#18

114 10 0
                                    

*Author POV

Acara perpisahan sekolah telah selesai dan semua orang sudah mulai meninggalkan aula. Hanya menyisakan beberapa orang saja yang masih sibuk mengambil gambar untuk kenang-kenangan.

Tapi tidak dengan diana, reno dan kepala sekolah yang kini sedang mengobrol serius disudut aula.

"Ke..kenapa sangat tiba-tiba pak? Apa saya melakukan salah yang fatal sampai beasiswa saya dicabut?"tanya diana dengan memasang raut yang sulit dibaca.

"Maaf diana,berita mengenai kejadian yang kau alami setahun yang lalu itu sudah sampai ketelinga pihak perusahaan yang akan membiayai kuliahmu nanti. Setelah itu mereka mencabut beasiswa mu tanpa fikir dua kali lagi"

BRAAK..

Suara gebrakan meja yang reno buat menggema diaula yang luas itu. Nafasnya naik turun menandakan bahwa saat ini sangat emosi.

"Bagaimana bisa begitu? Bahkan kalian tak tau kejadian yang sebenarnya itu seperti apa. Apa kalian sudah menyelidiki kasus ini sebelumnya? Pasti belum kan, itu sebabnya kalian pantas kusebut brengsek"

Mendengar amukan reno yang notabenenya adalah anak yang pendiam, kepala sekolah itu hanya diam takut sambil sedikit menunduk.

"Ren, tenanglah"bisik diana

"Tenang katamu? Kau harus mengambil hak mu itu diana, kau sudah memenangkan lomba itu dan membawa nama baik sekolah ini. Dan inikah yang akhirnya kau terima? Tidak,sudah cukup selama tak ada aku kau hanya diam diana"

"Lalu kau mau apa?"suara seseorang dengan nada husky itu mendekati mereka.

"Ah,Tuan Adiasta"Kepala sekolah itu bangkit dari duduknya dan menundukan kepalanya sedikit tanda memberi hormat.

"Cih,Bukankah dia penjilat"gumam reno

"Kutanya sekali lagi Tuan Reno Suseno,apa maumu dalam hal yang kau debatkan tadi?"tanya devano membuka kancing jasnya dan iapun terduduk sambil bertumpang kaki.

"Ku yakin kau cukup jenius untuk mengerti maksudku tadi Tuan Adiasta yang terhormat. Dan tolong berhentilah memasang sayap malaikat yang suci sedangkan kau hanya jelmaan iblis yang bertanduk"ucap reno dengan tajam.

"Wah-wah.Kau sungguh berubah yah, bukankah kau pria yang selalu tak perduli dengan urusan orang lain?" devano melirik diana tajam.

"Setidaknya aku berubah menjadi lebih baik, tidak seperti dirimu itu. Dan perlu kau catat tuan. Diana bukan orang lain bagiku. Ayo diana,kita tinggalkan para manusia brengsek ini"

Reno menarik lengan diana untuk pulang. Dan itu adalah pemandangan buruk dimata devano.

Ia mengeluarkan ponselnya dan menghubingi kai.

"Tugasmu kali ini adalah, pecat semua pegawai disekolah milikku ini dan ganti dengan yang baru. Termasuk...." kata-kata devano menggantung dan melirik kepala sekolah yang masih setia berdiri disampingnya dengan raut was-was.

"Termasuk kepala sekolahnya, aku ingin semua dipecat dan diganti dengan yang baru" sambungan telpon terputus.

Devano bangkit dan menepuk pelan bahu kepala sekolah itu.

"Itu adalah hadiah yang tadi kujanjikan untuk kalian. Nikmatilah"setelah itu devanopun keluar, mengabaikan kepala sekolah yang memanggil namanya sambil tersungkur.

* * *

Reno akhirnya melepaskan genggamannya dari lengan diana setelah mereka sampai disebuah taman yang tak jauh dari sekolah itu.

"Kenapa kau hanya diam saja,hah? Dimana dianaku yang selalu memberontak saat mendapat ketidak adilan? Sungguh demi apapun, ini bukanlah dirimu" reno mengusak rambutnya frustrasi.

Obsessed Or Love (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang