Friendzone - Tujuh

403 42 19
                                    

•●•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•●•

"BIANCA! JAWAB!!"Sebuah suara lantang itu sama sekali tidak membuat Bianca gentar. Gadis itu masih tetap melamun dengan tatapan kosongnya.

Pada keesokan harinya setelah kejadian 'gempar' di klub malam kemarin sehingga membuat informasi itu sampai di telinga raihan. Lelaki itu mendatangi apartemen Bianca setelah memastikan bahwa Nathan sudah membawa gadis itu pulang.

"Aku tidak ingat,"jawab Bianca dengan pelan.

"Kamu harus mengatakannya padaku, Bi! Tell me, bi..."kata Raihan dengan nada yang merendah di akhir kalimat, tidak seperti sebelumnya. Lelaki itu mendekati Bianca seraya berjongkok untuk menyesuaikan tinggi gadis itu yang sedang tiduran di sofa. Raihan meraih tangan Bianca kemudian menggenggamnya erat sembari menatap mata Bianca yang kosong,"Tell me what happened last night, bi. Kalau perlu aku akan menendang keparat gila yang kurang ajar itu keluar dari negara ini. That bastard hurt you, aku tidak akan membiarkan hidupnya tenang. So... Bi tell me, hm?"

"Jangan membuat hal sepele ini menjadi besar, Ray. I'm ok,"

"Sepele yang mana? Sudut pandang yang seperti apa kamu mengatakan hal ini sepele?!"

"Raihan..."

"Bi, jangan membuatku seperti ini. Mungkin aku bisa membuat that bastard keluar dari negara ini dengan mudah tanpa kesaksian dari kamu tetapi apakah kamu mengijinkannya?"

Bianca memandangi satu tangannya yang digenggam oleh Raihan lalu tatapannya beralih pada mata lelaki di depannya itu.

"Aku tidak ingat kejadiannya, ray. This is useless..."kata bianca mencoba meyakinkan raihan,"Nathan save me right?"

"Lelaki yang melukaimu tidak mendapatkan hak dibenarkan, bi."

"Siapa yang memberi hak seperti itu? Ray, sudahlah aku tidak ingin membahasnya. Kamu sebaiknya berangkat bekerja saja."

"Aku, seseorang yang bernama Raihan yang memberi hak atas kamu,"kata raihan dengan wajah seriusnya.

"Oh? Nathan masih disini?"ucap Bianca ketika melihat Nathan membawa secangkir kopi di tangannya dari dapur.

Nathan yang berjalan memasuki kamar Bianca itu pun mengambil duduk di sofa lain yang tidak di tempati bianca tentunya.

"Kamu sudah bangun ternyata,"balas Nathan sambil menengok bianca yang sedang memandangnya,"Aku ketiduran saat sedang menonton baseball di ruang santai."

"So, bi..."ujaran Raihan memecahkan kontak mata antara Bianca dengan nathan. Bianca kembali memandang Raihan.

"Wine sudah membuatku lupa apa yang terjadi malam itu, ray. Aku tidak mengingat apapun selain Icha datang padaku memberikan pesananku dengan wajah khawatirnya."

Friendzone✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang