Epilog

7.9K 316 22
                                    

Arlan, cowok itu telah memberikan dua batang cokelat untuk Freya sebagai bentuk bahwa dia telah menepati janjinya.

Hubungan Freya dan Arlan juga 'sedikit' menunjukan perubahan. Sesekali Arlan mulai balas tersenyum kala melihat Freya tersenyum padanya. Meskipun hanya mengobrol seadanya, Freya mencoba memahami situasi dan menuruti kemauan Arlan yang meminta waktu untuk bisa menyembuhkan luka di hatinya.

Bukannya cepat sembuh tapi luka itu malah makin lebar dan dalam karena selalu melihat Noel yang datang ke kelas menemui Freya.

Sebenarnya Noel juga ikut menjaga perasaan Arlan. Noel juga hanya berkunjung untuk mengajak Freya ke kantin atau pulang bersama. Tidak benar-benar menunjukan rasa kasih sayangnya di kelas saat Arlan ada di sana.

Mencoba menutup mata dan telinga juga sudah Arlan lakukan tapi gosip yang menyebutkan mereka sangat cocok dan sering di bicarakan oleh anak-anak Pelita membuat Arlan harus mengetahui bagaimana perkembangan hubungan Freya dan Noel.

Lana, gadis itu sudah meminta maaf pada Freya meskipun terpaksa. Dia tahu tindakannya salah tapi rasa gengsinya terlalu besar. Tak pernah ada di kamus hidupnya seorang Lana meminta maaf pada korban bully-nya.

Meskipun begitu, Freya dengan lapang dada menerima permintaan maaf Lana. Freya juga telah meminta maaf pada Lana kalau sikapnya telah membuat Lana kesal dan itu langsung membuat Noel, Raka dan Aldo geram tapi mereka urungkan.

Sejak saat itu, Lana tak pernah lagi muncul di depan Freya. Entah karena Lana yang memang menyesali perbuatannya atau karena Lana yang takut karena selalu ada Noel di samping Freya.

Mereka berdua juga tak pernah malu lagi saling menunjukan perhatian meskipun dengan hal-hal kecil. Entah itu di lingkungan sekolah atau bukan tapi hubungan mereka sangatlah dekat.

Seperti saat ini, Freya tengah asyik video call dengan Noel di atas kasurnya. Sebuah senyum manis tak pernah hilang dari wajah Freya.

Rasanya nyaman dan senang. Perasaan itu selalu mendekap tubuh Freya dengan erat.

"Nanti malem jadi, kan?" kata Noel memastikan.

Freya mengangguk dengan cepat. "Jadi kok, kakak mau jemput jam berapa?"

"Jam 7 gue udah di rumah lo."

"Hmm ... Frey takut gak di ijinin keluar sama mami, papi," keluh Freya sambil menopang dagu.

"Gue bakal pamit ke orangtua lo sebari minta ijin buat bawa puteri cantiknya makan malam," goda Noel sambil menaik-turunkan alisnya.

Freya terkekeh geli melihatnya. "Konyol banget sih!"

"Tapi lo suka, kan?" kata Noel sambil tersenyum.

Freya paling tidak tahan jika melihat eye smile milik Noel. Tanpa sadar dia juga ikut tersenyum sambil merunduk menahan malu.

"Lo lucu kalo lagi malu gitu, Frey," goda Noel.

Blush.

Pipi gembil Freya memerah. Noel ini memang paling bisa membuat hati Freya bersorak riang.

"Blushing huh?" goda Noel lagi sambil menahan tawa.

Freya benar-benar sangat menggemaskan!

"Ih kakak nyebelin! Udah ah Frey matiin, bye!"

Hope ✔Where stories live. Discover now