4.Mulai!

82 2 0
                                    

Hy lama gak up!

ayo mulai....

------------


Setelah kejadian di rumah Varo, kini Keisha semakin dengan Varo bak pasangan yang sedang di mabuk cinta. Bahkan sebagian siswa mengira bahwa Varo dan Keisha sedang menjalin asmara. Namun, yang terjadi sebenarnya di antara mereka hanya sebatas hubungan pertemanan. Ya, hubungan pertemanan tak lebih menurut Keisha. Entahlah menurut Varo.

Kini mereka berdua sedang berada di kantin menikmati bakso bang Jafri yang katanya enak luar biasa. Dan hal itupun disetujui oleh Keisha. Karena memang menurutnya bakso bang Jafri adalah bakso terenak yang pernah ia makan.

"Gue nyesel kenapa selama seminggu gue sekolah disini tapi gak pernah nyobain baksonya bang Jafri. Sumpah ya Al ini bakso rasanya ngalah-ngalahin bakso yang udah jadi langganan gue dulu" ucap Keisha hiperbola dan hanya ditanggapi dengan anggukan dan cengiran oleh Varo.

"Nah, makanya kalau diajak ke kantin tuh jangan nolak terus. Nyeselkan jadinya." Balas Varo sambil meminum es teh dari sedotan.

"Kantin disini gak kaya kantin sekolah gue yang ada di Belanda. Kalau disanakan gak perlu pake desak-desakkan kaya disini." Keisha pun mulai membanding-bandingkan sekolahnya yang dulu dan sekarang. Memang selama ia bersekolah di Jakarta Keisha sangat senang sekali mengomentari setiap hal yang ada. Mulai dari fasilitas hingga kebijakkan yang ada. Ia sangat suka berkomentar, apalagi jika dengan Sasa.

Keisaha sudah lama bersekolah di Belanda dan menikmati segala fasilitas yang di sediakan disana. Tentu saja sekolahnya sangat beda dengan sekolahnya yang ada di Jakarta. Hal tersebutnlah yang memicu Keisha untuk terus berkomentar tentang apa saja yang ada hingga membuat Sasa muak.

"Kei, sekarang lo itu tinggal di Indonesia, tentu aja fasilitas atau apapun itu beda dari sekolah lo yang ada di Belanda. Ini ciri khas dari Indonesia. Mereka mau ngantri itu karena tahu kalau baksonya itu enak makanya kantinnya penuh hingga desak-desakkan." ucap Varo sambil melihat antrian yang sangat panjang di gerai bang Jafri.

"Tapi ya Al, di Belanda itu makannya juga enak –enak. Kantin di sekolah gue makanannya juga enak-enak tapi nggak pernah sampai desak-desakkan." Sanggah Keisha yang tak mau kalah dengan Varo.

"Itu, artinya orang Belanda gak mau berjuang buat dapetin sesuatu yang mereka inginkan."

"Hah, maksud lo apaan?"

"udah ntar lo tau sendiri. Udah selesaikan? Yuk kita balik ke kelas." ajakkan Varo pun di angguki oleh Keisha. Keisha pun meminum es jeruknya yang tinggal sedikit setelah itu ia berdiri dan meniggalkan katin bersama Varo.

"Eh, bidadari abang datang nih. Abis selingkuh sama si buruk rupa ya?"

Oh jangan pernah tanya dari mana gombalan receh itu keluar. Siapa lagi jika bukan Pinoy. Sasa yang mendengarnya pun langsung berakting seolah-olah ia ingin muntah.

"Duh, elo kok gak nyadar sih Noy. Si Varo mah gantengnya gak ketulungan. Kalo lo bilang Varo buruk rupa itu bearti lo lagi ngomong sama diri lo sendiri." ucap Sasa yang kini sedang menutup bekal makanannya.

"Eh, micin plis deh ya. Lo itu gak usah ikut-ikut. Setiap gue ngomong sama bidadari gue kenapa sih lo selalu nyolot? Lo cemburu yaaaa?" Pinoy pun kini mulai menggoda Sasa.

"Hah? Apaan? Gue gak denger sorry."

"Lo mah, kalau suka sama gue bilang aja gak usah gengsian." Pinoy pun mulai gencar menggoda Sasa

"Jijik hayati." balas Sasa sambil berlalu meninggalkan kelas.

"AWAS LO KALAU JATUH CINTA SAMA GUE. KARMA IS REAL." ucap Pinoy dengan lantang. Tapi sayangnya Sasa tak mendengarnya karena ia telah berlalu pergi meninggalkan kelas dan entah kemana.

Varo dan Keisha yang melihat perdebatan itu pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kayanya lo deh Noy yang suka sama Sasa" ucap Varo sambil cengingiran.

Pinoy tak membalas, ia hanya memainkan handphonenya seakan-akan ucapan Varo tadi hanya angin yang berlalu.

"Noy, kalau lo beneran suka sama si Sasa sih gue bakalan jomblangin lo sama dia. Itupun kalau lo mau. Gimana?" tawar Keisha ke Pinoy. "ngomong-ngomong sih si Sasa kayanya lagi deket deh sama kak Rangga kelas 12 Ipa 2. Ntar kalau lo gak cepet bisa-bisa si Sasa diembat duluan loh." imbuh Keisha untuk meyakinkan Pinoy akan tawarannya itu.

Namun Pinoy hanya acuh, seakan-akan itu bukanlah hal yang penting. Tapi ketahuilah sebenarnya Pinoy merasakan ada hal yang tak bisa ia terima dari ucapan Keisha.

"Kalau jodoh mah nggak ke mana. Kalau si micin jodoh gua mah dia juga bakalan dateng ke gue."

"Jodoh itu juga harus diperjuangin kali Noy. Masak mau lo biarin aja. Diembat orang baru tahu rasa ntar lo." Varo mulai mengingatkan Pinoy dengan menaikkan-naikkan kedua alisnya dan juga kepala yang ia tumpu dengan satu tangan sambil memandangi Pinoy yang masih asik dengan handphone-nya.

"udah deh Ro, lo gak usah sok-sokan jadi Varo Teguh kalau lo sendiri juga gak bisa ngejaga jodoh lo yang gendutan itu." Sepertinya Pinoy salah berbicara hinga membuat air muka Varo berubah 90 derajat.

Oh ayolah Pinoy sadari kebodohanmu itu!

"Lo, bisakan gak usah ngebawa-bawa dia lagi Noy." Varo berdiri dan meninggalkan kelas setelah mengucapkan kata-kata tersebut. Dan kini Pinoy baru tersadar atas apa yang telah dia ucapkan.

"Noy, kenapa si Al?" tanya Keisha yang mulai keingungan karena Varo yang pergi berlalu begitu saja.

"Gue cek dulu deh Kei. Takut terjadi suatu hal yang tak ingin terjadi." Oh, ayolah disituasi yang seperti ini ia masih bisa mengeluarkan cengiran tak berdosanya tersebut.

"Gue ikut Noy."

"Udah lo disini aja. Kasih tahu gue kalau bu Astri masuk kelas. Gue mau nyamar jadi detektif dulu. Ok?"

Keisha tak bisa menolak usulan Pinoy karena setelah ini adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia yang akan diajar oleh Bu Astri yang terkenal dengan kata-kata mautnya. Intinya jagan pernah berurusan dengan Bu Astri jika tak ingin menginjakkan kaki di ruangan khusus. Selain mengajar Bahasa Indoneisa, Bu Astri juga menjadi guru BK. Jadi pastinya ruangan khusus tersebut adalah ruangan BK. Keisha tak ingin namanya ada dalam daftar buku hitam Bu Astri.

Jadilah ia hanya menunggu di dalam kelas bersama Diandra dan juga Dinda yang sedari tadi hanya diam mendengar celotehan Keisha, Varo, Sasa dan juga Pinoy. Kedua siswi yang memiliki wajah sama tersebut memang tak suka mengurusi masalah orang lain. Tapi mereka berdua sangat perduli satu sama lain. Dan bisa dikatakan mereka berdua adalah pendengar yang baik. Sehingga Sasa senang sekali curhat dengan duo kembar ini.

"Udah lo tunggu disini aja Kei. Si Varoj uga bakalan balik lagi ke sini." ucap Diandra mencoba meyakinkan Keisha.

"Iya bener. Lo mau coklat gak?" niat Dinda menawarkan coklat justru mendapatkan pelototan dari Diandra. "kenapa lo liatin gue sambil melotot gitu mata lo? Biasa aja bisa kan?"

"Lo, kalau ngasih coklat dilihat dulu dong itu punya siapa. Asal ngasih aja. Dasar adek laknat." Oh, sepertinya Dinda baru tersadar kalau coklat itu milik Diandra.

"Elah orang juga buat temen sendiri. Pelit amatsih lo kak."

Perdebatan itupun justru membuat kedua sudut Keisha mengembang. Dan tertawa karena perdebatan kecil tersebut. "Udah deh Din, gak papa. Gue tadi udah makan coklat kok." Tolak Keisha secara alus agar perdebatan kedua kakak beradik itu segera berakhir.

"hah, dari siapa?" tanya Dinda penasaran.

"Ya, dari pacar guelah siapa lagi." Ucapan Keisha tersebut mampu membuat Sasa yang akan duduk di kursi sebelah Keisha pun terhenti dan menatap tak percaya kearah Keisha. 

-----

duhhhh siapa nih pacarnya Keisha? pada penasaran? 

My ExOnde histórias criam vida. Descubra agora