PEMBUAT RASA

65 8 1
                                    

PARK JIMIN POV

Setelah apa yang dia lakukan padaku, tidak ada rasa berterima kasihnya padaku saat aku menolongnya.

Aku hanya menatapnya yang di sampingku saat ini dari tempat dudukku sambil menopang beratnya kepalaku dan menyipitkan mataku.

Dia benar benar tak menganggapku ada bahkan saat aku menatapnya pun dia tak merasa terganggu oleh tatapanku, dia masih terus menyalin di bukunya apa yang dosen tulis di papan putih.

Akhirnya aku melihat dia menyobekkan kertas dan menulis diatas nya, dia menyeretnya ke arahku agar aku membacanya.

'Aku terganggu dengan tatapanmu, jangan menatapku!'

Itulah yang dia tulis. Aku hanya tersenyum picik membacanya.

Dan akupun membalasnya dengan menulis di kertas persegi dan memberinya,

'Aku ingin terus menatapmu, wae?'

Haha aku melihat dia sekarang berdecik setelah membaca balasanku, sekarang giliran dia yang membalas pesan surat dariku,

'Jika kau ingin ribut denganku, kajja keluar. Sekarang!!!!'

Aku benar benar dibuat marah, sungguh marah padanya.

Aku berdiri dan membanting balasan surat persegiku dengan menatapnya penuh kekuatan api di mataku,

Jimin: "YA~KAU, KAJJA KITA KELUAR KITA SELESAIKAN INI DILUAR EOH!!!!!!"

Seluruh isi kelas bening, mereka melihat kearahku begitu juga dengan dosennya yang seketika heran dengan sikapku yang tiba tiba.

Dosen: "Geurae, kalian bisa selesaikan masalah kalian di luar. SEKARANG KALIAN BERDUA KELUAR!!!" *tentu saja

Yerim: "Ssaem, ini bukan salahku, dia yang membentakku kenapa anda mengeluarkan saya?"

Sekarang Yerim juga berdiri menyamaiku dan membuat perhitungan kepada dosen yang mengajar saat ini karena telah mengeluarkan dirinya dari kelasnya.

Sengaja? Memang. Aku marah karena aku sengaja. Aku melakukan ini karena aku ingin dia juga dikeluarkan dari kelas ini, bersamaku.

Dia terus melotot ke arahku sambil berdecik dan berbicara kotor padaku.

Dosen: "PPALLI NAGA" *cepat keluar

Akhirnya aku dan Yerim keluar kelas dengan saling melemparkan tangan yang seolah akan menonjok satu sama lain.

Yerim mengalah untuk menyudahi, dia meninggalkanku tapi sayangnya aku membututi kemana kakinya melangkah dan bisa aku tebak, dia berjalan menuju tempat duduk yang sering dia duduki dan menjadi tempat favoritnya.

Yerim: "Ya~kenapa kau membututiku?"

Jimin: "Urusanku denganmu belum selesai, kau ingat!!!"

Yerim: "Kau tak menyadarinya? Bahkan sekarang kita seimbang eoh!!!"

Jimin: "Dimana letak seimbangnya? Huh?"

Yerim: "Tadi pagi aku membentakmu dan sekarang kau membuatku di usir oleh dosen, seimbang bukan?"

Jimin: "Ah seimbang masalah itu, arraseo, aku mengerti sekarang"

Yerim: "Lalu kau pikir aku tadi membicarakan apa selain masalah itu, bodoh?"

Jimin: "Ya~apa kau selalu begini setiap didepan lelaki? Tak punya urat malu kau, huh?"

Yerim: "Bagiku kau bukan lelaki"

Jimin: "Kau wanita pertama yang benar benar membuatku marah eoh"

The Secret of JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang