Jadi sebenarnya?

1.1K 36 1
                                    

Hari ini adalah hari pertama masuk kuliah disemester genap, rindu rasanya dengan suasana kampus ini, kampus yang di kelilingi pepohonan yang rindang. Aku berjalan ke kekelasku sambil menikmati angin sejuk dan pemandangan pepohonan yang hijau, dari arah parkiran kulihat dinda yang sedang lari dengan bergesah gesah menuju ruang dosen, sepertinya dia ingin menyelesaikan masalah mata kuliah yang belum di selesaikan nya.
.
Diruang kelas yang baru ini aku memilih duduk di tengah tengah dan seperti biasa aku selalu duduk bersebelahan dengan dinda "din kamu ngapain lama banget di ruang dosen ?". Tanyaku "biasa remed hehe" jawab nya, "eh iya ra junior sepupuku ada yang nanyain kamu loh, cie" lanjutnya sambil menyenggolku, sudah ku pastikan yang menanyakan itu pasti raka. "Iya siapa?" Tanyaku pura pura tak tau, "gatau aku juga, oiya nanti antar aku ke rumah sepupuku ya"pinta nya. Tanpa perlu basa basi aku mengiyakan ajakan nya.
.
Sepulang kuliah aku dan dinda bergegas untuk berangkat ke jakarta untuk berkunjubg kerumah sepupu dinda, sesampai nya disana aku terkejut ternyata sepupu nya dinda tinggal di asrama tentara yang letaknya di cijantung. Untuk memasuki asrama tentara ini kita harus mengikuti peraturan dimana harus menggunakan helm 2, oiya aku ke sini menaiki motor dinda karena dinda tidak ngekos seperti ku, ketika sampe di post provost helm wajib di buka, dan dipake lagi ketika sudah melewati post provost oiya disini juga gaboleh sembarang menyalakan klakson takut mengganggu katanya. Kebetulan rumah sepupu dinda tak jauh dari post provost, oiya sebelum nya nama sepupu dinda adalah mas adi. Sesampai nya di rumah mas adi kami di persilahkan masuk, "ini aira ya?" Kata mas adi, "iya mas hehe" jawabku malu malu, "makasih ya udah membantu saya kemaren", katanya, "hehe iya mas sama sama" kataku, "mas mana juniormu yang yang nanyain aira suruh main kesini dong" dengan lantang nya dinda menanyakan hal tersebut ke mas adi, aku pun langsung menyubit tangan dinda karna mersa malu, dinda pun meringis kesakitan dan mas adi dan istrinya hanya tertawa, tak lama mas adi mengeluarkan handphone nya dan seperti menyuruh seseorang untuk kerumahnya. Selang beberapa menit kami mengobrol ada seorang laki laki yang tinggi besar dengan berambut cepak dan seragam loreng nya mengetuk pintu rumah mas adi, "assalamualaikum bang" katanya, "walaikumsallam sini masuk" kata mas adi, "siap bang" katanya. Dan seperti nya aku tidak familiar dengan wajah ini, dan betul saja laki laki ini adalah temannya raka yang kemarin duduk disampingku. "Duduk sini, ini katanya kamu kemarin mau kenalan" kata mas adi, "siap bang" jawabnya sambil senyum senyum. Dugaan ku ternyata salah aku fikir raka yang menanyakan ku ternyata teman nya. Kami pun berkenalan sebentar karena dia masih ingin melanjutkan tugas nya kembali. Nama laki laki itu arief fauzi dia asal manado yang bertugas di jakarta. Kami pun sempat bertukaran nomor handphone dan instagram.
.
Waktu menunjukan pukul 3 sore aku dan dinda berpamitan pulang karena besok kami akan kuliah. Sesampainya dikosan hari sudah malam aku dan dinda beristirahat di atas kasur kecil ini, dan bergantian untuk solat. Pukul 8 dinda pamit pulang kerumah, dan aku melanjutkan kegiatan ku, aku buka novel yang baru saja aku beli tadi waktu perjalanan pulang ke kosan bersama dinda, halaman per halaman ku baca. Drtt drttt drttt handphone ku berbunyi, ternyata ada telfon tapi sepertinya ini nomor baru, kebiasaankan kalau ada nomor baru yang telfon tidak akan aku angkat sebelum dia memberi tahu ku. *ting bunyi dari whatsapp ternyata dari nomor tersebut yang berisi .
"Hay saya arief fauzi junior bang adi"
"Hay mas hehe"
"Sibuk ya kok saya telfon ga diangkat"
Belum selesai aku membalas tiba tiba dia telfon.
"Assallamualaikum neng" katanya,
"Walaikumsallam mas" jawabku,
"Ganggu kamu ya?" Katanya
"Gak kok mas cuma lagi baca novel aja"kataku,
"Oh iya, neng teman saya ada yang mau bicara sama neng" katanya,
"Siapa?" Tanyaku,
"Hallo aira ya?" Tanya nya,
Aku terdiam sejenak sepertinya aku tidak familiar dengan suara ini.
"Iya, ini siapa?" Tanyaku,
"Saya budi" jawab nya,
"Hehe hallo mas budi" kataku,
Tak lama panggilan whatsapp diubah menjadi panggilan vidio. Dan ternyata dibalik suara budi itu adalah mas raka.
"Loh mas raka?" Kataku,
"Saya budi, bukan raka" katanya,
"Ah gimana maksudnya?" Kataku,
"Iya nama asli saya budi" katanya
"Oh mas budi" kataku sambil kebingungan.
"Boleh saya save nomor kamu?" Tanyanya,
"Boleh mas, silahakan" jawabku,
"Nanti saya telfon lagi ya, saya mau nyangkul dulu sebentar, jangan tidur dulu ya" katanya,
"Iya mas" kataku, sambil kebingungan malem malem nyangkul untuk apa?, entahlah biarkan saja. Tepat pukul 10 handphone ku berbunyi lagi ternyata panggilan vidio dari mas arief.
"Hallo neng" kata mas arief,
"Hallo mas" kataku,
"Nih teman saya si budi mau ngomong lagi"katanya,
" hallo aira" kata mas raka alias mas budi.
"Hallo mas kok ga telfon pake hp sendiri?" Tanyaku,
"Saya ga punya hp hehe" jawabnya
"Oh gitu, kamu nyangkul untuk apa?" Tanyaku,
"Untuk ngubur tank yang udah gak kepake hehe" jawabnya
"Loh kok dikubur ? Ga di betulin saja?" Kataku,
"Tidak lah neng, dikubur saja" katanya,
"Oh iya deh" kataku
"Sudah malam tidur gih, besok saya telfon lagi" printah nya,
"Iya mas hehe" jawabku.
Sebenarnya aku masih ingin mengobrol banyak dengan laki laki itu tapi sepertinya dia tau kalo aku sudah tidak kuat menahan kantuk. Setelah panggilan vidio tersebut mati tiba tiba ada pesan dari mas arief yang berisi.
"Selamat istirahat neng"
-budi
Kemudian aku balas
"Selamat istirahat juga mas".
Entah kenapa pesan itu membuatku senyum senyum sendiri, tingkah konyol nya membuat ku semakin ingin mengenal diri nya lebih jauh.

RakaWhere stories live. Discover now