PINTU SURGA

24 2 0
                                    


"Hati-hati di jalan, ya."
"Makasih untuk semuanya, Mas. Terima kasih banyak. " Iis menyalami Mas Agus dengan kedua tangannya erat-erat. Sungguh sebuah pengalaman berkesan acaranya kali ini di Jakarta. Sudah menginap di rumah dinas Mas Agus, disebut tamu-nya Pak Presiden, dijamu makan siang di Istana, semuanya dibayari dan diantar jemput pula! Wong dia biasanya melayani tamu rumah makan, kok sekarang malah dia yang diperlakukan istimewa begini. Dari sekian banyaknya orang-orang hebat yang bisa diundang dari kota-kota besar di seluruh Indonesia, kok malah dia yang dipilih?

"Tidak apa-apa. Terus berkarya ya! Kalau perlu apa-apa, jangan sungkan minta tolong. Kalau bisa saya bantu, pasti saya usahakan." Mas Agus memeluk Iis dan menepuk-nepuk bahunya. Entah sudah berapa kali Iis mengucapkan terima kasih pada Mas Agus sejak meninggalkan tempat penginapan tadi pagi.

Setelah Mas Agus pergi, Iis pun segera masuk ke stasiun. Kali ini, karena sudah berpengalaman, ia pun dengan sigap mengurus tiket keretanya sendiri. Iis masuk ke dalam kereta dan menuju kursinya. Haah...akhirnya, selesai sudah perjalanan-nya ke Jakarta. Senyum tipis tersungging di bibir Iis ketika kereta mulai bergerak. Ah, siapa bilang ibu kota lebih kejam daripada ibu tiri? Buktinya Jakarta sudah begitu baik pada dirinya kok. Kenangannya akan Jakarta walaupun ada kecut-kecutnya sedikit, tapi rasa yang tertinggal sungguh manis, jauh lebih manis daripada teh manis yang diminumnya setiap pagi.

EALAAHHH!!! Iis baru ingat! Ini lima jam perjalanan dalam kereta, belum beli makanan sama sekali!! Asem!!

"Mas, itu minta satu kotak." Iis menghentikan seorang pramusaji dalam kereta.

"Sapi atau ayam, Mas?"

"Daging sapi saja. "

"Empat puluh lima ribu, Mas."

Hah! Iis menelan ludah, inilah akibat kurang persiapan. Kalau di Bakmi Cahaya Timur, sudah dapat sapo tahu dan bakmi goreng seafood!!

Nasi itu terasa agak-agak nyangkut di lehernya, entah enak atau tidak, yang jelas, membayangkan harga setiap suap yang masuk ke dalam lehernya bikin sakit hati dan sakit leher. Setelah menyelesaikan makanannya, Iis memandang ke luar jendela. Langit agak mendung sedikit. Cahaya matahari tidak terlalu silau dan membuat Iis leluasa menikmati pemandangan. Benaknya melayang kembali ke masa-masa ia berada di istana, dan kemudian lebih jauh lagi, ke awal-awal dia membuat fan page ISP untuk pertama kalinya, lagu untuk Presiden Jokowi yang ia ciptakan dimainkan di Pasar Purwokerto, Iis menyesal tidak sempat bertanya pada Pak Presiden, apakah ingat lagu yang diputar waktu itu? Iis ingin Pak Jokowi tahu, dia bukan supporter karbitan, ia sudah lama memperhatikan Pak Jokowi sejak masih jadi Walikota di Solo.

Pucuk-pucuk padi yang masih baru ditanam di sawah membawa ingatannya kepada para pegiat media sosial yang ada di dalam ruang wartawan di istana. Kalau dia melihat orang-orang seperti itu, hati kecilnya tak luput bertanya, apa yang akan ia kerjakan sekarang seandainya waktu itu ia tidak putus sekolah? Kalau dengan lulus SMP saja dia bisa sampai diakui Presiden, sudah sampai di mana sepak terjangnya sekarang kalau dia bisa lulus universitas? Bisa cas cis cus bahasa Inggris, mungkin? Sehingga fan page ISP-nya memuat posting bahasa Inggris dan dibaca orang seluruh dunia? Atau malah dia sudah punya website dan server sendiri, tidak perlu nebeng di Facebook?

Sialnya jadi anak pertama ya seperti itu, orang tua masih punya tanggung jawab menyekolahkan adik-adiknya. Triono sempat lulus SLTA, sementara ia hanya sampai SMP. Sebagai anak pertama, mau tidak mau sebuah beban moril juga terpasang di pundaknya. Menjadi contoh teladan untuk adik-adiknya, menyenangkan hati orang tua, menjadi tangan kanan Bapak Ibu-nya, seperti ketika ia sedang asik-asiknya menikmati masa bujangnya di Jakarta, bekerja di studio musik, terpaksa ia tinggalkan itu semua karena Bapak butuh tangan tambahan untuk membuka restoran.

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: Mar 16, 2019 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

Di Pojok Warung Bakmi ~Kisah Founder Fan Page Info Seputar Presiden~Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt