pengakuan

902 30 2
                                    

Hampir 1 bulan kami berjarak dan tak ada satu dari kami yang menghubungi duluan.
Dan hari ini setelah kejadian itu aku berangsu- angsur membaik dan mulai melupakan sedikit-sedikit kejadian itu tapi setelah aku hampir melupakan mas raka dia kembali lagi dan menyapaku dengan hangat
15.00
Mas raka : hay ra
Sebuah pesan yang membuat seluruh tubuhku menjadi panas dingin aku membalas nya singkat
Aira : iya
Mas raka : aku ganggu kamu gak?
Aira : gak. Ada apa?
Tiba tiba mas raka video call ku, sebenernya aku belum siap melihat wajah nya tapi jika tidak diangkat nanti dia mengira ku  sombong.
“assalamualaikum ra”
Sapa hangantnya dengan mimic wajah seperti orang yang bertemu penguji sidang skirpsi gugup dan sungkan 
“walaikumsallam mas, apa kabar?” sapaku terlebih dulu
“baik kamu gimana kuliah nya? Lancar?”  tanyanya
“Alhamdulillah lancar mas, gimana kerja mu lancar? ”
“lancar Alhamdulillah” jawabnya
“ gimana hubungan mu dengan kekasih mu lancar juga?” tanyaku
Seketika mimik wajah mas raka berubah seperti orang salah tingkah
“baik lancar Alhamdulillah hehe” jawabnya seperti orang salah tingkah
“Alhamdulillah” kataku,
“ra “ lirih nya
“iya kenapa mas?”
“sebenarnya saya suka sama kamu, tapi saya punya pacar gimana” katanya
Aku mematung setelah mendengar ucapannya barusan tapi aku mencoba seperti tak ada apa-apa
“sebenarnya aku juga suka sama mas raka, salah aku seharusnya aku ga ada perassaan sama kamu secepat ini tapi ya mau gimana lagi? Kita kan masih bisa berteman baik” jawabku.
“iya ra, maafin saya ya”
“iya mas gapapa” kataku
“minggu depan aku cuti mau pulang kampung neng” katanya
“oh iya? Berapa minggu?” tanyaku
“1 minggu saja, yaudah neng saya mau lanjut kegiatan dulu, kamu jaga kondisi ya jangan sampai kecapean assalamualaikum”
“ iya mas kamu juga waalaikumsallam” jawabku
  Yang aku rasa saat ini adalah aku kacau jika aku senang mendengar pengakuan mas raka tadi bahwa dia menyukaiku tapi secara tidak langsung aku menyakiti hati tiara pacar mas raka. Tapi niat ku kan hanya berteman tidak lebih semoga tiara mengerti.
Ke esokan hari nya mas raka menghubungiku
“ra sore ini ada acara?” tanyanya
“ga ada mas kenapa?”
“ temani saya mencari baju untuk ibu dan kakak saya di kampung bisa?”pintanya
“emmm yaudah boleh”
“kok kaya kepaksa gitu?”
“gak mas raka ayoo aku temenin”
“aku jemput ya jam 4 depan kosan” katanya
“untuk kali ini gak php kan? Nanti tiba-tiba kamu ada tugas kemana lagi” kataku
“ hahaha aku dapet IB hari ini”
“oke kalo gitu”
Waktu menjukkan pukul 16.00 dan mas raka sudah di depan kos ku untuk menjemputku dan kami menuju tempat perbelanjaan di daerah bogor. sesampainya kami di tempat perbelanjaan itu mas raka reflek menggenggam tanganku seketika tubuhku panas dingin dan  mas raka sadar setelah melihat wajah ku yang seperti orang bingung tak lama dia melepaskan genggamannya.
Disaat aku dan mas raka memilih baju tiba-tiba mas raka mendapat telfon dari tiara sepertinya tapi tak diangkat-angkat dengan nya padahal tidak apa-apa juga kalo mengangkatnya. Setelah membeli baju untuk ibu mas raka. Aku dan mas raka mengunjungi tukang penjual pecel ayam yang berada dibawah pohon besar. Kami makan dan sesekali membicarakan hal-hal konyol disaat kami makan dan  tiara tak berhenti-henti menghubungi mas raka dan membuat mas raka mematikan handphonenya setelahnya mas raka mengantarkanku pulang ke kosan diatas motor aku dan mas raka sering bersenandung kecil sesekali mas raka memegang betisku dengan tangan kiri nya sedang tangan kanannya memegang setir gas, sesampainya di kos mas raka langsung berpamitan untuk pulang. Aku masuk kamar dengan suasana hati yang senang.

RakaWhere stories live. Discover now