#1

997 30 0
                                    

Mataku mengerjap saat sinar matahari menerobos masuk dengan tidak sopannya melalui celah gorden ku. Setelah dirasa kesadaranku mulai terkumpul akupun segera bangkit dan menoleh kearah kiri, yang lebih tepatnya kearah kalender yang terletak diatas nakas. "Ah hari rabu" akupun mendesah. Kenapa?  Tidak ada yang salah dengan harinya hanya saja hari ini adalah jadwal ku untuk les privat. Tapi ya, mau bagaimana lagi.

Akupun kali ini menggeser sedikit tubuhku sampai ketepian ranjang dan meraih kursi rodaku,dengan susah payah akhirnya akupun berhasil mendudukinya,lantas menjalankannya kearah kamar mandi dengan menggunakan tanganku.

Skiip...

Saat dirasa penampilanku sudah enak untuk dipandang, akupun memutuskan untuk keluar menuju ruang makan.
Saat sudah tiba,mataku berpendar mencari setiap penghuni rumah ini. Sampai...

"Selamat pagi tuan muda.. "sapanya yang sungguh membuatku terkejut luar biasa

"Astaga bi, aku terkejut tau"aku mempoutkan bibirku

Sedangkan beliau hanya terkekeh saja.

"Maafkan saya tuan muda, oh apa tuan mau langsung sarapan? "

"Tadinya sih, tapi dimana ayah, ibu, dan juga kakak-ku? "

"Ah, tuan muda tidak diberi tau? Hari ini kan tuan dan nyonya besar pergi untuk menghadiri acara perlombaan dance-nya tuan muda jacob"

"Ah lagi-lagi aku tidak diajak, ahaha... Tentu saja, bodoh!  Bagaimanapun kau itu hanya aib yang perlu disembunyikan"

"Tuan... Apa anda baik-baik saja? "

"Ah, ya bi. Tolong buatkan aku sereal saja, aku sedang malas sarapan yang lain. Dan tolong bawakan ke taman belakang ya"ucapku sambil memutar kursi rodaku.

Ah, ya aku sampai lupa memperkenalkan diriku sendiri. Namaku adalah Devano Adiasta, yah aku adalah putra bungsu dari pasangan Tuan Albert Adiasta dan Nyonya Riska Adiasta.*semua nama tokoh murni ngarang

Dan oh jangan lupa juga, aku ini C.A.C.A.T. lebih tepat nya sekitar satu tahun yang lalu, setelah kejadian malang menimpaku. Yah, aku mengalami kecelakaan saat diperjalanan pulang dari sekolah menggunakan mobil kesayanganku.

Aku begitu senang saat itu karna baru saja aku terpilih menjadi seorang kapten basket sekolah,dan tentu seperti yang kalian tau bukan,menjadi seorang kapten dalam sebuah tim itu tidaklah mudah, dan tidak sembarang orang bisa mendapatkannya. Rasanya aku ingin segera pulang dan memberikan kabar baik itu pada kakak-ku saat itu.

Aku memang tidak begitu dekat dengan otangtuaku sedari kecil, mungkin karna sibuknya mereka itulah alasannya. Sampai kejadian buruk itu pun menimpa ku.

Aku tidak ingat pasti bagaimana kronologis kejadiannya yang kuingat hanya saat begitu aku sadar,aku sudah berada didalam sebuah ruangan yang beraroma khas, serba putih,dan kedua kakiku yang sudah mati rasa. Sampai akhirnya dokter mengatakan pada kami bahwa aku tak bisa lagi menggunakan kedua kakiku. Yah, aku lumpuh.

Disaat itulah duniaku runtuh, mimpiku lenyap. Tuhan bahkan tak mengijinkan aku untuk menyampaikan berita baik itu dulu pada kakaku.

Aku menangis, menjerit bahkan sampai memukul-mukul kedua kakiku yang sudah mati rasa itu dengan frustrasi. Orangtuaku ikut menangis sambil menahanku,sedangkan kakakku dia juga ikut terpukul sepertiku.

Dan esok harinya diriku seolah sengaja disembunyikan dari orang-orang.itulah sebabnya semua orang hanya tau bahwa keluarga Adiasta hanya memiliki satu orang putra yang bernama Jacob Adiasta.

Ah, mengingat itu rasa sesak kembali menyeruak dalam dadaku. Rasanya aku ingin semua kembali seperti semula. Bisa berjalan tanpa bantuan apapun, berlari sambil menggiring bola, bertemu semua kawan ku. Sungguh aku selalu memimpikan hal itu datang kembali padaku.

Obsessed Or Love (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang