3. Bian Satnite ama Mantan (?)/(!)

154K 1.8K 85
                                    

Reader gue banyak, tapi pada pelit.

Untung gue bukan author jahat.

🌟

"Mut, lo gak pergi satnite ama Bian?"

"Bian lagi ngumpul sama temen-temennya. Lo sendiri?" Aku menjawab sambil melirik Amel sekilas, lalu kembali fokus pada laptop di depan ku. "Apa kabar sama satnite malang lo mblo?" Sambung ku mengejek tanpa menoleh dari drakor yang sedang ku tonton.

"Sompret!" Amel mengumpat. Aku hanya tertawa saat sebuah bantal mendarat tepat di wajah ku. "Mendingan jomblo, dari pada punya cowok tapi malam mingguan tetep nelor di kosan. Sakit cuy.."

Aku mendengus sebal.

Iya!
Sakit, tapi gak berdarah.

Udah biasa malam minggu di tinggalin seperti ini.

Walau aku bilang 'gak masalah' atau 'oke' ke Bian, tapi rasanya tetep nyesek waktu cowok lo lebih mentingin ngumpul sama temen-temennya ketimbang ngabisin malem bareng pacarnya.

Yah, mau gimana lagi. Lagian itu hidupnya Bian. Walau aku pacarnya, bukan berarti aku bisa seenak jidat ngatur-ngatur hidup Bian.

Bian punya privasi. Begitupun dengan ku. Karena itu, kami saling menghargai privasi masing-masing walaupun terkadang Bian bisa jadi cowok posesif yang nyebelin tiap aku ngumpul bareng sama temen. Sejam sekali pasti nelpon tu orang.

"Kuy, jelong-jelong.."

"Mager, mel.." aku mendesah malas. Mengambil bantal dan berbaring di depan laptop yang Bian pinjamkan untuk ku. Aku tidak sekaya itu untuk bisa membeli laptop. Bian juga tidak keberatan meminjamkan laptopnya pada ku.

"Kuy lah mut! Si udin ngajakin nonton konser killer bee.." Amel tidak menyerah. Dia terus-terusan menarik daster yang aku kenakan.

Aku memutar bola mata jengah. Kalau si Udin ngajakin jalan, sudah pasti berakhir di konser metal. Konser metal itu bener-bener rusuh. Jika Bian tau aku pergi ke sana, bisa-bisa aku di kurung selama seminggu di kosan sama si Bian.

"Mut.."

"No-no-no..." aku memotong ucapan Amel cepat sambil mengibaskan tangan. Kemudian tatapan ku beralih ke sosok yang baru saja masuk ke dalam kamar ku.

Gita, si kalem yang doyan ena-ena.

Gita terlihat cantik dengan setelan semi feminim yang dia kenakan. Rok jeans mini dan kaos pink melekat sempurna menampakkan setiap lekuk tubuhnya. Siapa sangka, wajah kalem Gita bener-bener menipu banyak orang.

"Yakin gak mau keluar nih? Kak Rian bilang, dia liat Bian lagi nongkrong sama mantannya yang satu fakultas sama kita itu loh. Rini, anak akuntansi." Kata Gita.

Aku mendesah dan lagi-lagi memutar bola mata kesal. Kak Rian itu temen satu kos Bian, sekaligus pacar Gita. Kak Rian selalu tau semua hal yang menyangkut tentang Bian, termasuk sederet panjang daftar mantan si Bian.

Bian nongkrong bareng mantan? Woles aja kali. Aku tau, mereka tidak hanya berdua. Anak-anak komunitas Bian pasti juga ada di sana. Lagi pula, Bian bukan tipikal cowok yang suka mendua.

"Ada ya, cowok lagi satnite ama mantan, si cewek malah asik nonton drama korea di kosan." Kali ini udin masuk ke kamar ku.

Aku mendengus lalu menyahut santai. "Dimana-mana, gak ada namanya satnite rombongan. Mereka gak cuma berdua, temen-temen Bian juga ada di sana."

I Give My First Love To You || 21+Where stories live. Discover now